15: Temporary Fix

6 1 0
                                    

CHAPTER 15: Temporary Fix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 15: Temporary Fix


     "Wait, are you sure?" Athalia masih tidak percaya dengan perkataan lelaki itu, sambil tertawa. Malam itu, kedua manusia yang dipertemukan di tempat sederhana menjadi saksi bisu keduanya. Seorang perempuan yang bisa tertawa lepas sejak dirinya mengurung niatan untuk tersenyum dan seseorang lelaki yang dulunya hanya bisa fokus dengan pekerjaannya sekarang tertawa lepas, melepas beban pikirannya sejenak.


"Memang saya pernah berbohong?" Jawab Langit juga sama-sama tertawa. "Memang apa enaknya? Saya yakin itu tidak sehat."


"Mana ada, lo harus fix coba yang mesti lewat depan gang-gang rumah, beneran nasi goreng itu yang dabest, sungguh, Michelin Chef pun bakalan kalah," Jawab Athalia. Langit yang akhirnya tersenyum dan menganggukan kepala mengambil es teh yang dipesannya tadi.


Jujur, Langit juga terkejut saat dirinya diturunkan oleh ketiga temannya di depan kedai ini, kedai bakso yang dekat dengan café milik Athalia itu menjadi tempat pertemuan mereka. Langit hampir tidak akan mempercayai ketiga temannya itu yang sudah membohongi dirinya karena ia pikir perempuan itu akan memilih makanan yang tidak murah.


Taunya, ketiga perintilannya berhasil mendatang Athalia Ledger ketempat ini. Lebih kagetnya lagi, perempuan itu kelihatannya sudah terbiasa duduk disini dan memesan seporsi bakso yang bahkan Langit tidak pernah makan. Seaakan memang perempuan itu sering datang ketempat ini.


"So that means there's another meeting like this?" Langit bertanya membuat perempuan itu terhenti sebentar dan menganggukan kepala.


"Gue gak masalah, asal lo berhenti ngirim hadiah, gue capek ngasihnya ke orang."


Langit merenggut dengan pernyataan Athlia dan akhirnya bertanya, "Saya tidak mempermasalahan jika anda memberikan ke orang, apa anda tidak mengerti perjuangan saya untuk mengajak anda keluar?"


"Itu caramu mengajak perempuan keluar?" Tawa Athalia dengan keras, gila darimana dia mendapat ide itu akan berhasil untuk dirinya.


"Betul. Anda orang pertama yang sudah menolak semua itu," Langit mendengus dengan kesal, "Saya hampir pasrah mengajak anda untuk berbicara."


"Pasrah? That's a first," Athalia menjawab dengan geli, "Baru mencoba beberapa kali aja kok sudah pasrah. Since when?"


"Sejak, anda menjadi pusat perhatian di pikiran saya," Athalia yang mendengar penyataan tersebut, menatap lelaki itu dengan perlahan.

Langit Samudra | Lee Jeno lokal auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang