✧Bab 2✧

299 19 0
                                    

"Push up!"

"Ih! Berat betul! Yang ringan-ringan aja lah hukumannya! Kayak ... Gak boleh masuk kelas selama pelajaran Ibu," ucap Haidan.

Ibu guru yang biasa disapa Bu Sarah tersebut menghela napas berat. "Saya gak mau nilai kamu turun, Haidan ..." kata beliau dengan raut wajah serius.

Pagi ini Haidan dimarahi oleh guru Sejarahnya dikarenakan ia tidur saat sang guru menjelaskan materi yang mereka pelajari. Sebagai hukuman guru Sejarah yang bernama Bu Sarah tersebut menyuruh Haidan melakukan gerakan push-up sebanyak 30 kali.

"Tapi selama ini nilai saya gak ada yang turun tuh, Bu!" ujar Haidan.
"Iya ... Tapi kan setelah ini kita gak tau nilaimu kayak gimana setelah ini, sebagai pencegah agar nilaimu gak turun ya dengarin penjelasan guru dari awal sampai akhir," jelas Bu Sarah.
"Tapi---"
"Push-up aja sudah kamu! Gak usah buang-buang waktu." Bu Sarah memaksa Haidan untuk melakukan gerakan push-up.

Akhirnya Haidan pun melakukan gerakan yang disuruh oleh Bu Sarah. Saat Haidan melakukan gerakan push-up, ia terlihat mudah melakukan gerakan tersebut.

"Sudah, Bu!" Haidan bangun dari posisi push-up sambil berusaha untuk menyapu tangannya dari debu.

"Oke, boleh duduk," kata Bu Sarah.

"Loh? Jadi saya gak jadi keluar dari kelas nih, Bu?" tanya Haidan.

Bu Sarah menggelengkan kepalanya. "Nggak."

"Yahh ..." keluh kecewa dari Haidan.

"Gak usah 'yah yuh yah yuh'! Ayo kita lanjuti pelajarannya," kata Bu Sarah.

Mereka pun melanjuti aktifitas belajar dan mengajar yang tadi sempat tertunda.

_______________________________

"Lah? Tidur lagi dia!"

"Iya, mana nyenyak betul lagi!" sahut Jino.

Murid laki-laki tersebut mengangguk. "Emangnya dia gak lapar apa jam segini?" tanyanya.

"Kok tanya aku? Kan itu kembaranmu!" kata Jino

"Tau! Aku kan cuma bingung aja. Soalnya jam segini biasanya orang-orang kan lapar, termasuk aku juga, tapi kok dia kayak gak ada lapar-laparnya di jam segini?" ucap lelaki tersebut.

"Gak semua orang sama, Dar. Yang kamu rasakan belum tentu orang lain rasakan, meskipun itu kembaranmu," ujar Jino.

"Wizzz! Siap, orang bijak!" Lelaki tersebut memberikan sikap hormat kepada Jino.

"Gak gitu juga! Aku kan cuma ngasih tau sebuah fakta yang memang ada," kata Jino.

"Haha! Iya, iya!" Lelaki tersebut menepuk-nepuk punggung Jino.

Baik, perkenalkan ini Haidar, lelaki yang sedang mengobrol dengan Jino, dan dia adalah saudara kembar Haidan yang lebih muda 5 menit dari Haidan.

"HAIDAN! Eh, tidur orangnya ..." Caca memelankan suaranya saat melihat Haidan tidur.
"Kenapa, Ca?" tanya Haidar kepada Caca.
"Eh, bangunin Idan! Dia ditantang main voli sama si Difa," kata Caca.
"Oke, oke!" balas Haidar.

Haidar menoleh ke arah Haidan. "Woy, Dika! Bangun, woy!" Haidar menggoyang-goyangkan kepala Haidan.

"Ck! APA, SIH?" Wajah Haidan terlihat sangat kesal.

"Banguuun! Itu lohh kamu ditantang main voli sama si Siti," jawab Haidar.

"Loh? Kok Siti? Bukannya Dufan?" tanya Jino bingung.

DIFFERENT || RYUJAKE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang