52. Drama

966 154 24
                                    


"Gak kerasaaaa bentar lagi ujian kenaikan kelas, ujian praktek, ujian masuk kelas unggulan. Hadeuhhh lieur sirah aing!!!" gerutu Haechan yang sedang merapikan buku tulis dan beberapa kertas hasil kotretan matematika. Fyi, untuk naik ke kelas 12 nanti, sistem sekolah ini akan diadakannya seleksi sesuai kemampuan murid. 20 orang yang bisa meraih skor tertinggi akan dimasukan ke dalam kelas unggulan.

Lelaki yang tadi ngomong itu mengacak rambutnya, dia makin merasa sederajat sama Jerome Polin, karena sudah mengerjakan soal matematika sendiri tanpa bantuan teman ataupun google.

Haechan memang nakal dan freak, tapi otaknya jangan di anggap remeh. Sebenarnya Haechan kalau serius dikit tuh bisa nembus ke tiga besar, cuman yaaa males aja. Bahkan, nilai dia di bawah lima puluh tuh bukan karena dia gabisa jawab, cuman mager nulis doang dan memilih tidur di sisa waktu ujiannya.

"Udah, Chan?" kata teman sebangkunya.

Haechan mengangguk. "Udah nih, gilaa aja gue ngerjain 20 soal beress jugaa. Dasar si Sowon!"

Nakyung mencolok pipi bulat Haechan dengan telunjuknya. "Gaboleh gitu, guru kita itu!"

"Hahaha iye iye. Gabisa bayangin gimana nanti suaminya Bu Sowon. Semoga dapet yang penyabar yess!"

"Kalau dapet yang maung juga haha?' ujar Nakyung.

"Wasalammm!" kata Haechan, lalu bangkit dari duduknya. "Jeno! Hyunjin! Felix! Udah belom? Gue ngumpulin duluan nih."

Felix yang lagi main hp mengangkat kepalanya. Lalu menoleh pada gadis yang sedang menulis di sampingnya. Lia. Iya, cewek itu yang nulis jawaban punya Felix. Kok mau sih?

Karena Felix bakal ngeborong salad buah dagangan Lia sebagai gantinya.

Ya udah... Gass aja. Lagian cuman nulis. Jawaban tinggal salin.

"Dah belom, Li?"

"Belom anjir baru nomor dua belas. Lo tau kan matematika tuh soal nya gak sampe sebaris, tapi jawabannya se lembar!"

Felix terkekeh. "Iya-iya." ucap Felix. "Lo duluan ajaaaa, Chan!!"

Sementara Hyunjin dia lagi nulis di belakang sendiri. "IYA BENTAR CHAN TUNGGUIN GUE!"

"Duluan ajaa, Chan. Gue belum beres memahami!" Disisi lain, ada Jeno yang udah beres. Tapi cara pengerjaannya dia tanya ke Minju. Jangan lupakan, gadis itu pandai matematika.

"Kok bisa 20?" tanya Jeno.

"Yaaa itu di atasnya lima kali empat berapa? Dua puluh!"

Jeno mengangguk paham. "Ahhhh!!"
Setidaknya walaupun dia nyontek, dia juga mau paham.

"Udah? Ada yang mau di tanya lagi gak?" Minju hendak berdiri dari bangku sebelah Jeno, namun cowok itu menarik paksa lengan Minju agar diam disini dulu.

"Diem dulu disini, temenin gue. Sekalian nanti anter gue ngumpulin juga."

"Yaudah!"

Jeno lanjut membaca jawabannya sambil memahami, sementara Minju yang duduk disebelahnya lagi scroll tiktok, sesekali dia sedikit memekik ketika biasnya muncul di fyp. "Aissshh ganteng banget,"

"Ju?"

"Hmm?"

"Lo lagi deket sama Heeseung ya?"

"Hmm...? Deket."

Jeno menegakkan badannya sembari menoleh pada gadis di sampingnya yang masih sibuk menatap ponsel pintarnya itu.

"Kan sebangku," lanjut Minju.

"Maksud gue lebih dari itu loh! Kaya—pdkt?"

"Hah? Gak tau. Tanya aja Heeseung!" jawab Minju acuh.

"Kok Heeseung sih? Kan gue nanya elu Minju!"

 Class || 00line-01line ✔️ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang