✧Bab 5✧

215 13 3
                                    

"FROM STRANGERS TO FRIENDS! FRIENDS INTO LOVERS! AND STRANGERS AGAIN! TUNGTANGTANG TUNGTANGTANG!"

Itulah lirik lagu yang sedang dinyanyikan oleh Haidan sekarang, nyanyian yang amat sangat nyaring sehingga para teman kelasnya meringis karena suara Haidan membuat telinga mereka berdenging.

"KURANG NYARING, DAN! KURANG NYARING!" seru Sanjayadie alias Jaya (murid paling tajir + emosian di kelas) sambil memegangi telinganya yang berdenging.

"HA? SUARAKU BAGUS?" tanya Haidan dengan suara yang nyaring.

"Sshh ... ARGH! GAK JADI, DAN! GAK JADI!" ucap Jaya yang sudah emosi karena mendengar suara Haidan yang nyaring dan mengganggu ketenangannya.

"HAH? APA? SUARAKU BAGUS?" Haidan masih mempertanyakan itu. Namun, sebenarnya yang ia dengar memang itu, ia mendengar bahwa ada yang berkata kalau suaranya bagus.

"IYA, DAN! IYA! Tapi bisa diam gak, Dan?" ucap Ningsih.

"Emangnya kenapa?" tanya Haidan.

"Suaramu terlalu nyaring," jawab Theo tiba-tiba.

"Ih! Kok kamu sih yang jawab?" tanya Ningsih yang kesal dengan Theo karena menyela omongannya. "Nah! Bener tuh, Dan!"

"Nggak, kok! Pelan ini," ucap Haidan yang tak terima kalau suaranya dibilang nyaring.

"Terserahmu, sih ... Tapi aku saranin mending kamu diam aja, Dan. Dari pada nanti kamu didemo warga," kata Ningsih.

"Nggak, kok! Nggak bakal! Suaraku kan bagus!" ujar Haidan.

Ningsih mulai kesal. "Iya, Dan ... Tapi kamu bisa diam, gak?" tanyanya.

"Eum ... Nggak!" jawab Haidan dengan wajah tengilnya.

Tung tung tung tung ... Istirahat pertama telah selesai ... Tung tung tung tung ....

Mendengar suara tersebut, Haidan langsung melihat ke arah Caca dan Gina dengan antusias. "Kita latihan voli, kan?" tanyanya.

Caca tersenyum, lalu ia mengangguk. "Iya ..." jawabnga.

"YES! HUHUU! HOKI GAK, TUH! Latihan di jam Matematika, haha!" sorak bahagia dari Haidan.

"Wah ... Parah ... Ikut voli cuma buat bolos doang ... Wah ..." ucap Bima.

"Iya ... Wah ... Harus dilaporkan, nih!" kata Akmal.

"WADOOOH!" sorak semua murid di kelas tersebut.

"HALAH! DIAM AJA KALIAN! KAMI MENANG GAK USAH GEER YA KALIAN!" seru Haidan.

"Aih ... Gak usah emosi, orang aku bercanda aja, kok! Haha!" kata Bima.

"DIAM LU!" umpat Haidan sebelum ia benar-benar meninggalkan ruang kelasnya.

_______________________________

"SIAP, GERAK!" seru Pak Fahri selaku pelatih ekskul voli yang menginstruksi para muridnya agak mereka melakukan sikap siap.

"Baik, sebelum kita mengakhiri latihan kita karena sudah mendekati waktu istirahat kedua, saya ingatkan bahwa esok lusa kita sudah mulai turnamen, dan lusa itu kalian dari rumah langsung aja jalan ke SMAN Fajar Samarinda, gak usah ke sini dulu," jelas Pak Fahri kepada murid-muridnya.

Haidan mengangkat tangannya. "Turnamennya habis Ashar kan, Pak?" tanyanya.

Pak Fahri mengangguk. "Iya, Dan," jawab beliau.

"Oohh ..." ucap Haidan. Berarti pagi aku masih sempat kerja, batin Haidan.

"Dan hari minggunya itu kita turnamen habis Dzuhur,"  kata Pak Fahri.

DIFFERENT || RYUJAKE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang