"Jum'at depan Hikari sudah balik, loh," kata Haidar sambil mengunyah makanan yang berada di dalam mulutnya.
"Iya, aku juga tau dari anak kelas sebelah," balas Gina yang juga sedang makan.
"Kayaknya ada yang bakal gamon, deh," goda Akmal kepada seseorang yang duduk di sebelah kirinya.
"Hmmm ... Iya, nih!" balas Ningsih dengan nada menggoda.
Jino menelan makanan yang tadi ia kunyah. "Gak, kok. Aku sudah gak peduli lagi sama dia," sanggahnya.
"Yang beneeer?" tanya Satya dengan wajah tengilnya.
"Beneran! Aku gak peduli lagi sama dia, sumpah!" jawab Jino.
"Wah ... Padahal dulu kamu kayak sayang banget sama dia," kata Akmal.
"Kan dulu, sekarang ya nggak, lah. Lagian aku juga sudah ada yang punya," balas Jino.
"Wizzz! Iya, iya, iya ..." balas Jaya.
Suasana hening sebentar karena mereka sedang fokus memakan makanan mereka, jadi hanya ada suara ributnya orang-orang yang berada di kantin yang terdengar.
"Kalian ini dijodohin atas dasar apa, sih?" tanya Theo secara tiba-tiba.
Haidan menelan terlebih dahulu makanan yang ada di dalam mulutnya. "Ini alasannya rada kocak, sih. Pokoknya, mamaku sama papinya Jino itu pacaran dulunya, tapi hubungan mereka gak direstuin sama kai-neneknya Jino karena dari segi penampilan nih, ya, mamaku itu penampilannya kayak anak nakal, jadi gak direstuin. Nah, putus kan mereka! Gak lama kemudian mereka dapat yang baru, nih. Mamaku sudah dapat papaku, papinya Jino sudah dapat maminya Jino. Nah, di saat itu mereka tuh mikirnya kek gini, 'Kalau kita gak bisa sama-sama, setidaknya anak kita yang bisa bersama.' Gitu, kan! Ya akhirnya mereka memutuskan untuk menjodohkan anak masing-masing yaitu aku sama Jino. Nah, awalnya tuh aku sama kakaknya Jino, si Justin. Tapi ternyata Justin nikah duluan, ya sudah, jadinya yang dinikahkan aku sama Jino, dan nikahnya juga dipercepat biar salah satu dari kami tuh gak ada yang nikah duluan kalau nikahnya jauh-jauh hari, makanya kami dinikahkan sekarang," jelasnya.
"Oohh ... Karena itu doang. Kukira karena urusan penting," kata Jaya.
Haidan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mana ada, cuma karena itu aja," balasnya.
"Tapi itu juga karena papiku sama mamanya Haidan masih gamon sampai sekarang, gila!" kata Jino.
"Iya! Bener! Bahkan mereka tuh kalau liat kami pasti bakal bilang, 'Ih, berasa liat aku sama Jamal dulu.' Atau, 'Ih, berasa liat aku sama Yulia dulu.' Gitu! Dan pasti selalu begitu!" balas Haidan.
"Anjir, bisanya gamon selama itu!" ucap Gina.
"Iya! Soalnya nih, ya, mereka itu kenal dari SMP, awalnya berteman dekat dulu, nih, sering nongkrong bareng, pas SMA mereka jadian sampai kuliah! Berarti chemistry-nya ini kuat banget, dong! Soalnya mereka sudah kenal lama dan sudah sering banget bareng-bareng," jelas Haidan.
Tung tung tung tung ... Istirahat pertama sudah selesai ... Tung tung tung tung ....
"Yah ... Sudah masukan ..." keluh Bima.
"Tapi santai aja, sih. Orang Bu Vinka juga ngaretan," kata Theo.
"Yes, tapi kita juga harus segera masuk kelas, sih. Nanti kita digosipin sama anak-anak kelas. Nanti kita dibilang, 'Mentang-mentang di circle-nya ada ketua kelas.'," balas Caca.
"Iya, tuh! Theo ini!" timpal Bima.
"Apa lagi aku?" tanya Theo yang sedikit kelas.
"Kalian duluan aja ke kelas, piring-piring kalian biar aku aja yang ngembalikan," kata Haidar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT || RYUJAKE ✓
Fanfiction{1st Perjodohan Series} Kisah seorang gadis berandalan yang bernama Haidan dijodohkan dengan seorang lelaki yang terkenal pintar di kelas bahkan di sekolahnya yang bernama Jino.