61

172 13 2
                                    

Skip rumah sakit~~~

Nara masih setia menunggu Jeno untuk sadar apalagi sekarang hari sudah sore. Kata dokter kemungkinan kecil Jeno akan sadar saat pagi tapi Jeno tak kunjung sadar namun Nara setia menunggu kemungkinan sadar iru mau pagi, sore, atau malam.

"Jen.. sayang, bangun.. buka mata kamu"panggil Nara.

Tak lama kemudian taeyong datang dengan tas yang berisikan pakaian Nara serta makanan untuk Nara.

"Ra, mandi dulu gih.. ini aku udah bawain makanan"kata taeyong.

"Jean mana?"tanya Nara saat melihat taeyong datang sendiri.

"Ada di luar"

"Sendiri?"

"Enggak, sama Yiran dan haechan"jawab taeyong.

Kedua mata Nara membola saat mendengar nama haechan.
"Yiran dan haechan?.. ada haechan di luar?"

"Iya, mereka datang untuk jenguk Jeno"

Nara kelihatan tidak suka akan kehadiran haechan di sini dan taeyong paham itu dari raut wajah Nara.

"Ra, sebelum nya aku mau jelasin tentang masalah ini.. aku minta maaf karena udah nyembunyiin fakta tentang masa lalu kamu...aku.."ucapan taeyong di Porong Nara.

"Gak usah di bahas sekarang, lebih baik kalau bisa kakak usir dia dari sini, aku gak mau ketemu dia"ketus Nara. Dia masuk ke dalam kamar mandi.

Taeyong menghela nafas nya karena masalah semakin rumit antara Nara dan haechan. Memang bukan saat nya membahas penyembunyian fakta ini sekarang tapi taeyong tak ingin ada salah paham antara dia dan Nara.

Sementara di luar ruangan Jean senang karena ada Yiran di rumah sakit jadi ia bisa bermain dan melupakan sejenak kesedihan tentang papa nya yang sakit. Melihat Jean yang sangat mirip dengan Jeno dan Nara membuat haechan tersenyum tipis.

Mungkin kalau gue sama Nara nikah anak gue pasti lebih ganteng dari pada nih bocah.-batin haechan.

"Mirip banget sama Jeno"gumam haechan.

Jean melirik Haechan yang sedari tadi menatap nya.
"Paman kok liatin Jean terus? Jean ganteng ya? Mirip papa kan?"

Haechan terkekeh pelan.
"Iya mirip, tapi lebih gantengan paman"ledek haechan.

Jean menggeleng.
"Enggak, papa Jean lebih ganteng"

"Ih enggak! Papa Jean lebih ganteng, kata mama gak ada yang bisa ngalahin kegantengan papa kecuali Jean"

Nama nya juga bocah jadi harus di maklumi kepedean nya tapi haechan seolah gak ingat umur, dia tidak terima kalau Jeno lebih ganteng dari pada dia.

"Dulu mama kamu itu suka nya paman, jadi lebih gantengan paman"ceplos haechan.

"Hah?"Jean termenung mendengar ucapan haechan.

Yiran muncul dan langsung menarik Jean untuk bermain lagi jadi Jean tidak sempat untuk menanyakan apa maksud haechan sementara haechan sendiri merasa sudah salah bicara ke anak kecil walau fakta nya benar.

"Astaga, kok malah keceplosan sih"

"Chan"panggil taeyong yang sudah keluar dari ruangan.

"Eh bang, Nara mana?"tanya haechan.

"Masih di dalam, sorry dia gak mau ketemu lo dan kayak nya dia juga lagi marah sama gue"

"Hm, ya udah gapapa.. gue bisa nunggu sampai dia mau ketemu"

"Nara ngusir lo Chan.. dia bilang ke gue untuk nyuruh lo pergi dari sini karena gak mau ketemu"

"Kalau bukan Nara yang ngomong langsung gue gak mau kemana-mana bang.. gapapa gue nunggu aja karena gue gak mau jadi pengecut lagi, gue harus berani mulai sekarang.. berani menghadapi Nara dan semua nya"kata haechan.

Melihat ekspresi dan mata haechan yang menyiratkan cinta membuat taeyong tersenyum tipis. Ia tidak mengusir haechan karena kegigihan haechan untuk menemui Nara. Setelah itu ia pergi ke ruang dokter karena di panggil untuk mengetahui  kondisi Jeno lebih dalam.

Be Brave II (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang