9. Amarah

10.9K 352 17
                                    

Pov. Riko

"Ayahhh......."

Aku kaget saat mendengar suara teriakan seseorang. Saat aku menoleh, astaga dia kan si penjual es kelapa. Berarti yang ngentod ama aku ini ayahnya. Mati aku.

"Kalian sedang ngapain" tanya sang anak.

Kulihat tubuh si Om gemetaran karena di lihat sang anak. Namun tiba tiba si Om berkata yang menyalahkanku.

"Faldi, dia yang memaksa ayah berbuat gini, dia homo nak, dia ngancam kalau gak nurutin apa kata dia, rumah kita bakalan di gusur" kata si Om.

Anjing Bangsat. Aku dijebak!

"Om, kok om berkata gitu" tanyaku.

"Halah kamu kan maksa om berbuat begini, ngaku aja deh kamu" kata si Om.

Kulihat si Faldi menggenggam tangannya. Tanpa aba aba dia langsung menyeretku ke halaman belakang.

Brukkk

Aku didorong Mas Faldi hingga terjatuh. Lututku berdarah. Sakit banget. Tak hanya disitu Mas Faldi bagai orang kesetanan langsung menghajarku.

Plakkkk...plakkk...

Bugh...bughh...

Bugh...bughhh...

Aku hampir gak bisa berdaya dibuatnya. Tenaganya sangat kuat.

"Ampun mas, bukan salah aku tapi ayah mas yang menjebakku" jelasku mencoba menjelaskan.

"Halah bangsat lu homo, Lu pikir gue percaya omongan lu, ayah gue gak mungkin melakuin hal keji begitu, dia normal, emang sengaja lu yang ngancam kan"

Bughh...bughhh...

"Faldi, cukup nak"

Aku dengar suara teriakan si Om mencoba meleraiku.

"Kenapa ayah menahanku, biarin aja aku membunuh homo sialan itu" kata Faldi.

"Jangan nak, ayah gak mau kamu masuk penjara" kata si Om membuatku malah ilfeel liat kebusukannya.

Tiba tiba Faldi mendekat ke arahku. Kemudian meludah ke wajahku.

Cuih

"Lu selamat kali ini, tapi sebagai balasannya tubuh lu akan kita nikmatin malam ini" aku merasa takut mendengarnya.

Tiba-tiba Mas Faldi menjambak rambutku. Dia menatapku tajam dan sekali lagi dia meludahi mukaku.

Aku mencoba tersenyum nakal.

“Homo sialan, gak tau malu..”, kata mas Faldi.

“Lu mau kontol gua, hah?”, tanya Mas Faldi.

Aku mengangguk.

“Bangsat lu homo.. Buka mulut lu!”, suruh Mas Faldi.

“Suka kontol gede gua kan lu?”, kata Mas Faldi yang langsung menarik kepalaku untuk melahap kontolnya.

Aku tersedak karena panjang kontolnya masuk ke tenggorokanku langsung. “

"Anjing.. Bisa ngisep gak lu, homo?”,  Mas Faldi kembali menjambak rambutku lagi dan sekali lagi diludahin mukaku.

Si Om yang melihat itu gak bisa apa-apa karena takut juga sama anaknya. Sekaligus dia seneng liat aku diperlakukan kayak gitu. Kontolnya makin berkedut bersentuhan dengan dada ku.

“Aaaahh fuuuuckk.. Gitu donk.. Anjiiing.. Aaarrrgghh..”, rancau Mas Faldi memompa kontolnya di mulutku dengan kasar.

Ludah ku berceceran kemana-mana karena kontol Mas Faldi keluar masuk dengan cepat di mulutku. Pasrah. Aku nemu modelan kedua, anak dan bapak sama saja yang memperlakukanku kayak budak seks. Tapi yang ini lebih parah.

RikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang