49. Kerja

1.4K 54 3
                                    

Pov. Author

Sudah 2 hari 2 malam perjalanan bus yang mereka tumpangi. Riko semakin akrab dengan pria yang bernama Edward itu. Bus antar kota sudah mulai mendekati terminal. Tidak berapa lama bus pun berhenti dipangkalannya. Semua penumpang mulai turun satu persatu.

Riko pun turun di ikuti Edward di belakang nya. Mata Edward menatap tajam punggung dan bokong Riko yang semok berjalan indah.

"Mantap bener nih cowok, udah cakep hot lagi. Sayang kalau aku ngga bisa mendapatkannya" gumam Edward sambil turun dari dalam bus.

"Sekarang mau terus kemana mas?" ujar Edward sambil telapak tangannya menutup atas wajah dari terik matahari.

"Saya sih tidak kemana mana lagi mas. Terus pulang" Riko yang memakai kaca mata hitam tersenyum manis.

"Kalau sebelum berpisah, kita santai
dulu di koffe shop itu, bagaimana? Saya
traktir" ucap Edward tersenyum.

"Mm...boleh mas," mereka berduapun
segera beranjak.

Koffe shop itu masih berada di lingkungan dalan terminal sehingga kebanyakan pengunjung nya para calon penumpang. Mereka berdua kemudian duduk di kursi meja yang ada di teras koffe shop itu. Setelah memesan 2 cangkir Cappucino, mereka pun mengobrol kembali.

"Masih berminat mas kerja ditempat
saya?"

"O iya, saya berminat sekall. Tempat nya dimana?, dirumah mas Edward ya?" Edward mengangguk, dia lalu menyerahkan sebuah kartu nama berwarna biru. Riko menerimanya penuh antusias.

"Ini alamat rumahnya, kapan saja saya tunggu kok. Nanti kita bertemu disana," Edward tersenyum.

"lya deh, ini alamatnya tidak begitu jauh dari kampung saya. Tapi kalau diterima mungkin saya harus menginap ditempat kerja. Soalnya cape kalau bolak balik setiap hari" ujar Riko begitu lugas.

"Tentu saja mas. Itu bisa diatur." Edward dan Riko kembali asyik mengobrol hingga tidak terasa siang hari pun menjelang.

***

Mobil taksi online yang mengantar Riko sudah sampai didepan rumah nya. Nampak Galang berlari menghambur ketubuh Riko. Riko tidak lupa membeli oleh-oleh untuk kekasih nya itu. Sambil membawa oleh oleh, Riko masuk kedalam rumah sedangkan Galang mengambil barang-barang yang dibawa Riko pulang.

Malampun menjelang, setelah memesan makanan dan menikmatinya bersama, Riko pun Galang pun duduk diruang tamu sambil melihat TV.

"Yank kalau aku kerja di luar daerah boleh kan?, ujar Riko pelan.

"Memangnya kuliah kamu udah selesai yank?" Tanya Galang memicingkan matanya.

"Sudah yank, teman - teman aku pun sudah pada lolos. Terakhir mereka sudah punya pekerjaan lagi," Galang menatap kekasihnya serius.

"Kalau saran aku sih yank, sudah rileks dirumah lagi saja. Sembari nyari kerja disini aja"

"Tapi yank, itu tawaran teman sangat sayang kalau ditolak. Mereka membutuhkan karyawan baru".

"Baiklah aku izinkan. Tapi nanti sering pulang ya. Kasihan kan dedeknya butuh asupan" Ujar Galang sambil duduknya memepet pada tubuh Riko.

"Hih dasar mesum, iya nanti diusahakan bisa pulang 2 minggu sekali. Terima kasih yank" ucap Riko tersenyum manja.

***

Jam di tembok kamar sudah menunjukkan pukul 11 malam. Galang yang biasanya tidur lebih awal sekitar jam 10 an, kini harus bermanja - manja dahulu dengan Riko karena sudah kangen.

Layaknya hubungan suami istri yang mereka lakukan cukup menggairahkan. Karena Riko mendominasi senggama mereka. Tubuh Riko masih memakai baju hanya saja kancing bajunya terbuka. Kontol Galang yang tegang menancap di lubang Riko dengan posisi WOT.

Sambil bergerak naik turun diatas tubuh Galang, kedua tangan Galang bermain meremas dan memilin pantatnya yang semok.

"Aahhh nikmattt yank, remas truss" racau Riko pelan.

Sekirar 1 jam mereka melakukan senggama. Tidak berapa lama Galang mau ejakulasi di dalam lubang Riko.

"Croot............Croooooottt......"

Terasa hangat didalam boolnya. Perlahan kontol itu terlepas. Riko tersenyum karena sudah melayani kekasihnya dengan baik.

"Terima kasih sayang, sudah memberi kenikmatan" ujar Galang pelan.

"lya yank, jika mas Galang merasa puas. Riko ikut puas juga". Merekapun berpelukan di malam yang mulai terasa dingin itu.

Dua hari setelah kepulangan dari Jerman, Riko mulai mencari alamat yang dituju. Ditemani Galang mereka menuju alamat itu. Rupanya sebuah rumah mewah menjadi tujuan yang ada di kartu nama itu. Setelah sampai, mereka pun di sambut ramah oleh seorang ibu paruh baya.

"O mau melamar jadi karyawan Tuan Edward ya. Memang benar tuan memberi tahu akan kedatangan anda. Mas Riko kan ya kalau nggak salah" ujar ibu itu berkata sopan.

"Betul sekali Bu"

"Panggil saya Bu Rita saja. Kalau begitu instruksi tuan, mas Riko sudah di terima. Mulai masuk hari ini? Kamar dan baju-baju untuk mas Riko sudah tersedia."

Riko pun mengiyakan ucapan Bu Rita. Sebelum nya Galang pun meminta izin untuk pulang karena dia membawa motor sendiri. Setelah kekasihnya pergi, Riko diajak oleh Bu Rita masuk kedalam dan berjalan menuju belakang rumah megah itu.

Di belakang nya terdapat kebun terbuka yang dikelilingi benteng setinggi 3 meter. Di sisi benteng kirinya terdapat paviliun memanjang yang memiliki 6 pintu. Merekapun menuju kamar paling ujung.

"Ini kamar mas Riko. Kalau saya dibagian belakang nya. Tapi saya sering nya pulang saja. Karena jaraknya yang dekat. Juga ibu harus mengurus suami yang sedang sakit jadi tidak bisa menetap" ujar Bu Rita pelan.

"Saya do'akan semoga cepat sembuh ya Bu" ujar Riko sambil memegang tangan ibu tua yang terlihat masih cekatan itu.

"Terima kasih mas. O iya, mas Riko boleh istirahat dulu atau persiapan. Ini baru jam 10, nanti sesudah makan siang Tuan Edward baru balik, nanti tugas pekerjaannya biar Tuan sendiri saja yang membahasnya. Saya ada pekerjaan di dapur dulu ya mas."

Bu Rita pun berlalu, Riko lalu mulai masuk ke dalam kamarnya yang berukuran 3x3 itu. Terlihat nyaman juga pikir Riko. Setelah bebenah perbekalan baju yang dibawanya dan menyusun ke dalam sebuah lemari kecil, Riko keluar kamar. Dia belum berani kemana - mana karena belum tahu seluk beluk juga dan kondisi rumah mewah itu.

Dia lalu menuju toilet yang ada di paviliun itu. Setelah selesai dari toilet, Riko santai dahulu melihat belakang rumah yang berupa kebun tertutup dengan tiga buah pohon mangga besa.

"Nyaman sekali, belum lagi rumah megah berlantai 2 itu terlihat begitu mewah. Orang tajir rupa nya" gumam Riko.

Terlihat Bu Rita berjalan keluar dari dalam pintu yang diperkirakan Riko adalah pintu dapur, dia sedang membawa beberapa potong sayuran sosis. Riko lalu bergegas mendekatinya.

"Bu Rita boleh saya membantu?"

"Boleh kalau begitu. Ayo mas kita ke dapur"

Riko mengikuti Bu Rita masuk kedalam pintu tadi. Benar saja ruang itu adalah dapur yang luas dan besar. Berbagai peralatan dapur begitu lengkap terlihat. Benar saja Bu Rita mengerjakan urusan dapur sendirian jadi dia butuh pendamping. Berkat instruksi Bu Rita, Riko mulai membantu memasak.

Pintar juga pikir Riko, Bu Wito mengolah masakannya. Terlihat begitu profesional. Tidak berapa lama proses persiapan masakpun selesai dan berlanjut dengan mematangkan. Saat sedang memasak terdengar suara mobil masuk ke carport rumah itu. Terdengar seseorang masuk.

"Masakan sudah siap tuan. O iya ini orang yang tuan maksud sudah tiba,"
Bu Rita menoleh kearah Riko. Terlihat orang itu tak henti hentinya menatap wajah manis Riko.

**************

BERSAMBUNG

RikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang