Semilir angin yang berhembus dengan keheningan menjadi teman untuk seorang Jeongwoo yang sedang berdiam diri di balkon kamarnya. Tak ada yang dilakukannya selain menatap langit yang dipenuhi bintang dan bulan yang tertutupi oleh awan. Helaan nafas berat terus terdengar dari mulutnya. Bibirnya mungkin bungkam tanpa mengatakan apapun, tapi sedari tadi pikirannya terus ribut hingga membuatnya jengah sendiri. Merasakan udara yang semakin dingin menusuk kulitnya, ia pun memutuskan untuk masuk ke kamarnya.Baru saja kakinya melangkah menuju kasur, lagi-lagi sebuah surat di atas meja mencuri atensinya. Perasaan gundah kembali menghampiri hatinya. 3 hari sudah Alexia pergi meninggalkan dunia, dan surat di atas meja itu adalah surat yang diberikan oleh Alexia untuknya. Jeongwoo tak sanggup membukanya, hatinya belum siap. Alexia sudah seperti adik perempuan baginya, bahkan semua orang di rumah itu adalah keluarga bagi Jeongwoo. Dirinya yang telah berteman dengan Haruto sejak SMP dan selalu bermain ke rumahnya membuat Jeongwoo sangat dekat dengan semua orang di rumah itu, tak terkecuali Alexia dan ibunya. Bahkan Aletta sudah seperti ibu kedua bagi Jeongwoo.
Jeongwoo bahkan sempat marah dan tak pernah bicara pada Haruto saat mengetahui perlakuannya terhadap Alexia. Ya, sesayang itulah dirinya dengan Alexia yang sudah seperti adik perempuan baginya.
Saat ia mendengar kabar tentang kepergian Alexia, membuat kaki Jeongwoo terasa lemas, bahkan ia melajukan mobilnya seperti ugal-ugalan untuk menuju rumah Alexia yang telah menjadi rumah duka itu.
Setelah lama memandang dengan nanar surat itu, akhirnya Jeongwoo memutuskan untuk membacanya. Jeongwoo menarik nafas terlebih dahulu untuk menyiapkan hatinya. Perlahan ia buka surat itu dan membacanya.
To: Kak Jeongwoo
Kak Jeongwoo... Kakak kedelapan aku hehe..
Semoga kakak baca surat ini disaat aku udah gak ada. Aku malu kalau kakak bacanya waktu aku masih ada.Makasih ya kak udah jadi teman baiknya kak Haru. Makasih udah hadir di keluarga kami, kakak itu mood booster banget di rumah. Aku gak pernah berhenti ketawa setiap ada kakak. Bahkan mama selalu cari kakak kalau gak ada datang kerumah 3 hari hahaha...
Aku cuma mau bilang ke kakak, jangan lupa jaga kesehatan. Maaf aku gak bisa jadi partner kakak lagi buat ngerjain kak haru.
Aku harap kak Jeongwoo gak terlalu bersedih kaya waktu mama pergi. Tolong jangan ada air mata kak.
Aku titip kak haru ya, kak. Jangan biarin dia nangis tiap malem lagi. Dan tolong maafin kak haru dan kakakku yang lain. Jangan terlalu marah ke mereka saat kakak tau kebenarannya nanti. Mereka gak sepenuhnya salah.
Jangan lupa juga kunjungi aku kalau kakak senggang. Bawa bunga juga ya kak hehe..
Aku gak terlalu pandai merangkai kata-kata kak, jadi itu aja yang mau aku bilang ke kakak.
Semoga kak Jeongwoo bahagia selalu.
Alexia pamit.
Tanpa sadar air mata Jeongwoo jatuh dan membasahi pipinya. Dengan cepat ia menghapusnya karena membaca permintaan Alexia untuk tidak ada air mata. 3 kali Jeongwoo harus merasakan kehilangan wanita tersayangnya. Setelah ibunya dan Aletta, sekarang Alexia pun pergi.
Jeongwoo merasa gagal memenuhi janjinya kepada Aletta untuk menjaga dan membuat Alexia bahagia selalu. Meskipun janji itu tidak ia sebutkan kepada Aletta, tapi saat kepergian Aletta, Jeongwoo pernah berjanji kepada dirinya sendiri untuk terus menjaga dan membuat Alexia bahagia.
"Gue akan berusaha maafin mereka, lix." Ucap Jeongwoo dengan lirih.
Jujur saja, Jeongwoo masih sedikit marah kepada Haruto. Jika saja Jeongwoo tau bahwa selama ini Alexia mendapatkan perlakuan buruk dirumahnya, sudah dipastikan ia akan membawa Alexia untuk tinggal bersamanya.
Namun, meskipun masih marah dengan Haruto dan saudaranya, Jeongwoo masih sering datang kerumah mereka untuk menemani Haruto karena permintaan dari Alexia. Jujur saja ia sangat merasa miris dengan keadaan Haruto sekarang yang hanya selalu mengurung diri di dalam kamar.
"Istirahat dengan tenang ya, lix. Jangan sakit lagi." Lirih Jeongwoo lalu mengirimkan doa untuk Alexia.
Chapter spesial: isi surat Jeongwoo
👇Jangan lupa vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The Antagonist✓
FanfictionAlexia mengira takdir sangat baik padanya dengan memberikan keluarga yang selalu menyayangi dan selalu memanjakan dirinya. Ternyata Alexia salah, takdir hanya ingin ia merasakan hangatnya musim semi sebelum merasakan dinginnya badai. Apakah ini sala...