Brak
Lia terjingkit kaget ketika sebuah testpack di lemparkan ke atas meja dengan kasar, wanita itu membelalakkan matanya melihat siapa yang melemparkan benda tes kehamilan tersebut.
“Sejak kapan?” tanya Jihan menatap Lia dengan raut emosi.
Lia menunduk tidak berani menatap mata sang ibu, Jihan yang tidak mendapatkan jawaban pun menggebrak meja ruang tamu rumah Nicole hingga membuat Lia refleks mendongak.
“Jawab Lia! Sejak kapan kamu hamil? Kamu lupa kalo kamu gak boleh hamil dulu sebelum tujuan kita tercapai!” sentak Jihan menatap tajam Lia.
Lia mendongak dengan mata yang memerah, ini di luar kendalinya. Awalnya semua berjalan dengan lancar namun dua minggu setelahnya Lia merasakan hal yang tidak beres dengan tubuhnya.
Hingga Nicole berinisiatif membawa Lia ke dokter, dan kabar dari dokter saat itu membuat Lia lemas. Dia tidak menyangka, jika dirinya hamil begitu cepat.
“Ini di luar kendali Lia Mah! Lia juga kaget pas dokter bilang kalo Lia hamil udah dua minggu,” ujar Lia memberanikan diri menatap Jihan.
Jihan menggeram marah, suruhannya yang bertugas memata-matai Lia melaporkan padanya jika Lia hamil, bahkan mata-mata Jihan mencuri testpack itu di kamar milik Nicole.
“Terus gimana sama rencana kita kalo kamu sudah hamil? Kamu kita Elard mau sama wanita yang sudah pernah mengandung anak? Apalagi anak yang kamu kandung itu anak Nicole! Musuh Elard.”
Jihan mengacak-ngacak rambutnya dengan perasaan marah, dia marah bahkan sangat marah saat tau Lia hamil. Tujuannya untuk merebut kuasa keluarga Fernandez harus di hentikan sementara karena Lia.
Lia mengepalkan tangannya, untung rumah sedang sepi dan semua pelayan sibuk di belakang. Jadi tidak akan ada yang mendengar percakapan mereka.
“Aku bakal lahirin anak ini!” ucapan Lia sukses membuat amarah Jihan semakin naik.
“Kamu gila? Terus tujuan kita harus terbuang sia-sia gitu?” tanya Jihan menatap tajam Lia.
Lia menggelengkan kepalanya, mengelus perutnya yang masih rata. “Keluarga Nicole udah tau semua Mah, jadi mau tidak mau aku harus melahirkan anak ini. Tapi aku gak akan pernah menganggap anak ini anak aku bahkan setelah aku bisa merebut kedudukan Kak naomi.”
Jihan sontak menatap Lia setelah wanita itu menyelesaikan ucapkan. Senyuman miring terbit di bibir wanita paruh baya tersebut, menepuk pundak Lia dengan perasaan bangga.
“Bagus, kamu harus mengorbankan sesuatu yang menurut kamu gak penting demi sesuatu yang menurut kamu harus kamu dapatkan. Anak bisa kamu dapatkan kembali dengan darah keturunan Fernandez,” ujar Jihan menatap Lia dengan senyuman manis.
“Eh, ada tamu ya?”
Jihan dan Lia mengalihkan pandangannya pada pintu saat tiba-tiba suara seseorang masuk kedalam rumah, Jihan menaikkan satu alisnya melihat seorang perempuan menenteng belanjaan masuk ke rumah keluarga Lover.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CHILDISH HUSBAND (SUDAH TERBIT)
RomansaEND- Judul awal: CHILDISH DUDA [FOLLOW DULU SEBELUM BACA, KARENA PART AKAN DI PRIVATE] "Uang saya gak akan habis kalaupun kamu beli pulau" Bagaimana jika kalian di hadapkan dengan dua pilihan? Bertahan dengan orang yang terus menyakiti dirinya atau...