(It's okay - Treasure)
Sangat disarankan memutar lagu diatas 👆
Kalau bacaan nya masih ada tapi lagunya habis, diulang-ulang aja☺️✨ Selamat membaca ✨
Alexia yang baru selesai mandi, duduk di kursi meja belajar. Alexia menulis sesuatu di sebuah kertas, yaitu list keinginan terakhirnya. Ternyata sudah hampir semuanya terpenuhi. Alexia masih tidak menyangka hampir semua keinginannya bisa dipenuhi, ia sangat bahagia. Setidaknya saat ia pergi tidak ada rasa penyesalan di hatinya.
Keinginan terakhir:
1. Mendapatkan maaf dari semuanya✓
2. Maskeran bareng kak Ajun✓
3. Masak bareng kak Cio✓
4. Kumpul dan makan bareng lagi di meja makan sama semuanya✓
5. Pergi ke karnaval lagi bareng kak Dobby✓
6. Cerita-cerita lagi bareng kak Yoshi dan kak Jihoon✓
7. Di elus kepala sama kak Jae✓
8. Mereka semua di sisi aku saat menghembuskan nafas terakhir."Gue gak nyangka list ini bisa di ceklis." Alexia menyimpan kembali kertas itu di lacinya.
Saat Alexia hendak berdiri, hidungnya kembali mengeluarkan darah, lagi-lagi Alexia mimisan. Dengan cepat Alexia mengambil tisu dan mengelap darah yang keluar dari hidungnya. Setelah mimisannya berhenti, Alexia termenung di kursinya, teringat pembicaraan dirinya dan dokter Kim waktu di rumah sakit.
"Dok, berapa lama lagi waktu saya?" Tanya Alexia
"Jangan berbicara seperti itu, Al. Kamu harus yakin bahwa kamu bisa sembuh" ujar dokter Kim
"Aku tau dok, penyakit aku semakin parah, aku merasakannya sendiri. Semakin hari tubuh ku sudah merasa lemah, Dok"
Dokter menghela nafas pelan, "maafkan saya. Kanker kamu memang semakin parah, Al. Sepertinya melakukan kemoterapi pun tidak akan memberikan dampak yang besar. Tapi kamu tidak boleh menyerah Alexia. Kamu harus yakin dengan kesembuhan kamu"
"Saya lelah, Dok. Semakin hari rasanya semakin sakit, tubuh saya semakin terasa lemah. Tolong jangan katakan hal ini ke kakak saya, Dok. Saya tidak ingin menyusahkan mereka lagi"
"Tapi mereka harus tau tentang ini, Al."
"Jangan, Dok. Saya mohon. Anggap ini permintaan terakhir saya" dokter Kim terdiam melihat ke arah Alexia, ia bingung harus menjawab apa.
"Aku tau dokter hanya ingin yang terbaik untuk pasien nya, tapi aku mohon Dok, biarkan mereka tidak tau tentang keadaan saya"
"Baiklah, tapi saya harap kamu masih tetap terus berjuang untuk kesembuhan kamu"
"Terimakasih, dokter."
Alexia tersadar dari lamunannya saat ponselnya berbunyi yang menandakan sebuah telepon masuk. Saat ia melihat di layar ponselnya ternyata Junghwan yang menelepon. Alexia pun mengangkat telepon tersebut.
"Halo, lix" sapa Junghwan disana
"Iya, Hwan. Kenapa?"
"Gapapa, tetiba kepikiran Lo aja" Alexia terkekeh kecil mendengar perkataan Junghwan
"Lo lagi ngapain, Lix?" Tanya Junghwan
"Lagi duduk aja, habis ini mau nonton bareng dengan yang lain"
"Waah seru ya punya banyak kakak, pasti gak kesepian" Alexia hanya membalas dengan tawa kecilnya.
"Hwan, barang yang waktu itu gue titip ke Lo masih ada kan?"
"Masih, lix. Belum gue buka"
"Syukurlah, jangan dibuka dulu ya. Gak lama lagi kok"
"Emangnya apa sih isinya? Jadi penasaran gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The Antagonist✓
FanfictionAlexia mengira takdir sangat baik padanya dengan memberikan keluarga yang selalu menyayangi dan selalu memanjakan dirinya. Ternyata Alexia salah, takdir hanya ingin ia merasakan hangatnya musim semi sebelum merasakan dinginnya badai. Apakah ini sala...