#40

1.4K 136 46
                                    

Hai... Zya ngerasa part ini agak kurang nyambung, tapi semoga kalian semua tetep enjoy ya sama ceritanya.

...

Happy Reading ✨
Jangan lupa vote and comment
.
.
.

Rara bersama dua teman dan sepupunya sedang berkumpul di rumah Arin. Niatnya hanya ingin main. Belakangan ini mereka sudah jarang berkumpul. Entahlah semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Urusan bareng pasangannya kali? Siapa yang tahu.

"Ra, lo lagi marahan sama Kak Jae? Gue liat beberapa hari ini kalian gak ngobrol satu sama lain. Tadi aja pas kak Jae manggil lo di kantin kok lo gak respon?" celetuk Arin membuka topik. Berkumpul sih iya, tapi semuanya lebih asik bermain ponsel mereka.

Rara menghela nafas, ia membuang asal ponselnya ke atas sofa. Jadi dari tadi mereka berempat tuh memilih selonjoran di lantai. Gak beneran dilantai sih, lebih tepatnya di atas karpet berbulu. Katanya biar lebih leluasa gerak sana sini, guling-guling pun bisa. Seperti Wony yang dari tadi putar sana putar sini seperti cacing kepanasan.

"Ya gitu," balas Rara tak minat. Bukan tak minat, tapi ia hanya sedang malas membahasnya.

"Kok bisa? Lo yang mulai duluan pasti." Kini giliran Wony yang bertanya, tertarik dengan topik yang dibahas. Ia bahkan sudah bangkit dan duduk di sebelah Rara.

Yang dituduh tak terima, dibalas delikan mata oleh Rara. "Enak aja, kak Jae tuh. Mentang-mentang lagi nemenin kak Soodam kontrol sampe lupa sama gue. Masa waktu hujan guntur petir kemarin gue dibiarin sendirian di halte. Janjinya mau jemput tapi ditunggu-tunggu tuh batang idung gak kunjung dateng. Dikira diluar ruangan saat ada petir guntur gak serem apa!" Rara mengatur nafasnya setelah mengucapkan kalimat panjang itu. Nadanya benar-benar tersirat emosi.

"Pas hari kamis yang ada guntur gede banget itu?! Seriusan lo di halte? Gak takut apa? Gue aja sampe sembunyi di balik selimut, serem cui!" ucap Wony menggebu. Ia tak bohong. Ia memang sembunyi di balik selimut saat guntur besar kamis kemarin.

Rara meringis menutup telinganya. Wony bertanya beruntun dengan nada tinggi tepat di sebelah telinganya. Telinganya jadi sakit dan berdenging.

"Ngomong jauhan dikit! Telinga gue jadi sakit nih," tegur Rara menatap tajam Wony.

Yang di tegur hanya menampilkan deretan giginya, menyengir seperti kuda.

"Eh tapi seriusan Ra?" Arin yang bertanya.

Rara mengangguk membenarkan. Maka dari itu ia sangat kesal dengan Jaehyuk. Untuk saja ia bisa pulang dengan selamat tidak tersambar petir atau semacamnya. Ih amit-amit, jauh-jauh deh.

"Sialan emang tuh orang!" desis Sieun. Sekalinya buka mulut, emang minta di cabein.

"Heh dia lebih tua dari lo! Kualat baru tau rasa," sahut Wony. Sieun tak menggubris.

Ting!

Ting!

Notifikasi dari ponsel Rara membuatnya menoleh. Tangannya berusaha mengambil ponselnya yang sedikit jauh dari jangkauan. Rara jadi menyesal telah melemparnya sampai sejauh itu.


Cwo nyebelin🦁

|temui gue di kafe 'jangan baper'
|gue harap lo dateng Ra

Read

Jangan heran dengan namanya. Rara baru saja menggantinya kemarin, karena menurutnya nama itu sangat cocok dengan Jaehyuk yang nyebelin.

Rara menatap lama pesan itu. Pikirannya bergelut antara pergi atau tidak. Jujur, Rara memang masih marah dengan Jaehyuk, tapi tidak baik bukan jika terus-terusan mengabaikan suami?

Di Jodohin | Yoon Jaehyuk [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang