✧Bab 20✧

113 6 2
                                    

"Hachim!"

Dari tadi pagi, entah angin dari mana, Jino tiba-tiba demam dan sekarang sedang terbaring di kasur dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Sedangkan, Haidan sedang sibuk di dapur karena ia sedang membuatkan sup untuk Jino.

Haidan menuangkan sup yang ia buat ke dalam mangkuk yang sudah ia sediakan dari tadi setelah sup itu jadi.

Lalu, Haidan membawa mangkuk tersebut serta satu gelas air ke dalam kamar.

Haidan menaruh mangkuk dan gelas tersebut di atas nakas. Ia duduk sisi kasur dan tangannya bergerak untuk mengelus kepala Jino hingga Jino terbangun dari tidurnya. "Makan dulu, sayang ..." ucap Haidan.

Jino memejamkan kembali kedua matanya lalu ia menggelengkan kepalanya. "Gak lapar," ujarnya.

"I don't care, pokoknya kamu harus makan. Nanti malah gak sembuh-sembuh, nanti gak bisa sekolah kamu," kata Haidan bak seorang ibu yang sedang memarahi anaknya.

"Eungh ... Iya ... Uhukk, uhukk!" balas Jino yang diakhiri dengan suara batuk.

"Pintar ..." Haidan membantu Jino untuk duduk.

Setelah Jino terduduk, Haidan pun mengambil mangkuk yang tadi ia taruh di nakas dan bersiap untuk menyuapkan satu sendok sup ke dalam mulut Jino

"Say 'aaa'," pinta Haidan.

Jino menggelengkan kepalanya.

Haidan mendengus. Ia berpikir sebentar, bagaimana cara agar Jino mau makan?

Namun, tiba-tiba muncul ide yang konyol tapi kemungkinan besar ampuh.

"Ngueeeng!" Haidan menirukan suara pesawat terbang sambil menggerak-gerakkan sendoknya seolah-olah sendok itu adalah sebuah pesawat terbang.

Jino tertawa dan langsung membuka mulutnya untuk menyambut sesendok sup yang akan masuk ke dalam mulutnya.

Sup itu pun berhasil mendarat di mulut Jino, dan Jino pun akhirnya bisa memakan sup tersebut.

Setelah ia menelan sup yang ia makan, Jino pun tertawa. "Very funny!" candanya.

Haidan tertawa. "This looks so ridiculous," ucapnya yang malu dengan tingkahnya sendiri. "Tapi demi kamu juga! Kalau gak kayak gitu, gak makan nanti kamu!"

"Iya, sih ... Eh, tapi supnya enak, tau!" kata Jino.

"Iya, kah? Baguslah kalau begitu ..." balas Haidan.

"I want more!" kata Jino.

"You want more?" tanya Haidan.

"Yeah, please," jawab Jino dengan mata yang berbinar.

Haidan pun menyuapkan sesendok sup buatannya ke dalam mulut Jino.

"Kamu sudah makan?" tanya Jino setelah ia menelan makanan yang ada di dalam mulutnya.

"Belum, habis ini aku makan," jawab Haidan sambil menyuapkan sup untuk Jino.

Jino pun mengangguk sebagai tanda bahwa ia mengerti.

Setelah beberapa menit, satu mangkuk sup itu pun ludes dihabiskan oleh Jino, ia pun meminum satu gelas air putih yang sudah dibawakan oleh Haidan.

"Sudah selesai! Habis ini aku makan dulu ya di dapur," kata Haidan.

"Iyaaa," balas Jino. Yah ... Gak ada yang nemanin, dong ... keluh Jino dalam hati.

Haidan pun beranjak dari kasur sambil membawa gelas dan mangkuk dengan kedua tangannya. Ia pun keluar dari kamar untuk menaruh peralatan makan yang sedang ia bawa dan makan siang di dapur.

DIFFERENT || RYUJAKE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang