IRIS MATA—Makima yang kuning dan tajam itu memandang Hawks di sebelah dengan kepala dimiringkan.
"Maaf? Apa yang kau bicarakan?"
Mereka berbincang bertepatan di lampu merah.
Hawks mengerjapkan mata, mulutnya terbuka. "Eh? Maksudku, orang-orang komisi dan kau yang seorang detektif ini tak saling berhubungan 'kan? Jadi kenapa kau menerima pekerjaan dari mereka?—maksudku begitu."
Begitu hijau menyala, Makima melanjutkan jalan mereka.
"Siapa pahlawan yang kau sukai?" tanyanya, mendadak.
Hawks meneguk ludah, merinding karena Makima tersenyum dengan aura yang berbeda. Tidak bisa ditebak hingga berakhir mencekamnya.
"Kau sendiri?" ia bertanya balik.
Makima mendengkus geli. "Mengenai pertanyaanmu tentang hubunganku dan komisi, sudah pasti kau tipe yang bekerja di bawah orang lain akibat keterpaksaan dan tidak bisa menolak karena punya hutang. Atau begini—kau orang tidak berada dan berbakat, lalu ditawarkan jadi pahlawan agar bisa seperti idolamu. Dan kau terima itu sampai harus dijadikan babu para orang komisi."
Makima memperhatikan Hawks yang memasang tampang masam disertai senyuman paksa. "Keduanya, ya?"
"Keduanya," jawab Hawks cepat.
Sontak Makima tertawa.
Keduanya kemudian keluar mobil, memasuki restoran keluarga hingga mencuri banyak mata.
Makima duduk di bangku seberang Hawks, melepas mantel hitamnya. "Kau mau aku traktir? Sebagai bentuk kemenangan atas tebakan barusan."
Hawks tertawa, lalu melambai kecil. "Kalau begitu, harusnya aku yang mentraktirmu, bukan?"
Keduanya bertukar senyuman dan berniat melanjutkan percakapan. Tetapi makanan yang mereka pesan datang dengan cepat, membuat Makima dan Hawks berhenti sekejap untuk berdoa sebelum berbicara sembari menyantap sajian.
Makima tersenyum. "Aku suka All Might. Aku sangat mengidolakan orang yang selalu memikirkan orang lain meskipun harus mengabaikan diri sendiri. Bagiku, kedamaian negeri hanya ada di tangan mereka yang tak peduli akan nyawa pribadi. Aku cinta Jepang dan semua orang pandai yang ada di sini."
Hawks terdiam menyimak ucapan Makima.
"Kau penggemar fanatik All Might?" tanyanya.
Makima menggeleng. "Aku penggemar keadilan dan kedamaian. Kalau kau—mungkin suka Endeavor yang keras dan penyendiri?"
Seketika Hawks tersedak, yang mana membuat Makima berhasil mendapat jawaban tepat.
"Aku tidak hanya melihat All Might, tapi semua pahlawan untuk ku—" Makima terdiam, meminum jusnya dan berdeham. "Di mataku kau sosok yang sederhana. Ada banyak orang yang ingin menjadi pahlawan karena ditolong oleh hero lainnya, ingin menjadi mereka yang pernah menyelamatkan kita. Itu sudah biasa. Pasti kau mengalaminya, karena aku juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Madeline's Judgment [√]
FanfictionBNHA x Makima ... Makima menjadi bawahan All For One, juga seorang kakak sepupu dari penerus One For All. Semuanya berjalan lancar demi kedamaian Jepang dengan membunuh pahlawan dan sampah masyarakat, hanya saja ... ada yang ganjil sejak Makima bert...