MAKIMA—keluar apartemen dengan penampilan barunya. Pada tengah malam ia mengendap-endap usai meninggalkan surat di ruang tamu, yang berisikan izin untuk melakukan misi dari pemerintah Jepang agar Izuku maupun Bibi Inko tak panik atas hilangnya Makima.
Tanpa membawa Tanda Pengenalnya, perempuan itu setelah keluar dari kereta mulai berjalan menyusuri gang sempit menuju tempat janji. Itu ialah bangunan kumuh yang penuh barang jelek.
“Yo, jadi kau yang butuh rumah baru?”
Di bawah lampu yang redup, Makima bersin sebelum sempat membalas sapaan yang didapat. Flu datang di waktu yang tepat. Ia menggosok hidung, lalu melirik meja di hadapan yang berdebu, di pojokan langit juga banyak sarang laba-laba.
Giran, atau broker, pria itu tertawa menyaksikan tingkah dari anak orang kaya yang kabur dan menjadi preman jalanan. Katanya, bernama Rin. Di dalam tudung jaket, rambut itu warna biru, mungkin. Pupil matanya hitam, dan besar. Hidungnya kena flu.
Makima menutupi identitasnya dari Giran karena tak ingin berbentrokan dengan orang lain, yang mungkin saja dikirim oleh komisi ke dalam misi yang sama sepertinya. Datang ke Giran juga agar tidak diselidiki komisi mengenai riwayat perjalanannya ke tingkat atas, karena sebagai seorang penyusup Makima harus mulai dari bawah.
Dan jika ia bisa bergabung dengan kelompok All For One menggunakan pribadi yang baru, itu suatu bonus. Tapi kemungkinan besar Makima tak bisa bersembunyi dari sang kawan karena mereka saling mengawasi, jadi akan lebih baik buka-bukaan ketimbang terbongkar secara tidak hormat.
“Hum!” Rin mengangguk, membuang muka dengan tampang malu. “Kalau boleh request, jadikan aku bawahan orang kaya.”
“Wah, kalau aku jadi kau, aku tidak mau berurusan dengan Yakuza! Mereka banyak aturan, biasalah orang elit!” Giran tertawa sebelum berakhir memasang tampang heran. “Aku ingin memperkenalkanmu pada rekan bisnisku, tapi entah mengapa dia tidak bisa dihubungi seharian ini. Teman-temannya juga tidak tahu. Itu setelah dia mengirim kekacauan di beberapa kota dan acara Yuuei. Dia orang kaya, duitnya mengalir terus. Kau pasti tahu Madeline. Kemarin aku mengirim beberapa orang ke sana, tapi tiga orang menghilang tanpa kabar. Aku yakin mereka sudah membuat Madeline tidak puas.”
Rin mendengkus, melirik Giran dengan tangan bersedekap. “Tidak peduli. Aku cuma ingin tidur dan makan enak. Intinya bebas!”
Giran melongok, lalu menggelengkan kepala. “Dasar anak manja,” bisiknya disertai tawa kecil.
“Bagaimana kalau kau membunuh seseorang dulu? Atau merampok? Pokoknya bikin kekacauan apa pun! Aku ingin mengirimmu ke penjahat yang sudah menyerang Yuuei, tapi mereka bukan grup lembek yang akan menerima sembarang orang. Kau mengerti?”
“Tentu saja aku mengerti!” bentak Rin, tidak terima diremehkan. “Akan kubawakan hadiah untukmu.”
Dengan jaket lengan panjang, hingga tidak memperlihatkan tapak beruang, Makima keluar dari tempat janjian. Beberapa minggu yang lalu ia telah membaca laporan milik Tsukauchi, tentang obat-obatan yang menyebar di masyarakat. Itu sejenis obat yang mampu meningkatkan quirk. Tentu saja biang onarnya Overhaul, yakuza dari Shie Hassaikai.
Makima akan mencari pengedarnya dan mencuri barang mereka. Mungkin memakan waktu beberapa hari, tapi tidak masalah. Ia ingat betul ciri-ciri orang yang memulai masalah. Dituliskan memakai setelan rapi dan membawa koper. Tapi bisa juga lebih dari itu. Masalahnya, jika ia menangkap mereka yang berada di jangkauan penjahat atau pahlawan kelas atas, maka akan mencurigakan. Jadi ia berniat bikin ribut di jalanan saja, seperti menahan mobil pikap berisi komplotan penjahat yang melaju secara ugal-ugalan dan merebut curian mereka.
“Uangnya, aku ambil.”
Setelah memberi kejutan dengan quirk yang disembunyikan dari balik lengan jaket, Makima berlari menyusuri gang sempit untuk kembali ke tempat Giran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madeline's Judgment [√]
FanficBNHA x Makima ... Makima menjadi bawahan All For One, juga seorang kakak sepupu dari penerus One For All. Semuanya berjalan lancar demi kedamaian Jepang dengan membunuh pahlawan dan sampah masyarakat, hanya saja ... ada yang ganjil sejak Makima bert...