END-
Judul awal: CHILDISH DUDA
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, KARENA PART AKAN DI PRIVATE]
"Uang saya gak akan habis kalaupun kamu beli pulau"
Bagaimana jika kalian di hadapkan dengan dua pilihan? Bertahan dengan orang yang terus menyakiti dirinya atau...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Papah Mommy gak mati kan gara-gara Lucas nunjukin kartu-kartu Lucas?” Lucas menatap Elard yang masih mengipasi Naomi.
Elard melotot tajam mendengar ucapan Lucas yang kelewat polos. Sedangkan Naomi masih betah memejamkan mata, gadis itu pingsan karena dua anak Elard tadi.
Yuma menggeplak kepala Lucas dengan tas boneka yang isinya kertas berharga tersebut. “Mommy pingsan bukan mati! Kalo mati kita gak punya Mommy lagi.”
Lucas meringis mengusap tengkuk belakang nya yang mendapatkan pukulan dari Yuma. Cowok itu menatap wajah cantik Naomi yang tengah memejamkan mata, begitu teduh seperti putri tidur.
“Kak Lucas kaya, jadi bisa beli Mommy baru di online shop!” ucapnya menatap Yuma dengan tatapan songong.
“Lebih kaya Yuma daripada Kak Lucas! Kartu Yuma juga banyak.” Yuma memutar bola matanya dengan malas melihat wajah sok kecakapan milik Lucas.
Sedangkan Elard hanya berdecak melihat pertengkaran kedua anaknya. Pria itu masih mengipasi Naomi yang belum juga sadar, dia berfikir semenyenangkan apa di alam bawah sadar sana sampai Naomi begitu lama terbangun.
“Papah lebih kaya, jadi gak usah sok kaya,” kini Elard menimpali perdebatan argumen dua anaknya.
“Kita lebih kaya dari Papah. Buktinya kita punya entertainment modeling sendiri!” ucap Lucas di angguki oleh Yuma.
Elard mendengus malas. “Padahal entertainment itu juga Papah yang bangun,” gumam Elard kembali mengipasi Naomi yang masih belum bangun dari tadi.
Eughh
Suara lenguhan seseorang mengalihkan pandangan Lucas dan Yuma, begitupun dengan Elard. Anak dan Ayah itu menatap netra coklat yang berkedip-kedip mencari cahaya.
“Mommy you okay?” Yuma langsung bertanya ketika mata Naomi sudah sepenuhnya terbuka.
Naomi menatap ke sekeliling kamar. Gadis itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur di bantu oleh Elard. Naomi mengangguk mengusap pipi chubby milik Yuma membuat sang empu tertegun sejenak.
Yuma menatap Naomi yang mengelus pipinya dengan lembut. Gadis cantik itu tidak berkedip karena perlakuan Naomi barusan, entah kenapa Yuma merasa hangat di perlakukan seperti itu.
Yuma tidak pernah merasakan sosok ibu dari kecil, Yuma juga tidak pernah merasakan sentuhan sosok ibu dari dia masih bayi. Hanya ada Lucas, Papahnya dan Oma, Opa saja yang selalu menyayangi Yuma.
“Pah.” Yuma menatap Elard dengan wajah berkaca-kaca. Elard tersenyum melihat wajah manis Yuma yang di banjiri air mata, dia tau perasaan Yuma ketika Naomi memperlakukan Yuma seperti tadi.
Elard menganggukkan kepalanya ketika mengerti akan tatapan yang Yuma layangkan. Ketika sudah mendapatkan anggukan dari sang ayah Yuma tanpa basa-basi langsung menerjang tubuh Naomi hingga gadis itu terkejut.
