#46

775 54 7
                                    

Happy Reading ✨
Jangan lupa vote and comment!
.
.
.

Beberapa hari berlalu sejak hari itu, dan hingga sekarang Rara semakin merasa bahwa sikap suaminya itu berbeda dari biasanya. Ntah apa yang sedang ditutupi cowok itu, tapi yang pasti Jaehyuk seakan sedang menghindari dirinya.

Ya meskipun ketika berada di apartemen, suaminya itu akan selalu bermanja dengannya, namun berbeda ketika mereka sedang berada di luar apartemen. Jaehyuk dengan sebisa mungkin seperti tidak ingin bertemu dengannya. Ini aneh, sangat aneh.

Begitupun dengan pagi ini, terhitung sudah beberapa hari mereka tidak berangkat dan pulang sekolah bersama-sama. Ada saja berbagai alasan yang Jaehyuk lontarkan agar cowok itu dapat pergi dan pulang sendirian. Rara sampai dibuat kesal karenanya.

Marahpun rasanya percuma karena ketika sampai di apartemen cowok itu dengan sikap manisnya akan mudah membuat Rara luluh. Curang, Rara tidak menyukainya tapi itulah faktanya.

"Ra, gue berangkat dul–" Ucapan Jaehyuk terpotong ketika Rara menyelanya dengan cepat. Gadis itu menghampiri Jaehyuk yang sudah siap untuk membuka knop pintu apartemen dengan bersedekap dada.

"STOP DISITU!" Titahnya tak terbantah.

Jaehyuk diam mengikuti apa yang Rara perintahkan. Cowok itu mengurungkan niatnya untuk kabur. Iya kabur, cara ini yang selalu ia gunakan di setiap pagi untuk dapat meninggalkan Rara. Ia akan berpamitan ketika sudah berada di depan pintu sembari meneriakkan alasannya. Sementara Rara yang masih berada di kamar hanya pasrah ketika ia keluar dan tidak menemukan keberadaan Jaehyuk lagi disana.

Jaehyuk menelan ludah kasar, Rara terlihat menyeramkan. Dengan tatapan tajamnya dan tangan yang berkacak pinggang menahan amarah. Seperti seorang istri yang akan memarahi suaminya. Sial, Jaehyuk mati kutu. Ia bingung kenapa sekarang dirinya terlihat seperti suami takut istri.

Melotot galak pada Jaehyuk, Rara berdecih kesal, "Apa? Mau ninggalin Rara lagi? Mau sampai kapan? Sengaja ngehindar, hah?!"

Mendengar nada tinggi itu, Jaehyuk sontak menggeleng pelan. Ia memejamkan matanya dengan helaan nafas lelah. Ini yang ia takutkan, tidak ingin bersitegang kembali dengan Rara. Ini bukan atas keinginannya, bukan ini yang ia mau.

Dengan perasaan berkecamuk, Jaehyuk berjalan mendekat, memangkas jaraknya dengan Rara yang kini diam enggan menatapnya. Lagi-lagi cowok itu menghela nafasnya. Ia memberhentikan langkahnya ketika keduanya sudah saling berhadapan. Diangkatnya kedua tangan mungil itu untuk ia genggam.

"Ra, lo percaya sama gue?"

Pertanyaan dadakan itu tentu berhasil membuat atensi Rara kembali pada Jaehyuk. Ia mengernyit dengan alis terangkat sebelah. "Percaya akan apa?" Tanyanya merasa tak memahami kemana arah pembicaraan ini.

"Semua yang gue lakuin, termasuk saat ini, lo bisa percaya sama gue kan?" Lagi-lagi Jaehyuk bertanya pertanyaan yang sama sekali tidak Rara mengerti arahnya. Ia bahkan bingung harus bereaksi seperti apa sekarang.

"Maksud kak Jae apa? Kenapa Rara harus percaya? Memangnya apa yang udah kak Jae lakuin?" Sungguh, Rara tidak mengerti. Ini terlalu tiba-tiba baginya.

Kenapa sampai harus membawa masalah kepercayaan. Wajar hal ini membuat Rara merasa terkejut sekaligus bingung. Apa sesuatu memang sedang terjadi? Tapi apa, kenapa Jaehyuk tidak bercerita padanya.

"Dan... apa hubungannya dengan kak Jae yang selalu ngehindarin Rara saat di luar?" Kali ini Rara bertanya dengan lirih. Ia sungguh lelah jika harus berdebat pagi-pagi seperti ini. Energinya terasa cepat sekali terkuras.

Bungkam, itu yang Jaehyuk lakukan sedari tadi. Ia tidak mungkin menceritakan semuanya. Ia tidak mau Rara mengetahuinya dan berakhir gadis itu stres dan terbebani. Setidaknya Jaehyuk harus menyelesaikan semua ini sebelum Rara mengetahuinya.

Di Jodohin | Yoon Jaehyuk [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang