Raut wajah sedih masih terpatri di wajah Junghwan yang masih menggunakan setelan serba hitamnya. Ia baru saja pulang dari tempat pemakaman Alexia. Junghwan duduk di sofa ruang tamu, menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata guna menghilangkan rasa penat. Junghwan lelah, ia lelah menahan air matanya sedari rumah duka tadi. Setetes pun tak ada air mata yang dikeluarkan olehnya. Junghwan tau Alexia tak akan suka dengan air mata, terlebih di hari kepergiannya. Karena itulah Junghwan tak menangis sedikit pun.
Hyunsuk yang baru masuk ke rumah langsung duduk di sebelah Junghwan dan menepuk bahunya untuk menguatkan. Hyunsuk memang baru-baru ini dekat dengan Alexia, tapi ia akui kepergian Alexia juga memberikan kesedihan untuknya. Ia mengerti Junghwan yang kenal lebih lama pasti merasakan kesedihan yang lebih daripada dirinya.
"Gue gagal jadi sahabat yang baik, kak." Ucap Junghwan yang masih memejamkan mata dan menutupnya menggunakan tangan.
"Gue gak pernah tau masalah dia, gue bahkan gak tau tentang penyakit dia. Tapi lixi, dia tau semua cerita gue, dia tau semua masalah gue. Gue gagal jadi sahabat yang selalu ngertiin dia." Lanjutnya lagi.
"Lo gak gagal, Hwan. Ini udah takdir. Alexia pasti ada alasan sendiri gak berbagi ceritanya sama Lo." Jelas Hyunsuk
Junghwan menghela nafas berat lalu membuka matanya yang sudah memerah karena menahan air mata.
"Padahal gue berniat nembak dia di hari kelulusan nanti." Gumam Junghwan dengan lirih.
"Gini amat kisah cinta pertama gue." Lanjutnya lagi
Hyunsuk menepuk punggung Junghwan untuk menguatkannya.
"Belum jodohnya berarti." Ucap Hyunsuk.
"Coba aja gue bilang dari awal, setidaknya gue bisa tau gimana perasaan lixi ke gue." Lirih Junghwan lalu berdiri dari duduknya, "Gue ke kamar dulu, kak." Pamitnya ke Hyunsuk yang dibalas anggukan kepala oleh Hyunsuk.
Junghwan berjalan dengan gontai dan lesu menuju kamarnya. Saat ia akan membuka pintu kamarnya, Junghwan teringat sesuatu. Titipan yang lixi berikan saat di cafe. Dengan cepat ia membuka pintu kamarnya dan menuju lemari tempat ia menyimpan titipan Alexia.
Setelah mengeluarkan surat yang memang untuk dirinya, Junghwan menatap surat itu dengan nanar.
"Padahal waktu Lo ngasih ini, Lo bilang gak akan kemana-mana, lix. Nyatanya Lo pergi dan gak akan kembali." Lirih Junghwan.
Junghwan pun membaca isi surat itu.
To: Hwanie, sahabat kecil gue
Hai, Hwan...
Gimana kabar Lo? Semoga selalu baik yaMaaf, gue gak bisa nepatin janji untuk lulus sama-sama dan lanjut kuliah sama-sama.
Tapi gue yakin, Lo pasti bisa dan bakalan jadi orang yang sukses nantinya tanpa perlu ada gue di samping Lo.Hwan, makasih.
Makasih Lo udah hadir di hidup gue, makasih Lo selalu percaya dan dukung gue. Makasih untuk segalanya. Lo sahabat terbaik yang pernah gue punya, kehadiran Lo menjadi penguat buat gue bertahan hidup.
Gue tau Lo pasti marah karena gue suka memendam masalah gue sendiri. Gue paham Hwan, Lo cuma mau bantu gue sebagai sahabat yang baik. Tapi maaf hwan, gue gak mau nambah beban pikiran Lo lagi. Kehadiran Lo di hidup gue dan selalu dukung gue aja udah lebih dari cukup Hwan.
Tolong jangan marah lagi ya, Hwan. Nanti cepet tua. Tapi Lo lucu sih kalau ngambek, kaya anak kecil haha...
Bercanda Hwan, jangan marah ya hehe
Oh iya, tolong titipan gue buat kakak gue di kasih nya seminggu setelah kepergian gue ya. Biarin mereka nenangin hati mereka dulu. Makasih ya Hwan, udah nyimpen titipan gue dengan baik.
Sekali lagi gue minta maaf dan makasih ke Lo.
Gue sayang sama Lo Hwan, tapi gue sadar diri, hidup gue gak lama lagi. Bagi gue jadi sahabat Lo aja udah bahagia. Gue harap Lo juga bahagia selalu ya, sahabat kecil gue, cowo kulkas 10 pintu haha..
Goodbye Hwanie...
Selesai membaca surat itu, Junghwan merasa bingung harus bersedih atau bahagia. Ia bahagia rasa yang ia simpan ternyata juga dirasakan oleh Alexia. Tetapi Junghwan juga merasa sedih, rasa itu tak sempat di ungkapkan nya, bahkan kehadiran Alexia pun sudah tidak ada lagi di sampingnya.
"Setidaknya gue udah tau gimana perasaan Lo sama gue, lix. Makasih kenangan bahagianya." Ucap Junghwan.
~~~
Oke, sampai disini aja bonchap nya ya🥲
Untuk isi surat kakak Alexia, isinya kurang lebih sama seperti yang Alexia bilang di malam terakhirnya.
Sekian terima Yoshi
See u di new book nanti
Sementara akun ini mau di sewa mixue dulu awokawok
Teubaa👋
👇 Jangan lupa vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The Antagonist✓
Fiksi PenggemarAlexia mengira takdir sangat baik padanya dengan memberikan keluarga yang selalu menyayangi dan selalu memanjakan dirinya. Ternyata Alexia salah, takdir hanya ingin ia merasakan hangatnya musim semi sebelum merasakan dinginnya badai. Apakah ini sala...