Chapter 22: Ingatan yang kembali

1.3K 116 34
                                    

Halo Hola 👋
Sebelum membaca di vote dulu ya pren☺️
Komen dan share juga sekalian hehe

Sekian terima Woopy
~~~
✨ Selamat membaca ✨
~~~

Pada pukul lima pagi, matahari baru saja menunjukkan sinarnya walau belum terlalu terang. Alexia terbangun dari tidurnya dengan wajah yang pucat dan keringat yang mengucur deras dari keningnya. Bahkan air matanya yang sudah mengalir dari ia tidur justru bertambah deras saat ia terbangun. Alexia berusaha mengatur nafasnya yang tidak beraturan, hatinya pun terasa sesak. Alexia baru saja mengingat semua kejadian itu melalui mimpi, lebih tepatnya ingatan dari kejadian yang terputar kembali melalui mimpi.

"Hah... Hah... Gak mungkin hiks... Gak mungkin!" Alexia melempar bantal nya ke lantai.

"Kenapa, Pa?! Kenapa harus papa, kenapa papa tega?! Hiks" Alexia menangis tersedu-sedu

"Aku gak berguna! AARGHH! kenapa aku baru ingat sekarang! Seharusnya dari dulu pembunuh itu dihukum!" Alexia memukul dan menjambak rambutnya karena frustasi.

"Papa jahat, selama ini kasih sayang papa palsu. Sekarang aku harus percaya sama siapa lagi? Aku pikir cuma papa satu-satunya orang yang selalu dukung aku. Tapi ternyata papa ada maksud lain baik sama aku!" Alexia membekap wajahnya dengan bantal untuk meredam suara tangisnya yang tak dapat ia tahan. Matanya yang sudah bengkak karena menangis tadi malam menjadi semakin perih karena Alexia menangis lagi.

Setelah berjam-jam menangis, Alexia akhirnya dapat menenangkan diri. Meskipun masih ada sedikit isakan akibat menangis terlalu lama, tetapi Alexia sudah dapat mengendalikan air matanya agar tidak tumpah kembali. Alexia kemudian mengirim pesan kepada Jihoon bahwa dirinya tidak masuk sekolah hari ini karena sakit.

Kak Ji🌞

Kak Ji aku izin gak masuk sekolah ya|
Kepala aku pusing, kak|

|Ya.
|Tapi Lo gak boleh kemana-mana, tetap dirumah

Iya kak|

Selesai mengirimkan pesan Alexia menghidupkan komputer nya di meja belajar. Ia menghubungkan flashdisk lalu menyelesaikan editan video nya. Alexia juga menulis surat untuk semua kakaknya dan juga Junghwan, bahkan Alexia juga membuatkan surat untuk Jeongwoo. Meskipun Jeongwoo adalah teman Haruto, tetapi Alexia memang sangat dekat dengannya, Alexia juga menganggap Jeongwoo seperti kakaknya sendiri. Entah mengapa Alexia merasa harus menyelesaikan semua surat dan editannya hari ini. Tetapi sekarang Alexia bingung bagaimana cara memberikannya kepada semua kakaknya, apakah mereka mau menerimanya jika Alexia yang memberikannya. Sebuah ide terlintas di pikiran Alexia. Ia akan menitipkan nya kepada Junghwan sekalian memberikan surat untuk Junghwan.

Hwanie🍩

Hwan, pulang sekolah bisa ketemuan?|
Di cafe waktu kita pertama ketemu|

|Gak bisa lix, Lo inget kan yang kemarin gue bilang

Pliss, Hwan|
Sekali ini aja, ada yang mau gue kasih|

|Yaudah gue usahain, nanti gue kasih tau kalau udah pulang sekolah

Makasih Hwanie|

|Iya

Sore harinya disaat Junghwan sudah pulang sekolah, Alexia berangkat ke cafe menggunakan ojek online. Rumahnya yang sedang kosong membuat Alexia dapat keluar dengan mudah tanpa takut ketahuan oleh Jihoon. Sesampainya di cafe Alexia langsung menghampiri Junghwan yang sudah duduk di salah satu meja cafe. Kebetulan cafe tidak terlalu ramai saat itu. Setelah saling menyapa dan memesan makanan, Alexia mulai berbicara tujuan nya mengajak Junghwan bertemu.

"Jadi, ada apa Lo ngajak ketemuan lix? Apa yang mau Lo kasih ke gue?" Tanya Junghwan.

"Emm, gue mau ngasih Lo ini, Hwan" Alexia memberikan sebuah surat yang sudah di masukkan ke dalam amplop kepada Junghwan.

"Ini surat apa?" Tanya Junghwan sambil memperhatikan surat itu.

"Itu surat dari gue buat Lo. Emm, gue juga mau minta tolong ke Lo, Hwan" Alexia memberikan sebuah tas kecil yang didalamnya terdapat surat serta flashdisk untuk semua kakaknya, "gue boleh titip ini ke Lo dan nanti tolong kasih ke kakak gue?" Alexia menatap Junghwan dengan wajah melasnya.

"Lo mau kemana lix? Lo baik-baik aja 'kan?" Bukannya menjawab Junghwan malah balik bertanya dan memegang tangan Alexia yang berada di atas meja.

Alexia langsung mengalihkan pandangannya dari Junghwan, "Gue gak kenapa-napa, Hwan. Gue gak kemana-mana" jawab Alexia tetapi tanpa sadar matanya mulai membentuk bingkai kaca. Entah mengapa jika ditanya tentang keadaannya, Alexia rasanya ingin langsung menangis.

"Terus kenapa Lo nangis?" Telak Junghwan

"Jujur sama gue lix. Siapa tau gue bisa bantu, Kalaupun gue gak bisa bantu nyelesain masalah Lo, tapi setidaknya gue bisa bantu dengerin cerita Lo biar hati Lo sedikit lega" Junghwan terus menatap Alexia untuk meyakinkan Alexia.

"Gue bingung, Hwan. Gue gak tau harus cerita atau nggak. Bisa dibilang ini aib di keluarga gue" Alexia berbicara dengan suara yang bergetar karena menahan tangisnya.

"Lo bisa percaya sama gue, lix. Gue gak mungkin nyebarin cerita Lo" Alexia terdiam memikirkan perkataan Junghwan.

Setelah lama terdiam, Alexia akhirnya memutuskan untuk bercerita kepada Junghwan. Alexia menceritakan bagaimana perlakuan semua kakaknya selama ini. Bagaimana ia menghabiskan hidupnya setelah ibunya tiada. Dirinya yang selalu seorang diri, tanpa ada yang peduli. Tetapi Alexia tidak menceritakan tentang penyakit yang dideritanya.

"Kenapa mereka bisa Setega itu. Mereka keterlaluan lix"

"Gapapa, Hwan. Mungkin gue emang pantes digituin. Gue selalu nyusahin mereka dan gara-gara gue mama meninggal. Gara-gara gue mereka kehilangan sumber kebahagiaan mereka"

"Itu semua bukan kesalahan Lo lix, hal itu terjadi bukan atas kemauan Lo, mereka gak seharusnya melampiaskan semua kesedihannya dengan cara menyiksa Lo"

"Tapi emang gue penyebabnya, Hwan. Gue udah ingat sama kejadian itu. Mama meninggal karena mau melindungi gue dari Papa" tanpa sadar Alexia menyebutkan papanya

"Papa? Papa Lo, lix?" Junghwan mengepalkan tangannya dengan kuat setelah mendengar hal itu.

Alexia memohon kepada Junghwan agar tidak memberitahukan kepada siapapun tentang hal ini. Alexia juga berpesan bahwa Junghwan boleh membuka suratnya saat Junghwan sudah memberikan surat kakaknya. Alexia meminta Junghwan memberikan surat itu bulan depan. Karena Alexia yang terus menangis akhirnya Junghwan menuruti kemauan Alexia untuk berjanji. Setelah lama bercerita dan berbincang dan hari pun sudah sangat sore, akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing.

Baru saja Junghwan masuk ke rumahnya, ia sudah disambut omelan dari Hyunsuk.

"Dari mana aja Lo?"

"Ke cafe sebentar"

"Nemuin Alexia?" Hyunsuk menatap Junghwan dengan serius

"Darimana kakak tau?"

Hyunsuk menunjukkan layar ponselnya yang terdapat foto Junghwan dan Alexia yang sedang duduk di cafe tadi.

"Orang suruhan tuan Dirga yang kirim ke gue foto Lo. Mereka ngikutin Lo lagi buat ngancam gue. Gue udah panik takut Lo diculik tau gak sih!! Handphone Lo juga gak aktif dari tadi!!" Marah Hyunsuk

"Ya maaf, kak. Baterai gue habis. Lagian gue udah pulang juga, gak diculik tuh"

"Kalau Lo gak diculik lalu apa rencana mereka?" Gumam Hyunsuk yang masih di dengar oleh Junghwan. Seketika wajah Junghwan langsung berubah menjadi panik.

"Lixi!" Panik Junghwan lalu berlari keluar dan diikuti oleh Hyunsuk yang terkejut melihat Junghwan lari terburu-buru.

Tbc

Jeng jeng jeng jeng

Ada afaan tuh??

Hari ini lagi rajin, jadi up 2 chapter 😁

Aku mau buat book baru nih, kira-kira tokoh nya siapa ya?
Jihoon, Yoshi, atau Haruto??




I'm Not The Antagonist✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang