33. SINKRONISASI PALSU

169 47 0
                                    

Overhaul ditundukkan Endeavor. Tentu saja. Mau sehebat apa pun quirknya dalam memanfaatkan teman sendiri, jika lawannya ialah pengganti All Might, juga rombongan pahlawan lain, maka persentase keselamatannya bisa dianggap cuma basa-basi.

Hingga Makima muncul bersama julukan ahli penyamaran miliknya.

“Nah, selanjutnya giliranku.”

Sementara pahlawan lain bersiaga akan kedatangan Madeline, sosok polisi lelaki yang bantu menahan Overhaul itu memeriksa setiap kantong sang penjahat untuk mengambil kotak berwarna merah berisikan peluru penghilang bakat.

“Hei, apa yang kau lakukan?” tanya Overhaul yang babak belur. Ia berbaring menghadap langit dengan tangan dan kaki diborgol.

Overhaul melirik polisi muda bersarung tangan hitam yang meletakkan jari telunjuk di depan mulut usai memamerkan jarahan. “Kembalikan ...!” bisiknya menekan.

Pun Makima tersenyum. “Kukira sebagiannya menjadi milikku?”

Dan Overhaul yang sempat merasa kesadarannya hampir hilang malah kembali naik ke permukaan. Semua pahlawan yang berkumpul di sini tidak hanya berniat menghancurkan organisasinya, tetapi mengincar Madeline.

Overhaul gemetaran, bersiap berteriak sebelum Makima menjatuhkan penghakiman kepadanya.

Cahaya putih itu datang dari langit yang sudah terang menjadi semakin menyilaukan. Semua orang berpejam, tak menyangka hal yang sama akan terulang di depan mata. Dan para petugas polisi yang paling dekat dengan lokasi atas lenyapnya Overhaul kini berakhir melayang.

Makima mengerjapkan mata, melirik bulu-bulu yang mengangkat tubuhnya berada di bahu. Sayap tersebut berwarna merah, milik salah satu orang terdekatnya.

“Kalian baik-baik saja?!”

Suara Hawks berkumandang, mengejutkan yang lainnya. Lalu tubuh para polisi diturunkan.

“Hawks, kau datang!”

Tsukauchi yang menjadi salah satu pemimpin penyerbuan markas Overhaul kini mendatangi Hawks, yang mendarat di dekat salah satu polisi yang diselamatkannya.

“Iya, begitulah. Aku sudah mengantar Star and Stripe ke Kamino dan membiarkannya sendirian demi memberikan penghormatan terakhirnya pada All Might. Dan yang di sini—situasinya sangat parah, ya?”

Hawks melirik petugas polisi lelaki di sampingnya yang menurunkan topi untuk diletakkan di depan dada, sementara kepalanya menunduk.

“Lagi-lagi kita kecolongan,” jawab Tsukauchi. “Tetapi yang diincar Makima cuma Overhaul. Dia bahkan tidak menyelamatkan anak buahnya sendiri.”

Endeavor lalu mendekat bersama langkah berat, mencengkeram bahu Tsukauchi dengan kuat. “Di mana wanita itu bersembunyi?! Kalian bilang dia akan muncul?!” teriaknya.

Pun Deku yang tangannya patah ikut berkumpul. Ekspresi pucatnya sangat kentara, juga ketidakpercayaan atas perbuatan Makima barusan. Di usianya yang sangat muda, ia masih berpikir kalau kakak sepupunya cuma dimanfaatkan All For One.

“Aku ingin bicara dengan Maki-nee ...!”

Bahkan para pahlawan muda yang ikut penangkapan Shie Hassaikai juga sama takutnya dengan cahaya yang muncul dan menghilang secara tiba-tiba, sampai melenyapkan seorang manusia di depan mata mereka.

Mereka terlalu muda untuk menyaksikan itu semua.

Sir Nighteye bergumam. “Kita bahkan kehilangan anak perempuan yang dijadikan senjata oleh Overhaul.”

Makima terdiam menyimak semua pembicara. Apakah Sir Nighteye tidak menggunakan penglihatan masa depannya—agar mengetahui posisi Makima berada? Atau Makima sedang dalam permainan para pahlawan?

Madeline's Judgment [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang