✧Bab 1✧

879 32 3
                                    

"1 ... 2 ... 3! HAIDAN! ADA PAK SAMSUL!"

Seorang perempuan yang dipanggil sebagai "Haidan" pun seketika bangun dari tidurnya, lalu ia melihat-lihat ke arah sekitarnya dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

"Hah? Mana?" tanya Haidan dengan suara serak khas bangun tidur.
"Di mana-mana! HAHAHAHA!" jawab seorang murid laki-laki yang bernama Satya diikuti dengan suara tawa dari seorang murid perempuan yang berada di sebelahnya yang bernama Gina.

Haidan menggelengkan kepalanya sambil bersiap untuk kembali tidur. "Betul-betul harus punya iman yang kuat kalau udah sama para setan ini," ucap Haidan pelan.

Haidan pun mulai memejamkan matanya kembali dan menikmati indahnya alam bawah sadar.

"ATTENTION, PLEASE!" seru seseorang.

Belum sampai 2 menit, Haidan kembali dikejutkan dengan seruan yang membuatnya terbangun kembali.

"PERHATIAN, PERHATIAN! Bentaaar aja, ya? Penting ini!" Murid laki-laki yang biasa disapa Jino tersebut masih berseru demi mendapatkan perhatian dari teman-temannya.

"To the point aja, Ketua!" ucap murid perempuan yang bernama Caca.
"To the point aja, ya? Aku dapat pesan dari Ibu Kepala Sekolah, katanya beliau minta sumbangan untuk sebuah panti asuhan di daerah sini. Dimohon bantuannya, ya ... Beri seikhlasnya aja," ujar Jino.

"Gak ada uang, Ketua!" kata Haidan kepada Jino.
"Gak usah bohong kamu, Ndan! Orang tadi aku liat kamu borong makanan di kantin. Kok tiba-tiba bangkrut?" ucap Jino.
"Kan itu tadi!" ujar Haidan.
"TAU! Tapi masa gak bersisa, sih?" ucap Jiro.

"Loh? Malah kelahi! Kapan sumbangannya?" tanya manusia tajir serta tak pelit yang bernama Ningsih.
"Eh iya, sekarang, kok. Hehe ... Ini, silakan ...."

Jino pun mengelilingi kelas untuk meminta sumbangan.

"Oke, terima kasih ya, semuanya!" ucap Jiro kepada seluruh murid (kecuali Haidan) setelah mereka semuanya memberi sumbangannya.

_______________________________

11:50

Masuklah ke jam istirahat kedua. Beberapa murid terlihat bersiap-siap untuk melakukan ibadah sholat Dzuhur, dan beberapa murid yang lain terlihat tenang dan tidak ada tanda-tanda bahwa mereka akan bersiap untuk sholat. Hal itu dikarenakan murid itu kalau tidak non-muslim, sedang berhalangan (bagi yang perempuan), atau memang tidak mau sholat.

Haidan dan kawan-kawan termasuk golongan para manusia yang tidak sholat, kenapa? Karena mereka sedang berhalangan.

Ini bukan sebuah alasan yang dibuat-buat agar tidak melaksanakan sholat, tapi mereka memang sedang berhalangan.

Saat ini mereka sedang berkumpul di sekeliling meja milik Caca sambil berbincang-bincang.

"Kok kamu keliatan lemes gitu sih, Ca?" tanya Ningsih kepada Caca yang terlihat tidak bersemangat.
"Lapar aku, Ning. Soalnya sisa sanguku semuanya sudah kusumbangkan tadi," jelas Caca.
"Bisanya ..." Gina menggelengkan kepalanya heran.
"Kukira tadi aku gak bakal kelaparan lagi soalnya tadi perasaanku aku tu sudah kenyang betul," jelas Caca sekali lagi.
"Bodohnya ... Sudah tau kamu itu gak bakal pernah kenyang," celetuk Haidan.
"Hih!" Ningsih menampar mulut Haidan dengan pelan.
"Lah? Betul, kan? Orang dia sendiri yang pernah bilang!" ucap Haidan yang tak merasa bersalah.
"Mau bagaimana pun, kamu harus jaga omonganmu, Ndan!" ujar Ningsih.
Sambil mengupil, Haidan menjawab, "Iya, iya!"

DIFFERENT || RYUJAKE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang