✧Bab 32✧

84 4 1
                                    

Ckiiit!

Jino pun turun dari motor Haidan, ia melepas helm yang ia pakai setelahnya.

"Sekalian mampir, yuk!" ajak Jino kepada Haidan.

"Ayo," balas Haidan.

Mereka pun berjalan lalu mengetuk pintu utama rumah keluarga Pak Dika tersebut.

"Assalamu'alaikum!" seru Jino.

"Pakeeet!" seru Haidan.

"Hahahaha!" tawa Jino sambil memukul pelan bahu Haidan.

"Hehehe ... Biar Haidar cepat nongol, Haidar tu paling malas sudah kalau masalah bukain pintu buat tamu kayak gini, tapi kalau sudah paket yang datang, beuhhh! Gak sampai satu detik juga sudah dibukain sama dia," tutur Haidan.

"Hahaha! Semuanya ai  kayak gitu," ucap Jino.

1 menit.

2 menit.

3 menit.

Haidar belum datang untuk membukakan pintu untuk mereka berdua.

"Lamanya ai  Haidar ini!" ucap Haidan yang mulai merasa kesal.

Jino yang tahu rencana malam ini pun berpikir, kenapa tidak ada yang membukakan pintu untuk mereka?

Tiba-tiba Haidan membuka pintu rumah tersebut, lalu ia menarik tangan Jino dan membawa Jino masuk ke rumah lamanya itu.

Saat mereka masuk, ternyata di rumah itu tidak terlihat siapa pun, sepi.

Namun, karena penasaran, Haidan pun mengelilingi rumah orang tuanya tersebut untuk mencari para penghuni rumah tersebut.

Semua ruangan sudah diperiksa oleh Haidan dan Jino, ya walaupun ada satu tempat yang belum mereka periksa, yaitu halaman belakang rumah itu.

Akhirnya, mereka pun melangkahkan kaki mereka menuju halaman belakang rumah, kalau kosong juga, ya mereka akan pergi dari rumah tersebut.

Pintu menuju halaman belakang rumah pun dibuka oleh Haidan, dan saat kakinya mulai masuk ke halaman tersebut ....

"ALLAHUAKBAR!" pekik Haidar.

"Lah? Ada apa, nih?" tanya Haidan setelah ia melihat ada Dika, Yulia, Haidar, Jamal, dan Dina yang berkumpul di sana dengan kursi-kursi dan meja makan yang sudah tertata rapi di sana.

"Eh? KEJUTAN!" ucap Dika sambil tersenyum lebar setelah melihat perempuan kecilnya sudah datang.

Haidan memasang wajah datar. "Dah lambat," katanya.

"Hehehe ..." Dika mencengir sambil menggaruk tengkuknya.

Yulia menoleh ke arah Haidan. "Duduk dulu, nak," perintahnya.

"Iya, duduk kamu, sana!" Jino mendorong punggung Haidan.

"Eeeh! Sebenarnya ada apa, sih? Kok aku gak tau?" tanya Haidan sambil duduk di salah satu kursi yang diletakkan di sana.

"Kejutan," jawab Jino.

"Kejutan apaa? Aku sama Haidar gak lagi ulang tahun," tanya Haidan.

"Ya kami juga gak tau kejutan apa, pokoknya kejutan aja," jawab Jino.

"Untuk?" tanya Haidan.

"Untuk kamu, hehe ..." jawab Jino.

"Hah? Dalam rangka apa?" tanya Haidan.

"Gak ada apa-apa, sih. Cuma lagi pengen suprise-in kamu aja, lagian kan kamu jarang dikasih suprise," jawab Jino.

"Oohh ... Oke, kalau dipikir-pikir, aku senang juga bisa kayak gini, terima kasih!" ucap Haidan.

DIFFERENT || RYUJAKE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang