SANG DETEKTIF, MAKIMA
—kembali bekerja.“Nah, siapa selanjutnya?”
Makima menjatuhkan Nomu dengan gelombang kejutnya. Itu sudah yang ke sepuluh, sebelum monster tanpa akal tersebut ditangkap para polisi. Namun All Might dan para pahlawan yang kehilangan jejak Liga Penjahat rupanya lebih terasa mencengangkan, ketimbang Makima dan Endeavor yang bekerja ekstra keras dalam mengunci pergerakan Nomu.
“Kita harus segera menyusul All Might dan memberikan bantuan!” ujar salah satu pahlawan.
Makima menoleh usai mengalahkan Nomu yang sedikit ia bantu dalam penciptaannya. Orang-orang yang kalah dalam Pesta Topeng Madeline dijadikan bahan eksperimen, hingga berubah sebagai monster Nomu. Tetapi yang menarik perhatian sudah bukan mereka, melainkan Endeavor yang bersiap pergi.
“Izinkan saya menumpang,” tahan Makima pada Endeavor yang langsung menyalak macam anjing.
“Hah! Kau pikir aku alat transportasi?!”
“Di sini sudah selesai. Setidaknya ada yang bisa saya bantu jika ikut Anda.”
“Bodo amat!”
Kemudian Makima menatap sang atasan. “Boleh 'kan—Detektif Tsukauchi-san?” tanyanya.
Tsukauchi tersentak. Di sini memang sudah selesai, sebagian besar berkat Makima. Jadi, mau tak mau ia setuju.
“Ji-jika Endeavor tidak keberatan ....”“Haha. Tidak mungkin beliau tidak kuat menahan berat saya.” Makima menarik tangan Endeavor, minta diangkat. “Kalau begitu sia-sia saja ototnya ada.”
Endeavor murka, semakin mengomel walau tangannya sudah bergerak menggendong Makima. “Kau tahu betul maksud rekanmu bukan keberatan yang begitu 'kan?!”
Selanjutnya mereka bergerak menuju Kamino demi menyusul All Might. Itu adalah lokasi di mana pabrik Nomu dan All For One berada.
Sejujurnya, Makima merasakan keraguan tiada tara. Tomura memang keras kepala akibat sakit hati yang diterimanya, yaitu penolakan masyarakat dan ketiadaan pahlawan di kala anak tersebut membutuhkan pertolongan.
Kalau saja Makima tidak bertanya pada Kurogiri mengenai luka hati yang dialami Tomura, mungkin ia akan langsung menghabisi seseorang yang sudah dianggapnya sebagai adik karena mereka sering cekcok lucu.
Apakah seharusnya yang dihabisi adalah All For One? Tetapi Tomura begitu menghormati penjahat itu. Khawatirnya jika All For One tiada, kebencian Tomura malah semakin membesar sebab penyelamatnya tidak ada di dunia. Lalu Tomura bakal menyalahkan pahlawan sampai mati.
Atau bunuh keduanya saja? batin Makima.
Dan mengapa sekarang Makima jadi ragu-ragu?—padahal dulu tidak pernah berpikir dua kali jika sudah menentukan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madeline's Judgment [√]
FanfictionBNHA x Makima ... Makima menjadi bawahan All For One, juga seorang kakak sepupu dari penerus One For All. Semuanya berjalan lancar demi kedamaian Jepang dengan membunuh pahlawan dan sampah masyarakat, hanya saja ... ada yang ganjil sejak Makima bert...