Triring triring! Triring triring!
Pukul 04.50, Jino terbangun karena mendengar suara alarm dari ponselnya yang berbunyi.
Ia enggan untuk membuka matanya, tapi tangannya bergerak untuk mengambil ponselnya yang biasa ia letakkan di atas nakas.
Namun, setelah ia terus mencoba untuk menggapai ponselnya, ponsel tersebut tidak juga ia temukan.
Akhirnya Jino membuka matanya lalu ia bangun dari posisi berbaring lalu ia pun duduk.
Ia di sana baru sadar kalau semalam ia ketiduran di mobil Haidar, tapi ia yakin kalau ia bisa di sini karena ulah Haidan.
Ia juga sudah melihat hoodie yang ia pakai semalam sudah tidak terpasang lagi di badannya. Mungkin Haidan yang lepasin, batin Jino.
Jino menoleh ke arah nakas yang berada di sebelah kanan ranjang. Ia melihat di atas nakas sudah ada tas yang ia pakai semalam, tas itu tampak bergetar.
Jino pun meraih tas itu dan membukanya, ya benar saja, ada ponselnya di dalam tas itu.
Jari tangan Jino bergerak untuk mematikan alarm pada ponselnya tersebut, setelah itu tidak ada lagi suara alarm yang mengganggu telinganya.
Jino meletakkan kembali tas dan ponselnya di atas nakas, lalu ia menoleh ke arah Haidan yang tertidur di sebelahnya.
Jino mendekati tubuh Haidan lalu menepuk-nepuk bahu istrinya tersebut. "Dan! Bangun, Dan!" ucapnya di dekat telinga perempuan tersebut.
Tubuh Haidan mulai bergerak. Kedua tangan Haidan bergerak untuk mengusap-usap kedua matanya.
"Shubuh, Dan. Sholat," kata Jino.
"Ya, lima menit lagi," ucap Haidan dengan kedua matanya yang tertutup.
"Bentar lagi adzan, loh. Gak mau mandi dulu gitu biar segar?" tanya Jino.
"Mager, ah," kata Haidan.
Jino mendengus. "Mager aja terus! Mager itu gak boleh tau! Gak dianjurkan dalam Islam!" katanya.
"Iya, iya ..." Haidan mulai terbangun dan duduk.
"Nah! Begitu, dong!" Jino mengembangkan senyumannya.
Eh? Kenapa jadi cantik, sih? batin Haidan.
"Sana cuci muka! Biar seger," ujar Jino.
"Iya!" Haidan beranjak dari kasur dan berjalan memasuki kamar mandi. Tak lama kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan kondisi wajah yang sudah dibasahi oleh air.
"Aku mau mandi dulu, ya. Jangan tidur lagi, loh!" kata Jino.
"Iya! Aku gak lanjut tidur, kok," ucap Haidan yang sudah fokus pada layar ponsel.
"Oke! Bye-bye!" Jino melambaikan tangannya sebelum ia masuk dan menutup pintu kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT || RYUJAKE ✓
Fanfiction{1st Perjodohan Series} Kisah seorang gadis berandalan yang bernama Haidan dijodohkan dengan seorang lelaki yang terkenal pintar di kelas bahkan di sekolahnya yang bernama Jino.