✧Bab 4✧

184 14 0
                                    

"Gila ... Penuh banget!" ujar Haidan saat melihat betapa banyak murid yang ada di kantin.

"Kalau ikut antre juga bakal lama kita berdiri di sini, banyak banget soalnya yang antre," kata Gina.

Haidan mengangguk. "Bener banget, tapi ya mau gimana lagi, perut sudah kriuk-kriuk, nih!"

Mereka menoleh-noleh ke segala arah, berharap ada kantin yang gak rame. Namun, setelah beberapa detik mereka terus melihat-lihat sekitaran kantin, yang mereka temukan bukannya kantin yang tidak rame, melainkan menemukan teman-teman mereka yang sudah duduk manis dan menikmati makanan yang mereka makan dengan santai.

"Eh, datangi mereka, yuk!" ajak Gina sambil menunjuk ke arah teman-teman mereka yang tak lain adalah Haidar, Jaya, dan lainnya.

Omong-omong, Caca dan Ningsih tidak ke kantin karena sudah membawa bekal dari rumah.

"Bah, bah, bah! Enak banget ya yang sudah dapat makanan!" ucap Haidan kepada mereka.

"Emangnya kenapa? Mau minta kah, Deck?" tanya lelaki bermata besar yang bernama Theo.

"Boleh! Minta dong dikit," jawab Haidan.

"Eits! Beli sendiri ya, Say!" kata lelaki berponi yang bernama Bima.

"Loh? Kenapa? Bagi dikit doang! Kan lumayan kalian sedekah sama orang susah!" ucap Gina.

"Gak, ah! Kami sudah capek-capek antre, malah kalian ambil seenaknya!" kata Satya.

"Wah ... Bisa-bisanya kalian nolak pahala besar!" ucap Haidan.

"Mangap! Tapi pahala gak dari sedekah doang ya, Deck!" kata Bima.

"Iya, deh! Iya!" balas Gina.

"Kalian mau makan, kan? Ini nah makan punyaku aja. Aku lagi gak nafsu makan ..." kata Jino sambil menyodorkan piringnya.

"Loh? Kenapa? Gak, gak! Gak usah! Kamu makan aja makananmu!" kata Haidan.

"Betulan! Aku lagi gak nafsu makan, soalnya perutku lagi sakit," ucap Jino.

"Kenapa? Kamu sakit?" tanya Haidan khawatir.

"Kayaknya. Soalnya perutku dari tadi sakit, aku sudah ke toilet, tapi gak ada yang keluar," jelas Jino.

"Gak mau izin pulang aja, No? Dari pada kenapa-napa nanti," tanya Gina.

"Iya, No. Masalah kelas gampang, lah!" sambung lelaki bule yang bernama Akmal.

"Bukan masalah kelas, tapi masalah pelajaran, aku takut ketinggalan materi," ujar Jino.

"Kalau masalah itu nanti kami kasih tau ke kamu nanti kalau ada materi baru," ucap Haidar.

"Iya, yang penting kesehatanmu dulu. Kalau dipaksa, nanti malah bahaya, ya akhirnya juga bakal ketinggalan materi. Yang penting kesehatanmu dulu, No. Masalah pelajaran itu gampang aja," kata Haidan.

"Ya sudah, aku pulang aja," ujar Jino.

"Oke, pulang sekarang, ya? Biar aku antar," kata Haidan.

"Makanannya gimana?" tanya Jino.

"Biar Gina aja yang habiskan! Gina. Habiskan, Gin! Ayo kita pulang!" ujar Haidan.

"Siap!" balas Gina. Alhamdulillah ... Akhirnya dapat makanan juga, batin Gina.

"Loh, loh, loh? Tumben ... Biasanya Haidan ogah-ogahan buat bantuin orang," kata Akmal bingung.

"Biarin, mungkin si Haidan habis tobat, makanya gitu," ucap Haidar yang menutupi hubungan Haidan dengan Jino.

DIFFERENT || RYUJAKE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang