Hola Hola 👋
Seperti biasa sebelum baca jangan lupa vote, komen and share
Vote itu gratiss tis tissSekian terima Hwanie☺️
~~~
✨Selamat membaca✨
~~~Disebuah rumah yang kecil terdapat seorang pria dan wanita yang saling berbincang. Di dinding rumah itu tertempel foto-foto dan ada dua foto yang sudah di coret dengan spidol merah.
"Bagaimana?" Tanya si pria
"Aku sudah mengecek di rumah sakit tempatnya bekerja, dan hasilnya nihil"
"Argh! Si*lan!"
"Bagaimana dengan urusanmu di sana? Apa sudah di urus?"
"Akan ku urus besok. Gara gara keluarga sialan itu aku kehilangan tanah yang bagus"
"Keluarga itu? Bukankah kau sudah membunuhnya?
"Orang suruhan ku tidak becus. Ia hanya berhasil membunuh orang sialan itu. Tidak dengan anak-anaknya"
"Lalu bagaimana keadaan di rumah itu?"
"Masih seperti biasa. Kemarin lixi gak pulang semaleman, tapi sekarang udah pulang. Aku akan menelepon nya nanti"
•••
Alexia terbangun dengan keringat dingin akibat mimpi buruk. Kepala Alexia terasa pusing dan sekujur badannya sangat sakit. Untungnya ini hari Minggu, jadi Alexia tidak perlu berangkat ke sekolah. Alexia hanya terbaring lemah tak berdaya, sekujur badannya terasa remuk, bahkan hatinya pun masih merasakan sakit karena kejadian kemarin. Kakaknya memang sering memarahi dan memukuli Alexia, tapi yang kemarin adalah yang terparah. Alexia sampai harus terluka dan mengeluarkan darah.
Yamai no namae wa koidatta nda~
Alexia mengambil handphone nya yang berbunyi, tanpa melihat siapa yang menelepon. Alexia langsung mengangkat telepon itu tanpa berpikir panjang karena kepalanya yang sedang pusing.
"Halo?"
"Eoh! Halo lixi, ini aku Hwanie"
Alexia melihat layar ponselnya dan tertera nomor tidak dikenal disana, "Lo ganti nomor Hwan?"
"Nggak, ini nomor kak Hyunsuk. Handphone gue habis baterai"
"Emm" Alexia mengangguk kecil meskipun Junghwan tidak bisa melihatnya
"Lo sakit lix? Suara Lo parau gitu"
"E-enggak. Ini karena baru bangun tidur aja"
"Syukur deh Lo gak sakit. Gimana kakak Lo? Pasti mereka marah ya sama Lo?"
"Em.. gak kok Hwan. Lo kan tau sendiri gue adik kesayangan. Mereka cuma marah kecil sih, mungkin karena khawatir"
"Hahaha, iya deh yang paling kesayangan"
"Haha, Lo kenapa nelpon Hwan?"
"Gue khawatir sama Lo"
"Gue udah gapapa kok Hwan. Gue baik-baik aja. Makasih udah khawatirin gue"
"Syukurlah Lo baik-baik aja. Ya udah gue cuma mau nanya keadaan Lo, kalau gitu gue tutup ya telepon nya. Kak Hyunsuk udah misuh misuh mau nelpon pacarnya juga hahahaha"
"Haha iya, see u Hwan"
"See u lix"
Tut
Panggilan berakhir, Alexia meletakkan handphonenya kembali di atas nakas. Alexia mencoba untuk tidur kembali karena kepalanya yang masih terasa pusing. Baru saja memejamkan matanya, handphone Alexia kembali berbunyi. Saat Alexia ingin mengambil handphone nya, ada yang menggedor pintu kamar Alexia yang membuatnya langsung terduduk karena terkejut.
TOK TOK TOK
"Iya, bentar" sahut Alexia
Cklek
"bangun Lo, bersihin rumah" baru saja Alexia membuka pintu kamarnya, Yoshi langsung memberikan perintah
"Tapi kak--"
"Gak ada tapi tapi! Berguna dikit kek di rumah ini" Yoshi langsung pergi tanpa mau mendengarkan Alexia
Alexia menghela nafas berat, ia hanya bisa pasrah dan tak bisa melawan. Alexia masuk ke kamarnya lalu mandi dan segera turun ke dapur.
Sesampainya di dapur Alexia melihat Mashiho sedang memasak. Alexia melewati Mashiho dan mengambil sapu. Baru saja Alexia berjalan beberapa langkah untuk memulai kegiatan menyapu nya, Mashiho menghentikan Alexia.
"Mau ngapain Lo! Gak usah sok rajin. Yang ada gak bersih rumah di sapu sama Lo" Alexia meletakkan kembali sapunya, "mending Lo cuci piring aja, yang bersih ya!"
"Iya kak Cio"
Deg
Mashiho sedikit terkejut mendengar Alexia yang tanpa sadar menyebut Mashiho dengan panggilannya dulu. Jujur saja ia rindu di panggil seperti itu oleh Alexia. Mashiho sebenarnya sayang, teramat sayang kepada Alexia. Tapi hatinya juga merasa benci dan marah. Bagaimana bisa Alexia membunuh Mama yang sangat Mashiho sayangi. Ingin tidak percaya dengan kenyataan pun Mashiho tidak bisa. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Alexia memegang pisau itu, pisau yang membunuh ibunya. Sehingga rasa sayangnya tertutupi oleh rasa bencinya.
Tes tes
Ditengah-tengah kegiatan mencuci piring, Alexia kembali mimisan. Dengan cepat Alexia membekap mulut dan hidungnya agar tidak terlihat oleh Mashiho. Tapi karena banyaknya Alexia mimisan, darahnya merembes keluar dari tangannya.
"Kenapa Lo!" Mashiho memutar badan Alexia yang membelakangi dirinya, "Lo mimisan dek!" Mashiho langsung mengambil tangan Alexia dan mencucinya
"Cepet cuci tangan Lo! Nanti trauma Lo kambuh" meskipun dengan nada yang marah tetapi Mashiho tetap membantu Alexia mencuci tangan dan hidungnya.
Alexia hanya menatap Mashiho dengan sendu. Ternyata kakaknya ini masih menyayangi dirinya. Masih ada yang peduli dengan dirinya. Hanya perhatian kecil seperti ini sudah membuat Alexia sangat bahagia dan terharu. Tanpa sadar air matanya berhasil lolos membasahi pipi. Mashiho membantunya sampai akhirnya mimisan Alexia berhenti.
"Lo tuh gimana sih, disuruh kerja dikit langsung mimisan! Gak ada gunanya banget Lo! Sekarang siapa yang harus bersihin bekas darah Lo ini? Gue juga jadinya!"
"Biar aku aja kak--"
"Udah Lo masuk kamar aja sana! Gak becus Lo kerja. Yang ada nambahin kerjaan gue!"
"Maaf kak" Alexia berjalan gontai menuju ke kamarnya
Mashiho mendumel sambil membersihkan lantai bekas mimisan Alexia, "maaf maaf, tiap hari itu aja terus yang Lo omongin. Jangan harap deh maaf dari kita" meskipun saat mengatakannya suara Mashiho tidak terlalu besar, tapi Alexia masih dapat mendengar perkataan Mashiho.
"Sesusah itu ya maafin gue kak. Bahkan gue aja gak tau salah gue dimana, tapi kalian gak mau percaya sama gue" gumamnya
Tbc
Udah ada yang bisa tebak siapa kira-kira pembunuh sebenarnya??🤔
Jangan lupa vote nya yaww
Lop u tomat 🍅
Ada yang jadi mantan nya Jihoon setelah pacaran selama 2 hari gak disini? Ayo komen wkwk
Akhirnya punya mantan ya teum😌
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The Antagonist✓
FanficAlexia mengira takdir sangat baik padanya dengan memberikan keluarga yang selalu menyayangi dan selalu memanjakan dirinya. Ternyata Alexia salah, takdir hanya ingin ia merasakan hangatnya musim semi sebelum merasakan dinginnya badai. Apakah ini sala...