26: What he meant for her

5 1 0
                                    

CHAPTER 26: What he meant for her

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 26: What he meant for her


"Athalia, akhirnya kamu – ADUH... Hey – what – thal, Woi jangan dipukul -woi !" perempuan yang gerudukan masuk keruangan VVIP melangsungkan aski memukul lelaki yang kasian terbaring di tempat tidur itu.


"Kamu itu! Bisa-bisanya main balapan... sudah gak bisa kok –"


"Aduh... ini aku orang sakit lo masa iya mau kamu pukul terus?"


"Langit Samudra."


"Kenapa, sayang?" Athalia yang tiba-tiba berhenti di tempatnya kaget dengan sebutan yang barusan dilontarkan dari mulut lelaki itu, membuatnya dirinya berhenti.


"Lo mau mati ditangan gue hah?" Perempuan itu yang siap-siap ingin memukul lelaki itu, sebelum tangannya ditarik oleh seseorang. Jeffery yang menarik lengan adiknya yang pasrah itu tertawa sedikit sambil menepuk bahu adiknya.


"Barusan tadi kamu marah-marah ke kakak karena kejadian ini," Jeffery bercerita membuat perempuan itu terdiam di tempatnya sambil menatap sinis kakaknya untuk tidak melanjutkan perkataan selanjutnya, "kamu tadi khawatir banget, malah sekarang dipukul anaknya, kakak bawa kamu pulang lagi aja –"


"KAKAK DIEM!"


Tawa renyah datang dari belakang kakak beradik itu. Langit yang menyaksikan keduanya bertengkar membuatnya tersenyum dengan hangat, begitu ya kalau punya saudara?, batin lelaki itu, seru juga kalau ada orang yang bisa dicengin gitu.


"Lucu. It's funny to see you worrying about me, Thal." Langit berkata membuat perempuan itu kembali menatap lelaki yang terbaring. Sejujurnya Langit tidak mengalami luka berat, mungkin sedikit tergores membutuhkan sedikit betadine aja, tapi melihat perempuan di depannya menatap dengan khawatir, bisa lah untuk jiwa aktornya mulai.


Langit yang tadi tersenyum manis tiba-tiba merengut menunjukan tangannya yang diperban – request dari dirinya untuk mengibul perempuan di depannya.


"Aduh... thal ini sakit sungguhan lo, "perempuan itu yang tadinya ingin mengomel akhirnya duduk disebelah lelaki itu. Jeffery yang hanya menatap kearah keduanya hanya menggelengkan kepala sebelum mengacungkan jempol ke lelaki yang terbaring dengan senyuman kecil sebelum keluar.


Lagipula, bagaimana pun takdir emang sudah berkata, bahkan sekalipun mirip, tetep tidak bisa dipisah.

Langit Samudra | Lee Jeno lokal auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang