72

173 17 0
                                    

Skip rumah sakit~~~

Nara masuk ke dalam ruangan setelah berpapasan dengan haechan di depan tadi, ia panik melihat kondisi Jeno yang tiba-tiba sesak nafas dan dia berusaha untuk turun dari ranjang.

"Jeno! Kamu kenapa?"tanya Nara.

"Ra—Jangan pergi"ucap Jeno.

Nara tidak mengerti kenapa Jeno mengatakan hal itu.
"Aku tidak pergi kemana pun Jeno, kamu kenapa? Aku panggil dokter dulu"

Saat Nara ingin pergi jeno menahan nya dan menarik Nara kepelukannya, Jeno memeluk Nara dengan erat.

"Nara, aku tidak apa-apa.. tolong jangan pergi"ucap Jeno, dia seperti orang ketakutan.

Nara pun membalas pelukan Jeno sambil mengelus pelan punggung lebar suaminya itu.

"Aku takut"ucap Jeno.

"Jeno tenang lah, apa yang kamu takut kan?"

"Aku takut kamu meninggalkan aku dan Jean"

"Dasar bodoh, aku mana mungkin meninggalkan kalian"

Pelukan Jeno pun merenggang setelah mendengar ucapan Nara, ia merasa sedikit lega setelah mendengar ucapan itu.

"Janji?"tanya Jeno.

"Jeno, kenapa kamu berfikir aku akan meninggalkan mu dan Jean?"

"Maafkan aku Nara, aku bersalah telah menyembunyikan banyak hal dari mu.. kedatangan haechan membuat aku ketakutan, dia kan cinta pertama mu.. aku—"ucapan Jeno terpotong karena Nara menutup mulut nya.

"Jeno, aku janji gak akan meninggalkan kalian"ucap Nara, ia sangat paham ketakutan Jeno saat ini.

Dalam hati mungkin sudah terlalu keras pada Jeno dan ingin mendiamkan nya terus tapi nyata nya bagi Nara itu juga sakit.

"Nara, aku mencintaimu.. sungguh"kata Jeno.

"Aku juga"

Nara mencium bibir Jeno dengan lembut, rasa nya sangat lega. Hati nya tiba-tiba tak merasa terbebani. Jeno pun menerima ciuman Nara dengan senang hati, dia merasa ini ciuman yang paling istimewa.

"Sudah lama kita tidak berciuman ya"kata Jeno.

Nara tersenyum sambil mengangguk.

"Mau lagi"Jeno memajukan bibir nya agar di cium lagi.

Nara pun mengecup sekilas bibir Jeno, lalu mengecup kening suaminya itu.

"Cepat sembuh ya, biar bisa pulang"kata Nara.

"Pasti"

"Kamu yakin gapapa nih? Sesak nya udah ilang? Atau mau aku panggil dokter"kata Nara dia tetap khawatir tentang kondisi Jeno.

Jeno menggeleng sambil tersenyum lebar.
"Kamu kan dokter nya, udah di kasih ciuman tadi.. udah sembuh aku nya hehe"

"Ya bener Jeno, aku takut kamu kenapa-napa"

"Aku udah gak sakit lagi, berkelahi sama kamu yang bikin aku sakit tapi sekarang kita udah baikan kan? Kamu gak marah lagi sama aku kan?"tanya Jeno.

"Aku gak marah lagi tapi kalau kamu ulangi kesalahan yang sama aku gak yakin bisa maafin lagi"

"Maaf ya Nara, aku salah"

Jeno memeluk pinggang ramping Nara. Dia menggelayut seperti anak kecil.

"Semua orang pasti pernah berbuat salah, di samping itu harus ada yang bisa memaafkan juga"

"Aku bahagia banget bisa punya istri cantik, baik dan penyayang kayak kamu"

Nara hanya tersenyum tipis sambil mengelus kepala Jeno, ia harus lebih dewasa kedepannya.
Dengan begini hubungan Jeno dan Nara kembali akur walau sebenarnya ada jawaban yang ingin di dengar Jeno atas pertanyaan nya kemarin.

Ra, apa cinta kamu itu beneran tulus ke aku?-batin Jeno.

.

.

Skip pagi~~~

Jean dan Yiran datang kembali ke rumah sakit bersama taeyong sementara mama nya Jeno masih ada dirumah untuk mengerjakan beberapa tugas rumah yang seharusnya dikerjakan Nara, dia hanya ingin membantu menantunya untuk mengurangi pekerjaan walau Nara jelas menolak nya untuk melakukan itu.

"Papa kapan pulang? Jean rindu papa"tanya Jean, dia duduk disampingnya Jeno sambil makan roti.

Jeno tak ingin anak nya sedih, ia sendiri juga tidak tau kapan bisa pulang.
"Kalau papa sembuh nanti papa bisa pulang"jawab Jeno.

"Kapan papa sembuh?"tanya Jean lagi. Jawaban Jeno jelas tak menjawab pertanyaan nya.

"Secepatnya ya, Jean doain papa biar cepat sembuh terus keluar dari rumah sakit"

"Jean doain papa terus.. nanti kalau papa udah sembuh kita main ya"

"Iya, main apapun yang Jean mau kita mainkan"

"Yeaaayy"

Jean senang bisa berbicara dengan Jeno, ia berceloteh terus menerus untuk meluapkan rasa rindu sementara Yiran dia duduk manis di bangku sambil makan apel yang sudah di kupaskan Nara.

"Mama Nara"panggil Yiran.

"Ya? Ada apa Yiran?"

"Yiran boleh gak tinggal sama mama Nara selama nya"ucap Yiran tiba-tiba.

"Hah?"

Pertanyaan itu membuat Nara terdiam sesaat, Jeno mendengar pertanyaan Yiran dan dia memberikan anggukan sebagai kode ke Nara.

"Iya boleh"

Yiran tersenyum sumringah, dia senang atas jawaban Nara. Kalau begini ia tidak akan bertemu dengan Sena lagi yang mencoba untuk menjadi mama nya.




Tbc

Komen
Like
Follow

Otw ending ya guys, pantauin aja terus huhu

Be Brave II (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang