Happy reading....
And don't forget to vote and comment 🤗❤
Matahari sudah datang untuk menyinari semua isi bumi. Hari sudah menunjukkan jam enam lewat lima menit.
Gadis yang masih setia berguling di atas kasur itu, namun matanya sudah terbuka sempurna. Gadis itu menatap langit-langit kamarnya yang tidak ada hal yang menarik di sana, hanya ada plafon yang terdapat di sana yang di cat berwarna biru muda hanya polos.
Terdengar gadis itu mendengus pelan. Rasanya sangat malas untuk bangun dari atas kasurnya itu. Terlebih lagi ia harus mandi di pagi hari yang dingin ini.
Sangat malas rasanya.
Mengingat jika hari ini baru hari selasa, yang artinya hari minggu libur masih lama. Talita lagi-lagi mendengus pelan.
"Kalau ngelamun aja gak akan ada habisnya. Seharusnya terima nasib aja deh," ucapnya kemudian bangun dari acara tidurannya.
Dengan rasa malas, Talita berjalan ke arah lemarinya. Saat lemarinya terbuka dengan sempurna, ia mengambil handuknya yang di simpannya di dalam sana.
Senyuman langsung terbit di wajah cantiknya kala tangannya mengambil handuk yang bergambar winnie the pooh tergambar di sana dan handuk itu yang berwarna orange.
Itu handuk yang baru ia beli tiga hari yang lalu, saat ia sedang ikut bibi Isah ke pasar untuk berbelanja kebutuhan memasak.
Flashback on
Talita yang sedang menuruni tangga melihat sosok bibi Isah yang akan keluar dengan membawa satu kantong hitam di tangannya.
Dengan rasa penasarannya, Talita memanggil bibi Isah.
"Bibi mau ke mana?" tanya Talita.
Bibi Isah yang mendengar suara putri majikannya itu menoleh ke arah belakangnya. Di sana ia melihat sosok gadis mungil itu berjalan ke arahnya.
Bibi Isah tersenyum. Ia kemudian mengangkat kantong hitam yang ada di tangannya.
"Bibi mau berikan buah ini kepada pak Idan, Non... Disuruh sama Nyonya," ucap bibi Isah sopan.
Talita mengangguk, rasa penasarannya sudah terjawab ternyata kantong hitam yang mampu menarik perhatiannya tadi sehingga ia merasa penasaran ternyata isinya hanya buah-buahan.
"Terus setelah itu Bibi mau ke mana?" tanya Talita lagi.
"Setelah itu Bibi mau ke pasar Non. Mau belanja bahan untuk memasak," jawab bibi Isah.
Mendengar kata pasar, mata Talita langsung berbinar. Pasar? Pasti seru kalau ia pergi ke pasar. Pasar itu kan ramai, dan ia juga belum pernah sekalipun pergi ke pasar. Pasti menyenangkan jika ia ikut, pikir Talita.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKATA
Teen FictionSaka dan Talita saling mencintai, namun semuanya seolah memaksa mereka untuk berpisah. "Kita bisa melawan mereka yang nggak suka kita, Ta. Tapi, kita nggak bisa melawan yang mana takdir, Tuhan." - Saka Rain Al Lesmana "Tapi kamu pernah janji sama...