#41

860 119 29
                                    

Sorry ges kelamaan hehe...

...

Happy Reading ✨
Jangan lupa vote and comment!
.
.
.

Malam ini angin berhembus dengan kencang melewati sela-sela jendela di sebuah kamar tidur yang tampak remang-remang. Hanya bermodalkan lampu tidur yang minim pencahayaan, seorang gadis menatap kosong pemandangan luar jendela yang menampilkan jejeran lampu yang menerangi jalanan.

Duduk beringsut sembari memeluk kakinya yang kedinginan karena hanya memakai baju tidur tipis bermotif boboigirl. Baju kesukaannya yang sengaja ia tinggalkan di rumah ini.

Dengan pikiran kacau, Rara memejamkan matanya lelah. Memutar kilas balik kejadian tadi siang yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi dihidupnya.

Selama ini Rara terlalu percaya dengan pikiran-pikiran positifnya. Selalu menyanggah hal-hal yang menurutnya mustahil terjadi. Melupakan hukum alam jika sebenarnya tidak ada yang mustahil di dunia ini.

Gadis itu terbodohi dengan ekspektasinya yang tinggi. Namun nyatanya ekspetasi itulah yang justru membuatnya harus merasakan rasa sakit dua kali lipat dari semestinya.

Rara selalu saja berekspektasi jika hubungannya dengan Jaehyuk akan berjalan mulus seperti mobil yang melintasi jalan tol. Namun seperti pepatah, realita tak seindah ekspetasi. Kalimat yang Rara yakini 100% kebenarannya. Nyatanya tidak akurat sama sekali.

Sekarang gadis itu hanya bisa termenung meratapi nasibnya.

"Keputusan gue udah bener belum ya?" Rara memandang kosong hamparan bintang yang menghiasi gelapnya langit malam. Matanya menyorot sendu pada satu bintang yang berkilau paling terang diantara yang lainnya.

"Ngeliat bintang gue jadi keinget kak Jae."

Flashback on

"Kak Jae! Liat deh bintang yang itu sinarnya paling terang dibanding yang lain. Mana paling besar lagi. Kayak rajanya aja."

Jaehyuk yang sedang duduk sembari memainkan ponselnya itu, lantas berdiri menghampiri Rara yang bersandar di balkon.

Gadis itu sedari tadi terus saja mengoceh tidak jelas dan berbicara sendirian. Mulutnya terus berkomat kamit mengomentari keindahan langit malam yang menurutnya sungguh masyaallah.

Jujur saja sebenarnya Rara suka gemas sendiri melihat sesuatu yang indah-indah. Sangat memanjakan mata menurutnya. Ingin rasanya ia genggam lalu uyel uyel seperti ia memegang keponakannya dulu yang baru saja lahir. Untung saja keponakannya itu masih sehat walafiat sampai sekarang. Dan karena itu juga Rara jadi harus mendengar celotehan Mamanya sepanjang malam.

Perlahan tangan Jaehyuk menelusup melalui sela sela pinggang ramping Rara hingga melingkar sempurna di atas perut mungil istri kecilnya itu.

Cowok itu kemudian menduselkan kepalanya di ceruk leher Rara dengan manja. Membuat sang empu menggeliat karena merasakan geli di lehernya hingga merambat ke seluruh tubuhnya, membuat tubuhnya itu meremang.

"Kak Jae stop! Geli tau," ucap Rara lembut sembari memain pelan rambut Jaehyuk yang menjuntai ikut menggelitik lehernya. Seketika aroma harum shampo yang Jaehyuk gunakan menyeruak masuk ke indera penciumannya. Rara sangat menyukai wangi ini dan akan tetap menyukainya sampai kapanpun.

"Kak, plis deh!" Akhirnya Rara hanya pasrah menerima perlakuan suaminya itu.

Jaehyuk mengangkat kepalanya, diletakkan dagunya di ceruk leher Rara tanpa menduselkannya lagi. "Ra lo tau?"

Di Jodohin | Yoon Jaehyuk [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang