"Karinong! Gue pinjem topi lo boleh ya!" kata Hyunjin sambil duduk di bangku Seungmin. Karina lagi pake liptintnya jadi menoleh kesal pada cowok berambut gondrong ini.
"Gue cuman punya satu,"
"Lo pura-pura sakit aja, topinya pinjemin ke gue."
Karina memukul paha Hyunjin cukup keras, aktivitasnya untuk dandan terjeda gara-gara si kunyuk Hyunjin ini. "Kenapa lo aja yang pura-pura, hmm?" kata cewek itu sambil nyubit keras lengan atas Hyunjin.
"Aaww, sakit buset." ringis Hyunjin sambil mengusap usap lengannya. "Gue bakal ketahuan kalau pura-pura sakit, Rin... kasihanilah gue, sahabatmu!"
"Gak ah, pinjem aja sana ke yang lain. Kenapa harus ke gue sih? Nyusahin."
"Ayolaaahhh, nanti gue dihukum suruh baris di depan sama Bu Irene,"
"Lo berharap gue berkorban buat lo? Tentu saja tidakkk saudara Hwang Hyunjin. Minggir, gue mau ke lapangan. Bye!"
Hyunjin menahan tangan Karina, "Rin, seenggaknya pinjemin gue duit dulu lah buat beli topi baru di kopsis."
Jelas Karina tergelak bukan main. "Lo gembel banget sih, Jin?"
"Gue gak di kasih jajan sama nyokap, gara-gara matahin pintu freezer pas malem," Hyunjin masang muka melas.
Karina tertawa lagi, kali ini lebih keras dan juga sambil memukul-mukul cowok itu.
"Gak ada waktu buat ketawa. Bantuin gue lah, Rin Ya Allah..."
Karina merogoh saku roknya dan mengeluarkan uang selembar dua puluh ribu. "Kembaliannya ambil aja, buat jajan. Kasian banget sih lo," ujar Karina seraya menepukan tangannya diatas kepala Hyunjin.
Hyunjin terharu, dia menelentangkan tangannya bersiap untuk memeluk Karina, namun cewek itu menghindar. "Mau apa lo?!"
"Peluk."
"Dih najis. Mau diseret Heejin kita ke ruang BK?"
Hyunjin menggaruk tengkuknya, bodohnya dia gak sadar apa masih ada di lingkungan sekolah.
"Sana beli topi nya,"
"Makasih banyak Karina, kalau gue udah dapet jatah jajan lagi, gue gantiin duitnya. Janji."
"Gausah, apaan sih dua puluh rebu doang,"
"Yaudah. Next time gue ajak lo makan ya, harus mau!"
"Kalau itu sih ayok gass!" ucap Karina.
"Guys cepetan ke lapangan, upacara mau di mulai 10 menit lagi!" suara Renjun mengintrupsi.
"Na? Nakyung?" panggil Haechan pada teman sebangkunya, Nakyung yang lagi ngaca di ponsel menoleh cepat. "Pakein gue dasi dong," lanjut Haechan.
"Sini,"
Haechan berdiri tepat dihadapan cewek itu, sementara Nakyung fokus memakaikan Haechan dasi.
"Yang rapi yaa,"
"Iyee!!"
"Ni lagi apa sih? Bukannya buruan ke lapangan!" Renjun datang menghampiri dengan suara tegas.
"Lo gak liat, pura-pura gak liat, atau lo buta? Gue lagi pakein Haechan dasi. Sabar elah!"
Renjun melihat tangan Nakyung di dada Haechan kenapa jadi panas? Padahal mereka kan cuman temenan.
"Ahh sini gue aja yang pakein," Renjun mengambil alih dasi Haechan lalu mendorong bahu Nakyung agar minggir. "Lo cepet ke lapangan sana!"
"Dihh amit-amit jabang bayi, jadi cowok kasar banget." gerutu Nakyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Class || 00line-01line ✔️ [SEGERA TERBIT]
FanficPenghuni kelas MIPA 5 dengan berbagai karakter. Cerita ini di tulis oleh seorang author yg sok-sokan gabut padahal banyak tugas mepet deadline Rank #1 00line 25-1-2024 #1 01line 29-1-2024 #1 NCT 11-10-2022 #1 Minju 8-10-2022 #1 Heeseung 1-11-2022 #...