17: Di Mcdonalds jam 2 pagi sambil beli happy meal

6 1 0
                                    

CHAPTER 17: Di Mcdonalds jam 2 pagi sambil beli happy meal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 17: Di Mcdonalds jam 2 pagi sambil beli happy meal


"Langit?" Athalia menatap lelaki yang sedang duduk di salah satu ujung café milik Athalia. Dirinya sudah dari pagi disibukan dengan orderan bunga yang banyak, tidak mengerti kenapa semua bunganya sudah dipesan hari ini.


Pukul 10 pagi bunganya sudah habis terjual dan dirinya menutup toko bunganya karena stock nya sudah tidak memenuhi untuk hari ini.


"Tumben kesini, bukannya kamu gak suka tempat ini?" Athalia menatap laki itu yang sedang duduk nyaman di tempatnya sambil membaca sesuatu di ipadnya. Langit yang dibalut dengan Jas Armani puluhan juta sedang duduk dengan santai di café.


"Athalia, good afternoon," Langit meletekan ipadnya dan menatap perempuan itu dengan senyuman, setelah dirinya dan Langit mulai berbicara bersama pada malam itu, mereka tidak pernah berhenti, Langit meminta nomer Athalia pada malam itu dan mereka mulai berbicara, bahkan kalian tidak harus kaget jika melihat isi chat mereka yang mulai aneh. Dimulai dengan ucapan selamat pagi dan diselesaikan dengan pertanyaan random Athalia.


Karyawan di situ pun juga tidak kaget melihat bos mereka yang sesekali tertawa membaca isi chat miliknya, pertama mereka memikirkan itu pesan dari keluarganya tapi senyumannya beda – sangat berbeda. Apalagi, setelah melihat kiriman bunga dari orang yang tidak dikenal, yang ternayta dikirimkan oleh lelaki yang duduk di depan Athalia. Lama-lama toko bunga Athalia bisa kalah dengan Langit yang sering mengiriminya bunga.


"Did you eat?" Langit bertanya, "Aku melihat mu dari tadi pagi dan kamu terlihat belum istirahat sama sekali."


"Yeah, hari ini sangat sibuk, banyak banget yang pesen bunga bahkan sampai habis," Athalia tertawa, "Jujur aku sendiri kurang tau, siapa yang membeli segitu banyaknya bunga, tapi aku juga tidak complain, and I hope they really like my flowers."


"That's good," Langit menganggukan kepalanya, "Sini duduk dulu, kamu sudah selesai kan dengan bunga mu? Bagaimana jika kamu duduk dan istirahat."


"Thanks, tapi aku masih ada kerjaan di café juga, dan –"


"Duduk." Langit tiba-tiba memintah, "Aku membeli segitu banyak bunga supaya kamu dapat duduk dan istirahat," Athalia yang menatap lelaki itu dengan tidak percaya hanya mematung di tempat. Dia yang pesen segitu banyak bunga, batin Athalia.


"Kenapa segitu banyaknya bunga? Why did you do that?" Athalia menatap lelaki itu.


Langit Samudra | Lee Jeno lokal auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang