23: A Night to Remember

7 1 0
                                    

23: A Night to Remember

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23: A Night to Remember


"Adek mau kemana kok sudah rapi aja?" Athalia yang menoleh kearah suara lelaki di rumah itu dan tentu kakak pertamanya yang baru pulang kerja mendatangi adiknya yang sudah rapi menggunakan baju pergi.


"Ah... adik diundang ke acara."


"Sama siapa, acara apa? Kenapa kok baru bilang sekarang?" Jeffery menghampiri adiknya yang terdiam dan melihat kearah kakaknya dengan senyuman manis.


"Kan adik, sudah bilang, besok adik ada acara."


"Iya, tapi kakak pikir acara biasa, ini adek dress-up kayak gini sama dengan sudah siap mau dugem." Kakak lelakinya melihat cara pakaian Athalia yang memang sedikit fancy.


"Hm... a party? Tapi ya gak ke club kak..." Jawab Athalia dengan serius, "Lagipula adik bukan anak kecil lagi, tau kan?"


"I know, tapi selama kakak masih disini, kakak juga berhak menjaga adik kakak sendiri. Jadi, where are you exactly going?" Lelaki itu tetap kekeh bertanya dengan adiknya. Membuat Athalia pasrah dan menyerah.


"Jevano invited me to a party."


"Siapa itu?"


"Jevano Wiratama, yang punya Wiratama Group, temannya Langit."


"Enggak boleh." Jeffery melanggar adiknya untuk pergi, tapi Athalia melihat kearah kakaknya dengan tidak percaya.


"Kakak gaada hak untuk melanggar adik buat pergi kak, I'm not a kid anymore!"


"Yes, tapi kakak punya hak untuk melarang kamu untuk pergi karena kamu pergi sama orang yang gak dikenal dek..."


"Aku kenal sama Langit."


"Iya dan kakak enggak." Jeffery menatap adiknya dan menepuk pundak nya dengan halus, "Kakak disini memang gak pernah ngelarang, gak kayak Mikael, tapi kalau kakak sudah bilang enggak, jangan dibantah."


"Kakak aja biarin aku sama Laskar, tapi kenapa Langit gak boleh?"


Langit Samudra | Lee Jeno lokal auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang