✧Bab 17✧

104 5 0
                                    

"Ini harus dicatat ini! Jadi ..."

"Catat tuh, Kak! Jangan tidur terus!" Jino mendorong pelan kepala Haidan.

"Iya, iya, iya ..." balas Haidan yang sudah mengantuk berat.

Meskipun Haidan sudah tidak pernah bolos lagi saat pelajaran Sejarah, tetapi ia tidak pernah tidak mengantuk saat pelajaran tersebut, untung saja Jino selalu berusaha agar istrinya tersebut tidak tertidur.

Haidan pun menyatat hal yang guru Sejarah yang mereka sapa Bu Sarah tersebut katakan. Sementara Jino juga menyatat hal yang Bu Sarah sebutkan.

Tung tung tung tung ... Waktunya pulang, para siswa diharapkan untuk pulang ke rumah masing-masing ... Tung tung tung tung ....

Yesss! batin Haidan. Mendengar bel berbunyi, Haidan mengeluarkan senyuman kebahagiaannya.

Jino menghentikan kegiatan menulisnya dan meletakkan pulpennya di atas mejanya. "Jiakh! Kesenangan kamu! Perasaan tadi masih ngantuk," ucapnya.

"Haha! Siapa sih yang gak senang kalau sudah masuk waktu pulangan?" tanya Haidan sambil tersenyum lebar.

"JINO!" panggil seluruh murid di kelas.

Bu Sarah menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ck, ck, ck, ck! Sudah dipanggil-panggil dari tadi gak nyahut-nyahut," kata beliau.

"Keasikan pacaran Jino-nya, Bu!" ucap Gina dengan santai.

"Ha? Ada apa, sih?" tanya Jino yang kebingungan.

"Hah, hoh, hah, hoh! Pimpin doa, Jino!" ujar Jaya.

"Oohh ... Astaga ..." Jino menggaruk-garuk tengkuknya dan mencengir. "Ekhem! Sebelum kita pulang, marilah kita berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa, dimulai!"

Para murid kelas 12 IPA 1 bahkan Bu Sarah pun menundukkan kepalanya seraya berdoa. Mereka berdoa dengan khusyuk.

"Berdoa, selesai!" seru Jino yang membuat para murid serta Bu Sarah mendongakkan kembali kepala mereka. "Beri salam!"

Para murid pun berdiri dari tempat duduk mereka. "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!"

"Wa'alaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh," balas Bu Sarah sebelum meninggalkan kelas 12 IPA 1.

Para murid pun langsung membereskan barang-barangnya setelah Bu Sarah keluar dari kelas mereka, termasuk Haidan dan Jino.

"DAN! Malam ini kami beneran bisa ke rumahmu, kan?" tanya Caca.

"Lah? Kalian beneran mau ke rumahku?" Haidan malah bertanya balik.

"Iya, lah!" jawab Caca.

"Oohh ... Jam berapa?" tanya Haidan.

"Habis Ashar sampai jam 9 malam," jawab Caca.

"Oke,"

Haidan dan Jino pun menggendong tasnya ke atas kedua pundak mereka. Mereka berpamitan dengan teman-teman sekelas mereka, lalu mereka berjalan meninggalkan kelas mereka.

Selama mereka berjalan, Haidan terus merangkul pundak Jino dari samping, seolah-olah tidak ingin Jino hilang, dan perilakunya tersebut membuat para murid yang melihat mereka membicarakan mereka, tapi Haidan tidak menghiraukan mereka semua dan tetap merangkul Jino.

Oh iya, ada perkembangan nih pada hubungan mereka berdua! Tahukah kalian kalau sekarang mereka sudah pakai panggilan kesayangan, loh! Jino memanggil Haidan dengan sebuatan "Kak" (karena umur Haidan 1 tahun lebih tua dari pada  umur Jino), sementara Haidan memanggil Jino dengan sebutan "Sayang".

DIFFERENT || RYUJAKE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang