72. Ada Junkyu dibalik batu

1.6K 166 26
                                    


Renjun mengawali paginya dengan berjalan-jalan ke sekitar. Pemandangannya cukup bagus di bawah kaki gunung.

Langkahnya terhenti ketika melihat seorang gadis berjongkok di bawah pohon yang jaraknya agak jauh dari tenda. Renjun pun menghampiri.

"Woy!" Teriak Renjun. Gadis itu menoleh.

"Astaga gue kira setan, ternyata anaknya!" Ucap lelaki itu membuat gadis yang tadi menoleh melempar kan batu kerikil.

"Lagi ngapain lo? Boker?"

Nakyung meletakkan telunjuknya di bibir. "Ssstt sini liat deh,"

Renjun berjalan mendekat dan ikut berjongkok.

"Bagus ya? Mau kesana gak?"

Mata Renjun berbinar melihat sebuah padang rumput dengan bunga-bunga terhampar indah.

"Ayok, Na!" Renjun menggandeng Nakyung lebih dalam masuk ke dalam padang.

"Gilaaaaaaa gilaaa baru kali ini gue liat tempat seindah ini!"

Suara kicauan burung terdengar sangat merdu. Nakyung memetik bunga dandelion lalu ia tiup membiarkan angin membawa serbuk itu berterbangan.

"Itu bakal lahir tinkerbel tau," Renjun menghampiri Nakyung.

"Hah bunga yang tadi gue tiup?"

Renjun mengangguk. "Lo gak pernah liat kartun tinkerbel?"

"Pernah kok," kata Nakyung.

"Na liat sini deh," ujar Renjun sambil menyelipkan bungan di telinga Nakyung. "Kok cantik—eh jelek." Kata Renjun sambil melenggang pergi.

"Apa lo bilang?"

"Enggak!"

"Huang Renjun! Lo bilang gue cantik?"

"Enggak!"

"Hahahahaha makasih banyak, akhirnya lo mengakui kalau gue cantik."

"Ewh!"

Nakyung mengejar Renjun. "Renjun tungguin,"

"Gak mau!"

"Renjun gue jatoh!"

"Gak peduli!"

Bruk!!!

"Aaaawww sekarang beneran jatoh!!!" Teriak Nakyung.

Renjun menghela napas sambil berbalik dan menghampiri Nakyung. "Ayok balik ke tenda!"

"Sakit."

"Naik!" Kata Renjun sambil membelakangi Nakyung.

"Ih gamau nanti jatoh lagi. Emang lo kuat angkat gue?"

"Lo remehin gue mulu, Na!"

"Abisnya—"

"Biarpun badan gue kurus kering, tenaga gue gede!"

Nakyung menaiki punggung Renjun. "Jalannya pelan-pelan aja,"

"Biar apa? Biar lama di gendong gue?" Tanya Renjun.

"Gak gitu anjir!!" Nakyung memukul Renjun.

Sementara Renjun? Hanya tersenyum simpul.




***

"Ih anjir lo kemana sih??" Kata Giselle sembari mencak-mencak tidak jelas karena tidak ada kabar dari pacarnya. Padahal, dia udah susah payah cari sinyal kesana ke sini hanya untuk mengabari Jihoon. Namun, apa balasan dari lelaki itu, chat Giselle yang dikirim semalam pun tak kunjung di balas.

Karina menghampiri sahabatnya itu. "Lo kenapa sih anjir?"

"Jihoon.. gak balas chat gue, gue telponin juga gak dia angkat. Huhu!!"

"Putusin." Singkat padat nyelekit. Giselle memukul lengan Karina.

Karina menghindar lalu pergi meninggalkan Giselle disini.

Ting

Jihoon : maaf gue sibuk hehe

Giselle menghela napas gusar, lalu menekan tombol telepon di ponselnya.

"Halo?" Sahut Jihoon di seberang telepon.

"GUE KANGEN!!" teriak Giselle.

"Anjir bucin," umpat seseorang di bawah batu besar.

Giselle terlonjak kaget mendengar suara orang itu. Dan sinyal mendadak hilang, membuat telepon Jihoon terputus.

"Ahh bangke sinyalnya ilang," rutuk Giselle sambil menyibak rambutnya ke belakang. "Gara-gara elo sihhh!!"

Junkyu yang sedang berjongkok langsung berdiri ke hadapan Giselle. "Laahhh apaan sih lo, gue diem aja!"

"Hissss!!"

Giselle kembali ke tenda dengan perasaan kesal.

Sementara Junkyu duduk di atas batu tersebut sambil menatap ke arah lain. Lebih tepatnya, memperhatikan Felix dan Lia yang sedang asyik bermain di tanah lapang berumput.

Ohiya, tadinya Junkyu jongkok lagi ngintip mereka. Namun, karena ada Giselle, misi mengintip itu berantakan, dan Junkyu memutuskan untuk duduk disini saja menatap mereka.

"Huh! Lia kok deket sama Felix yaaa?? Kan gue gak suka sama cowok itu, Felix suka sinisin gue."

"Felixxxxxx!!!" Teriak Lia ketika kunciran nya di tarik oleh lelaki itu. Felix hanya tertawa dan berlari menghindari pukulan gadis bermata sipit itu.

Junkyu kembali menghela napas dalam. Entah kenapa dadanya terasa sesak melihat pemandangan ini.

Apalagi ketika Felix menyeka serbuk bunga di rambut Lia, sekaligus mencubit pipi Lia.

"Jangan sentuh Lia!!" Teriaknya dalam hati.

Emosi Junkyu makin memuncak.

"WOYYY!!!" Junkyu berdiri sehari berteriak cukup keras.

Membuat Lia dan Felix menoleh bersamaan.

"Junkyu sejak kapan lo disitu?" Tanya Lia.

Junkyu bisa melihat raut wajah Felix yang masam serta dengusan pelan, menandakan kalau dirinya tidak suka Junkyu ganggu ketika bersama Lia.

"Hehehe gapapa! Lanjutin.." Junkyu berbalik badan lalu pergi.

Namun, yang terjadi selanjutnya adalah, Lia berlari menghampiri Junkyu.

"Jun?! Kita kesana yuk!" Ajak Lia.

Junkyu tersenyum dan mengangguk. "Ayooo!"

"Junkyu stop jangan halangi gue buat deket sama Lia!!" Ucap Felix sambil menghampiri kedua orang ini.

"H-Hah?"

Felix menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maksud gue—ikut dong!"

TBC!!!

 Class || 00line-01line ✔️ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang