Chapter 21: kecurigaan

1.2K 122 23
                                    

Halo Hola 👋
Seperti biasa jangan lupa vote komen and share
Vote itu gratiss tis tis looohh...


Sekian terima lawoo
~~~
✨ Selamat membaca ✨
~~~~

Oh iya, jangan lupa putar lagu yang di atas ya👆, biar makin ngefeel☺️

Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi, tetapi Yoshi masih setia duduk di balkon kamarnya seorang diri. Beberapa kali helaan nafas berat lolos dari mulutnya. Ia menatap ke arah langit yang dipenuhi bintang guna menenangkan dirinya. Perasaan bersalah mulai timbul di benaknya. Yoshi merasa bersalah karena perkataannya kepada Alexia. Perkataan itu terus-menerus terngiang di kepalanya.

"SEHARUSNYA LO AJA YANG MATI, BUKAN MAMA!"

"Haish, Lo tuh bikin gue bingung lix, sebenarnya Lo itu jahat atau nggak sih? Kenapa disaat gue mulai percaya dengan Lo, Lo hancurin lagi kepercayaan gue" monolog Yoshi

"Gue keterlaluan, gak seharusnya gue ngomong gitu ke lixi" Yoshi tiba-tiba teringat hari dimana Alexia emosi dan pingsan dengan hidung yang mengeluarkan darah.
(Chapter 13: bom waktu yang meledak)

Flashback on

DUGH!

"LIXI!!" teriak Jaehyuk dan langsung menghampiri Alexia diikuti yang lainnya.

"Darah!" Pekik Doyoung saat melihat cairan merah yang mengalir dari kepala Alexia. Jangan lupakan hidungnya yang juga masih mimisan membuat baju Alexia penuh akan noda darah.

"Dek! Bangun!" Jaehyuk menepuk-nepuk pipi Alexia berharap adiknya masih sadar. Tapi nyatanya Alexia sudah tak sadarkan diri setelah Jaehyuk meneriaki namanya tadi.

"YOS SIAPIN MOBIL! CEPET!" perintah Jihoon kepada Yoshi yang langsung bergegas melaksanakannya. Jihoon pun berlari ke kamarnya untuk mengambil handphone dan dompetnya. Junkyu yang masih terkejut dengan apa yang terjadi masih terdiam membisu melihat keadaan Alexia.

"Woi! Bangun Lo! Gak usah pura-pura pingsan!" Tukas Haruto

"Ruto, Mendingan Lo diem!" Hardik Jaehyuk

"Gak kak, dia cuma pura-pura. Dia pasti bangun! Lixi bangun gak Lo sekarang!" Tanpa sadar air mata Haruto telah jatuh melihat adik kesayangannya tak sadarkan diri dengan keadaan berdarah.

"Dek, gue mohon bangun" lirih Mashiho menahan air matanya

Nyatanya sebesar apapun rasa benci mereka ke Alexia, rasa sayang itu masih tetap ada sekecil apapun bentuknya. Meskipun mereka selalu mengatakan hal yang buruk kepada Alexia dan berharap kematiannya, itu semua hanyalah perkataan yang sebenarnya tidak bisa mereka hadapi jika memang terjadi. Mereka masih belum siap kehilangan lagi. Kematian ibu mereka sudah menoreh luka yang cukup dalam, bahkan mungkin menganga. Kenyataan yang tak ingin mereka terima itulah yang membuat mereka mencari pelampiasan untuk disalahkan hingga membuat mereka tenggelam dalam kebencian dan buta. Buta akan kenyataan yang bisa saja berbanding terbalik dengan perkiraan mereka. Dan juga tanpa sadar karena kebencian itu mereka memperparah luka yang ada di hati Alexia hingga membuat Alexia menjadi rapuh seperti sekarang ini.

Jihoon yang keluar dari kamarnya langsung menghampiri Alexia dan mengangkatnya untuk menuju ke mobil yang sudah disiapkan Yoshi. Jaehyuk berjalan didepan Jihoon untuk membukakannya pintu.

"Gue ikut kak!" Seru Haruto

"Gue juga" sahut Doyoung

"Kalian ikut mobil gue aja" mereka langsung mengangguk. Mashiho pun berlari ke kamarnya mengambil kunci mobil. Jihoon melanjutkan jalannya menuju keluar rumah.

"Kak Lo ikut atau enggak?" Tanya Doyoung ke Junkyu yang masih diam dengan wajah yang pucat.

"Kak?" Doyoung menepuk pundak Junkyu yang membuatnya tersadar lalu mengangguk.

"Ayo!" Mashiho datang dan langsung mengajak mereka pergi.

Junkyu membantu Haruto berjalan dengan memapah nya karena kakinya yang terasa sakit saat berjalan akibat ditimpa Alexia saat jatuh dari tangga.

Tin! Tin!

Yoshi melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Beberapa kali dirinya terus mengklakson kendaraan yang menghalangi jalannya. Jihoon dan Jaehyuk yang berada di mobil itu hanya bisa terus memegangi Alexia agar tidak terjatuh. Jaehyuk yang memangku kepala Alexia juga terus membekap luka di kepala Alexia menggunakan tangannya agar darah yang keluar tidak terlalu banyak.

Sesampainya di rumah sakit Alexia langsung ditangani oleh dokter Kim yang kebetulan memang sedang bertugas di hari itu. Mereka menunggu Alexia di luar rumah sakit dengan keheningan yang mendominasi, tetapi isi kepala mereka tidak dapat diam sedari tadi, bahkan detak jantung mereka juga masih kencang. Situasi ini hampir sama seperti kejadian waktu itu, karena itulah mereka menjadi sangat panik. Mereka tidak siap menghadapi situasi itu lagi, situasi dimana mereka ditinggalkan oleh orang yang mereka sayang tanpa adanya berpamitan dengan baik.

Alexia membutuhkan banyak darah. Mereka kesana-kemari mencari darah serta pendonor karena darah yang dibutuhkan Alexia lumayan banyak. Setelah Alexia selesai ditangani, dokter memanggil wali dari Alexia, dan jihoon dan Yoshi lah yang datang menemui dokter Kim. Dari situlah mereka tau bahwa Alexia mengidap leukemia.

Semenjak kejadian itu sikap mereka memang mulai berubah terhadap Alexia. Tetapi karena belum adanya bukti yang pasti, mereka masih ragu untuk mempercayai Alexia. Itulah mengapa mereka mulai memberi perhatian kepada Alexia lagi meskipun dengan cara yang sedikit kasar.

Flashback off

Setelah mengingat hal itu Yoshi beranjak dan menghampiri kamar Alexia. Dengan perlahan ia membuka pintu kamar Alexia dan menutup nya kembali. Yoshi duduk di tepi ranjang Alexia dan memperhatikan wajah Alexia yang sedang tertidur dengan pulas dan keringat yang membasahi wajahnya.

"Maafin gue, dek. Gak seharusnya kakak ngomong gitu ke kamu. Kakak sebenarnya sayang sama kamu, tapi kakak juga gak bisa maafin perbuatan kamu" Yoshi berbicara dengan berbisik agar tidak membangunkan Alexia.

Alexia mulai gelisah dan bergumam, "Mama, aku takut.... Papa jangan sakiti mama..." Yoshi mengerutkan keningnya melihat Alexia yang mengigau dan berkata seperti itu.

"Papa?" gumam Yoshi. Yoshi pikir keringat di kening Alexia karena kamarnya yang panas, tapi kenyataannya Yoshi tidak merasakan panas sama sekali disini. Sekarang Yoshi mengerti, Alexia sedang bermimpi buruk. Baru saja Yoshi ingin membangunkan Alexia, tetapi ia urungkan hal itu. Yoshi tidak ingin terlihat bahwa ia peduli. Karena itu ia hanya mengusap dengan lembut kepala Alexia dan beberapa menit kemudian ia pergi dari sana.

"Apa maksud dari perkataan lixi?" Heran Yoshi

Tbc

Bagaimana chapter kali ini teum??
Semoga kalian tidak bosan ya 😭

I'm Not The Antagonist✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang