32. PEMBUANGAN AKHIR

164 54 6
                                    

MAKIMA—pikir, dirinya sudah berhenti melakukan kesalahan. Rokoknya sungguh berhasil dinikmati, lalu kehidupan keduanya berjalan sesuai apa yang sudah dikehendaki. Namun sesuai kehendak bukan berarti berjalan mulus, karena kenyataannya batu akan selalu ada untuk menghalangi.

Overhaul telah berhasil menciptakan senjata yang mereka tunggu, tetapi tidak mengabari. Entah belum sempat memberitahu atau memang tak ingin berbagi, Makima memilih sabar menunggu. Jika Eri tidak membisik di hari terakhir kepergian mereka dari markas Overhaul, mungkin Makima berakhir plonga-plongo seperti bawahan yang menunggu perintah atasan.

Kalau begini akhirnya, terpaksa Makima menjadi pengamat saja. Twice juga sudah dibuatnya berjanji untuk tidak menggunakan parade.

Makima membiarkan rambutnya tergerai, matanya dipasangi lensa kontak warna hitam, lalu duduk di kedai kopi pinggir jalan. Tangannya diletakkan di atas paha, sementara punggungnya tegap seperti tameng baja. Ia memandang penduduk yang berlalu-lalang di trotoar, juga berbagai macam kendaraan di aspal.

Selanjutnya terdengar teriakan minta tolong, serta kegaduhan sejak All Might tiada yang semakin menjadi tiap harinya.

Di mata Makima, Jepang begitu menyedihkan akibat ketergantungan.

Kemarin, Makima berpikir bahwa kesetaraan atau keadilan harus diciptakan demi kedamaian, rupanya ia salah. Kesenjangan sosial yang dibutuhkan.

Manusia terlahir berbeda-beda, jadi mengapa disetarakan kedudukan mereka? Ada yang miskin, ada pula yang kaya. Jelek dan miskin. Baik dan buruk. Mereka punya tempatnya masing-masing. Begitu juga All For One dan orang di bawahnya. Serta All Might dan orang di bawahnya.

Makima tersenyum, mulai menganyam rambutnya sendiri sebelum pergi dengan keadaan puas hati. Tetapi tiba di luar, ia terhenti.

Kepalanya mendongak menatap langit kelabu musim gugur, lantas berharap ada yang terbang di atas sana bersama senyuman matahari yang menyilaukan mata.

Dan Makima mual.

“Saatnya menyiapkan popcorn dan cola.”

“Cara melawan Makima-san ialah dengan bertindak sesuai hukum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cara melawan Makima-san ialah dengan bertindak sesuai hukum. Dia gadisku yang sangat profesional dalam bekerja. Jadi bersikap baiklah!”

Hawks memutuskan panggilan seraya menangkap penjahat yang beraksi di siang bolong.

Memang tidak etis mengatakan bahwa Makima orang yang taat aturan, sementara aksinya sebagai Madeline saja melanggar undang-undang. Tetapi Hawks hanya ingin memberitahu cara kerja melawan Makima agar semua orang selamat tanpa ada yang kehilangan nyawa. Selain itu, Hawks ingin Makima kembali ke sisinya sekaligus menjalani hukuman bersamanya.

“Tapi, ya—tidak kusangka sampai memanggil Endeavor dan yang lain untuk menangkap Overhaul.”

Sekarang Hawks bingung, ingin berpihak pada idolanya atau 'kah pacarnya. Meskipun Sir Nighteye mengatakan bahwa Makima juga akan bergabung, entah mengapa Hakws berpikiran jika pacarnya tak bakal muncul. Makima sangat tajam, kemungkinan sudah menduga pasukan mana yang akan memimpin penangkapan.

Madeline's Judgment [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang