26. Kematian

6K 244 18
                                    

Pov. Riko

"Ah sialan, astaga bagaimana ini" erangku frustasi.

Jangankan mau menyelamatin orang lain, mau menyelamatin diriku aja aku belum tau caranya gimana. Akhirnya aku pasrah dan duduk disamping anak ini. Kulihat dia sangat kelaparan, terlihat dari tubuhnya yang sudah kurus kering. Entah sudah berapa hari dia belum makan.

Aku pun membuka tas ku dan ku sodorkan bekal nasi goreng ku pada anak ini.

"Kamu pasti lapar kan, ya udah nih aku ada bekal nasi goreng buatmu, buka mulutmu" kataku mencoba menyuapinya makan.

Dia pun menurut dan membuka mulutnya, dia terlihat sangat lapar sekali. Ironis, disaat aku kekenyangan dia disini harus menderita kelaparan. Entah siapa orang yang tega menyiksa dia disini. Apakah Mas Faldi dan Om Burhan orang nya. Keterlaluan.

Setelah menyuapi dia makan, aku kembali mencek hp ku bermaksud menghubungin Galang, namun sinyal di ruangan gelap ini tidak ada sama sekali. Kondisi baterai hp ku mulai melemah, dan akhirnya mati. Suasana di ruangan ini sangat gelap sekali.

"Agrhhhhh bangsat....." ucapku.

Aku hanya bisa mengerang frustasi. Suasana disini sangat mencekam, bau busuk mayat sangat membuatku tidak tahan berada disini. Namun karena tidak ada jalan lain, akhirnya aku hanya bisa pasrah. Malam semakin larut, aku tidak biaa berfikir jernih, akhirnya aku ketiduran.

Keesokan harinya, aku terbangun dari tidurku. Untung saja hari ini hari minggu jadi aku bisa libur sekolah. Kulihat anak ini sudah lama terbangun. Aku harus bisa keluar dari ruangan ini. Gumamku. Tapi bagaimana caranya?

Aku mencoba menelusuri ruangan ini. Disana terdapat sebuah lemari kayu yang tampak usang. Aku pun mencoba membuka lemari itu, didalamnya hanya terdapat sebuah palu. Aku pun mengambil palu itu dan mencoba melepaskan rantai yang ada pada anak ini. Setelah bersusah payah akhirnya rantai nya lepas juga. Dia pun langsung memelukku. Kudengar dia menangis terisak. Namun aku tidak bisa mendengarnya karena dia bisu.

"Sudah jangan nangis lagi, ada kakak disini" kataku mencoba menenangkan.

Aku mencoba melihat ke atas, kuraba ternyata ruangan ini hanya terbuat dari kayu yang sudah usang karena dimakan usia. Ternyata si peneror bodoh juga. Gumamku.

"Kamu minggir dulu ya" pintaku.

Aku pun berusaha memukul plafon kayu itu dengan palu yang ku punya. Hingga akhirnya terbuka lah ruangan atas itu.

Brakkk

Plafon kayu itu hancur berkeping keping. Aku pun mencoba memanjat keatas dan akhirnya aku berhasil. Kemudian kuambil tali untuk mengangkat anak itu buat ke atas. Kami pun sudah sampai diatas, nafas ku masih tersengal sengal. Aku kemudian beristirahat di toko ini. Kemudian mengambil ces hp ku dan mencolokkannya pada stopkontak yang ada di toko ini.

Tiba tiba banyak sekali pesan yang muncul dari WA ku.

Galang : lagi apa?

Aji : Aku udah menemukan lokasi gunung itu

Om Hendra : kamu dimana sayang? Om ke kost mu tapi tidak ada siapa siapa. Om kangen goyanganmu 😘

Kak Putra : Lu dimana, bokap lu meninggal

Mama : Riko, papa kamu meninggal

0877xxxxxxx : Lu mau tau bokap lu udah meninggal ha ha ha

Bak tersambar petir, aku langsung pingsan mendengar papa meninggal.

================================

Aku terbangun dari pingsanku setelah tangan seseorang menyentuh dahiku, kulihat ternyata anak itu. Aku pun langsung bergegas ingin pulang. Kulihat anak itu merenung sendirian.

RikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang