34. KEPUTUSAN FINAL

333 56 13
                                    

MAKIMA—menjadi bawahan All For One, juga seorang kakak sepupu dari penerus One For All. Semuanya berjalan lancar demi kedamaian Jepang dengan membunuh pahlawan dan sampah masyarakat, hanya saja ... ada yang ganjil sejak dirinya bertemu salah seorang babu pemerintahan.

Keganjilan itu berupa kekacauan hati dan pikiran. Dan semuanya bermula dari hubungan kerja yang terjalin antara Makima bersama Hawks. Tetapi fakta yang tidak bisa diganggu gugat akibat pertemuan mereka ialah bahwa—kedamaian bisa diciptakan.

Makima Saibanara. Sudah lama tidak menampilkan nama tersebut dalam kepala, yang hanya berisikan sosok gadis kecil memimpikan kedamaian sebelum menjadi Detektif Makima, yang menyelesaikan berbagai macam kasus hingga masuk ke dalam jajaran pekerjaan yang dihormati selain pahlawan. Dan wujud tersebut berakhir sebagai Madeline, yang berkali-kali mengacaukan Jepang, juga seluruh dunia akibat quirk penghakimannya.

“Shigaraki Tomura, katakan tujuanmu padaku. Berdusta juga tidak masalah.”

Ketika musim gugur hampir berakhir, Makima menemukan jalan keluar dari kedamaian Jepang yang selama ini dinantikannya, di mana tak perlu pusing memikirkan kesetaraan atau keadilan.

Mimpi baru Makima mari dipikirkan lainkali, karena semua itu mudah dicapai selama keduanya terus hidup. Jika dirinya maupun Hawks bekerja, maka semakin cepat kedamaian itu datang—semakin cepat pula mereka dapat bersama.

Tetapi, yah, semoga Hawks tidak hilang rasa.

Jadi untuk sementara kubur saja mimpi mengenai menikah dan sebagainya. Karena saat Makima pikir kembali, dirinya tidak butuh amat perasaan cinta selama masih mampu menyaksikan sosok Hawks dari berita dan sebagainya.

Yang utama ialah Tomura, yang sekarang tengah memandang Makima dengan kening berkerut dari balik tangan ayahnya. Setelah berhasil menundukkan Pasukan Pembebasan, serta Gigantomachia sesosok tangan kanan All For One, kini Tomura yang sudah bertemu dengan Dokter Garaki dan berniat menjadi lebih kuat harus dihadapkan pada keegoisan Makima.

Tujuan Tomura? Tentu saja menghancurkan segalanya. Tetapi Makima jauh lebih unggul dalam segala hal. Jika ia berkata jujur, maka kematian menunggu. Namun kalau mengungkapkan kebohongan, harga dirinya seolah diinjak-injak karena berusaha menyelamatkan diri dari Makima yang sinting.

Jadi Tomura memutuskan diam, dan Makima mengangguk paham seraya pergi tanpa mengatakan apa pun.

Di luar bangunan sehabis pertemuan, Makima menatap markas dengan jari mengapit dagu.

“Lingkar keseluruhan berkisar lima ratus senti. Kalau begitu—Penghakiman.”

Hingga tidak ada yang mengira jika perempuan tersebut mampu meratakan perkumpulan penjahat, di mana Tomura dan Pasukan Pembebasan berada.

“Eri-chan, katakan pada mereka kalau Makima-san yang mengirimmu. Tidak lupa beritahu Tsukauchi mengenai bakatmu.”

Walaupun Makima sudah menuliskan catatan lengkap tentang sosok Eri dan bagaimana cara menangani gadis itu, ia tetap memberi pesan agar Eri memiliki sesuatu untuk dikatakan.

“Jangan lupa kalau Makima-san akan selalu mengawasimu. Bahkan kalau kau ingin bertemu, aku bakal segera tahu.”

Baru kali ini Makima berdusta separah itu, apalagi terhadap anak kecil. Namun tidak ada yang bisa diharapkan selain Tsukauchi, detektif yang sudah dikenalnya sejak kecil.

“Makima-san juga berhati-hatilah! Eri dengar dari orang-orang penjahat Madeline mulai bergerak lagi! Tapi mereka bilang asalkan kita bersikap baik, maka Madeline tidak akan melukai kita! Jadi Makima-san harus bersikap baik!”

Madeline's Judgment [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang