22: Big Baby

7 1 0
                                    

CHAPTER 22: Big Baby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 22: Big Baby

"You look like a zombie," Sebuah komen dilontarkan, membuat Athalia menatap kearah suara familiar. Seseorang yang sudah daritadi masuk ke dalam cafe milik Athalia memperhatikan perempuan itu 


"You – you need to stop appearing in my café mister, and get myself in trouble," perempuan itu menatap lelaki yang sudah duduk di tempatnya sambil meminum segelas kopi hitam yang pahit.


"Why? Emang kamu tidak ingin tempat mu mendapatkan customer, seperti diriku?"


"I think I can live without having to see you every day," perempuan itu mendengus dengan kecil.


"Rude."


Perempuan itu tersenyum sebelum dirinya meletakan sepotong kue yang sudah ia panggang tadi pagi, sebuah kue cokelat. Siapa yang sangka, seorang CEO sebuah company besar ternyata memiliki sweet tooth.


"Pelan-pelan makannya git..." Perempuan itu menatap lelaki yang menyantap kue bikinannya seperti anak kecil yang dapet permen. Lucu, mirip kayak laskar, batin Athalia.


"Right, gimana with your brothers in the end?" Langit menatap Athalia yang langsung melirik kearah lelaki itu dengan sinis.


"Kamu mau aku badmood seharian lagi?"


"No, but aku disini sekarang, masa iya mau badmood?" Langit tersenyum membuat perempuan itu hanya menggelengkan kepalanya dan menghela nafas, "Gak ada perubahan, Kak Mikael masih gamau ngomong sama aku..."


Sejak kejadian beberapa hari yang lalu, Mikael benar- benar tidak mengajak adiknya untuk berbicara, dan itu membuat adiknya gelisah. Athalia tidak pernah melihat Mikael benar-benar kecewa dengan dirinya seperti ini. Di satu sisi, dia ingin sekali pergi dan meminta maaf kepada Mikael dan berjanji untuk tidak bertemu Langit sama sekali. Tapi di sisi lain, dirinya tidak bisa melepaskan Langit begitu saja.


Seperti sebuah mimpi yang sangat susah untuk dicapai, bagaimana perempuan itu rela kehilangan seseorang yang sama persis dengan Laskar. Jujur, di hati Athalia, ini semua terasa seperti sebuah mimpi yang tidak terduga, bagaimana tidak? Seseorang yang sangat ia cintai tiba-tiba muncul dihadapannya utuh dan sehat. Itu membuat dirinya ingin mencari tau tentang semuanya.


Tapi Athalia tidak melakukan itu, ia takut. Jujur dalam hatinya, perempuan itu takut jika suatu hari dirinya harus tertampar sebuah fakta yang mengejutkan dirinya tidak dapat menahan itu semua.

Langit Samudra | Lee Jeno lokal auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang