HUJAN. Perpindahan musim panas ke musim gugur.
Di bawah payung kuning, Makima memandang rintik hujan dalam diam. Setelah meminta Twice membuat klona dirinya dan disebar ke berbagai tempat, akhirnya ia bisa merasa tenang berjalan-jalan di kota.
Langit sore dan tangisan awan yang berjatuhan sungguh perpaduan cantik. Makima jarang menikmatinya, ada banyak pikiran. Namun saat mendapati keindahan alam tanpa disengaja ketika sedang sibuk bekerja, maka akan ia simpan sebagai kenangan dalam hati.
Tetapi, sepi.
Seringkali Makima butuh waktu sendiri, tetapi ketika mengalaminya lagi, ia malah tidak terbiasa kembali.
“Seharusnya kubiarkan Hawks bertengger di bahu.”
Makima melanjutkan jalannya menuju kediaman Overhaul. Setelah panggung Madeline dihancurkan, ia tanpa berpikir dua kali melakukan bisnis dengan pemuda tersebut usai tahu kerjaan mereka. Pencipta obat-obatan. Selain itu, Makima juga berniat menyembunyikan tabungannya di sana.
“Gunakan uang ini sesuai kebutuhanmu.”
Overhaul menatap dua koper berisi uang di atas meja. Tiba-tiba seorang wanita yang dikenal sebagai Detektif Makima datang ke kediamannya subuh hari. Ia yang dengan terpaksa mempersilakan masuk karena didatangi orang pemerintahan tentunya sudah bersiap menghabisi Makima, tetapi orang yang datang tanpa pendamping ke markasnya itu pasti percaya diri dan mencurigakan.
“Apa maksud Anda?”
“Di bagasiku masih ada delapan koper. Aku ingin menyimpan uang itu di sini.”
Overhaul iritasi. Wanita ini duduk tegap dengan mata menatap lurus yang sangat mengganggu. Belum lagi senyuman tipis yang terlihat sebagai keramahtamahan palsu. “Cukup omong kosongnya. Katakan tujuanmu atau aku tidak akan segan-segan menyingkirkanmu.”
“Aku Madeline.”
Dan perkenalan diri singkat itu sudah cukup membuat Overhaul serta bawahannya menurunkan senjata. Pemuda itu tercengang, sebelum tertawa kecil.
“Harusnya aku bisa menebaknya sejak kau datang sendirian dengan semua uang itu.”
Makima mengangguk. “Begitulah. Inginnya kuberi pada Tomura, tapi aku yakin cuma akan digunakannya untuk top up game.”
“Ah, bocah kering itu.”
Sekali lagi Makima mengangguk. “Dan kudengar, kau menciptakan obat yang bisa memancing quirk ke tahap yang tidak bisa dikontrol. Bisa kau ubah tujuan itu menjadi obat penghilang quirk? Aku berminat untuk ikut campur.”
Overhaul mengetuk pelipis dengan jari, menatap Makima yang juga sama memakai sarung tangan sepertinya.
“Aku juga mencoba membuatnya, penghilang quirk. Tapi masih belum sempurna. Kau mau memodali kami?”
“Tepat sekali.”
“Meskipun mengorbankan seorang anak kecil?” pancing Overhaul. Ia tahu Madeline itu sinting, tetapi yang berada di depannya tetaplah detektif, sudah pasti punya hati pahlawan.
Makima terdiam singkat, kemudian mengangguk tanpa ragu. “Panggung Madeline diciptakan bukan karena alasan sepele,” balasnya yang berhasil menjawab semuanya.
“Lalu di mana anak itu?” Makima bangkit, menyentak yang lain. “Dia harus dibereskan secepat mungkin.”
Overhaul mengerutkan kening, mendongak pada Makima yang sedang melepaskan mantel hitam. “Apa maksudmu?”
Makima menunduk, balas menatap Overhaul beserta senyuman tipis. “Pencucian otak.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Madeline's Judgment [√]
FanfictionBNHA x Makima ... Makima menjadi bawahan All For One, juga seorang kakak sepupu dari penerus One For All. Semuanya berjalan lancar demi kedamaian Jepang dengan membunuh pahlawan dan sampah masyarakat, hanya saja ... ada yang ganjil sejak Makima bert...