19. Bank

8.2K 264 22
                                    

Pov. Riko

Pupus sudah harapanku untuk bertemu dengan Pak Fajar malah aku ketemu om bejat. Sampai sekarang aku tidak tau siapa orang yang sudah menerorku. Aku mempercepat laju motorku untuk sampai ke tempat Aji. Setelah mengendarai motor 10 menit aku pun sampai ke kediaman Aji. Aku pun mengetuk pintunya.

Tok tok tok

Tidak ada sahutan. Aku pun mencoba untuk membuka gagang pintunya, ternyata tidak dikunci. Aku pun masuk kedalam. Namun saat aku mendekati kamar Aji aku mendengar suara desahan.

"Ahhhh....shhhhh....enakk..sayang...lubangmu sempit"

"Ahhhh...ssshhhh...genjot yang dalem"

Mataku terbelalak melihatnya, disana Aji sedang bercumbu dengan seseorang. Dan yang membuat aku kaget adalah Aji sedang ditusuk seseorang. Bukannya Aji adalah Top, kenapa bisa jadi Bot. Tak mau mengganggu waktu mereka, aku pun berlalu pergi. Namun naas, kaki ku menginjak sesuatu yang membuat mereka melihatku. Kulihat Aji kaget dan mukanya malu melihatku.

"Ri..riko" kata Aji

"Emmhh sorry mengganggu waktu kalian, terusin aja dulu, gua tunggu di ruang tamu" kataku.

Aku pun duduk di sofa. Entah mengapa aku jijik melihat Aji. Aji yang dulu ku kenal gagah dan tidak mau dimasukin, entah mengapa dia seperti gak ada harga dirinya dimata aku yang bot. Aku sadar sih aku bukan siapa siapa nya Aji, namun kesal aja karena aku pernah main dengannya. Dan aku mau aja dimasukin sama dia yang role nya gak jelas. Huh. Tiba tiba Aji keluar dari kamar bersama seseorang.

"Udah lama datang Rik" tanyanya malu.

"Baru aja, udah selesai mainnya?" tanyaku.

"Ehm sebenarnya belum sih cuman karena ada tamu ya gak enak aja mainnya" jawab seseorang yang aku gak tau siapa namanya.

"Abang jangan gitu, oh iya Rik, kenalin ini Bang Herdi, dan bang kenalin ini Riko teman gua" ucap Aji.

"Herdi" katanya sambil menjabat tanganku

"Riko" aku pun membalas jabatan tangannya.

"Kalau gitu abang pergi dulu ya Ji, sampai jumpa" kata Bang Herdi.

Aji pun mengangguk. Setelah bang Herdi pergi kami pun terdiam tidak ada satupun yang memulai pembicaraan.

"Rik" tanya Aji.

"Iya Ji" jawabku

"Sorry" katanya.

"Buat apa?" tanyaku

"Atas kejadian tadi?" tanyanya.

"Emang lu siapa gua? Pacar? Bukan kan?" tanyaku.

"Ehm lu gak jijik liat gua dientod" tanyanya.

"Ngapain jijik, gak ada yang perlu gua jijikkan" kataku.

"Lu beneran masih mau berteman dengan gua" tanyanya lagi.

"Lu aneh Ji, gua datang kemari ya pasti mau berteman lah, ngapain lu masih menanyakan tentang itu" kata ku.

"Makasih Riko sayang" peluk Aji.

"Apaan sih Ji gak usah peluk peluk segala" kataku.

"Iya iya, ada apa kesini" tanya Aji.

"Gua kesini karena lu gak masuk sekolah"  kataku

"Oh gua gak enak badan, lagian lu juga kemaren gak masuk sekolah" tanya Aji

"Gak enak badan tapi main enak enak. Mengenai gua kemaren gak masuk karena gua sakit" ucapku

RikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang