38. Ryujin, gws

1.1K 172 16
                                    

Suasana kelas ketika istirahat di kelas 11 Mipa 5 kali ini tidak terlalu riuh. Karena si biang berisiknya sedang tidur pulas di bangkunya. Siapa lagi kalau bukan Ryujin. Aneh saja, gadis itu dari pagi hingga sekarang tidak aktif seperti biasanya.

Ryujin tertidur dengan tas menjadi bantalannya. Teman sebangkunya—Jeno yang sedari tadi memainkan ponselnya menoleh sekilas pada gadis berambut sebahu ini. "Woy? Kenapa lo?" tanyanya pada Ryujin tidak peduli gadis itu tetap tak menyahutinya sejak tadi.

Jeno menempelkan telapak tangannya di dahi Ryujin, dan merasakan hangat. Ryujin sedang tidak enak badan kali ini.

"Ryu? Ke UKS aja yuk?" Tanya Jeno sedikit berbisik di telinga Ryujin.

"Hng..."

"Atau mau pulang? Gue anterin hayuk, daripada disini."

"Diem lo, Jen." Ujar Ryujin yang matanya masih terpejam.

Jeno tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia memilih diam alih-alih memaksa gadis itu untuk izin pulang karena sakit. Ia menyampirkan hoodie abunya di bahu Ryujin, takut gadis itu kedinginan karena AC ruangan.

"Yaudah tidur aja lo, kalau ada guru gue bangunin."

Yang terdengar hanya dehaman Ryujin. Lalu Jeno kembali menjelajah akun sosial medianya.

Di barisan paling depan, Heejin sedang mengisi latihan soal kimia. Sementara di sampingnya, ada Jaemin yang sedang diam bingung harus ngapain lagi. Alias dia gabut.

Sejujurnya, setelah acara permintamaafan itu, hanya awkward yang terjadi antara ia dan teman sebangkunya. Mungkin, Heejin telah menerima maafnya, namun tidak untuk melupakan semua yang Jaemin lakukan. Jaemin hanya malu. Itu saja. Tapi jika tidak menuruti perkataan Minju kala itu, suasana akan lebih keruh.

"Boleh gue minjem pensil?" Tanya Jaemin basa-basi.

"Yang kamu pegang kan pesil, Jaemin."

Jaemin mengerjap perlahan, lalu melirik apa yang ia pegang. Pensil.

Bodoh sekali dirinya.

Jaemin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sembari terkekeh pelan. "Maksud gue, stabilo."

Heejin menghela napas dalam. "Aku udah maafin kamu, Jaem. Gausah bertingkah gaenakan lagi,"

"Kata maaf gak cukup kayanya. Gue masih merasa bersalah sama lo!"

"Emang!"

Jaemin terhenyak, ia mulai merutuki dirinya sendiri.

"Kita—kan udah maafan, udah ya gausah dibahas lagi." Ujar Heejin pelan. "Kalau kamu gak suka aku jangan ganggu aku lagi, biarin aku berjuang buat lelaki yang aku suka."

Jaemin sedikit tertawa. "Gak nyangka, seorang Jeon Heejin memperjuangkan lelaki. Gue kira lo memperjuangkan nilai doang?!"

"Apasih, Jaemin!!"

"Seungmin yaa?" ucap Jaemin dengan nada menggoda.

Heejin langsung membekap mulut lelaki itu sambil melotot padanya. "Berisik, ntar ada yang denger!"

"Hahahaha lucu juga lo suka sama dia, gue dukung dehhh!" kata Jaemin.

Heejin memajukan bibirnya. "Serius mau dukung?"

Jaemin mengangkat alisnya. "Lo mau gue bantu?"

"Emang bisa?" Tanya balik Heejin, setelah itu ia menggeleng. "Jangan deh, dia gak mau pacaran."

"Mencintai tidak harus memiliki." Kata Jaemin sambil menerbitkan senyumannya. "Gausah pacaran. Bikin aja dia suka sama lo!"

"Caranya???"

 Class || 00line-01line ✔️ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang