Chapter 23

6 0 0
                                    

"Saya tidak mau tau, rencana kali ini harus berhasil! Jika kali ini gagal lagi! Kalian akan tau sendiri akibatnya!" marah seorang pria tua kepada dua orang pemuda di hadapannya. Kedua pemuda itu hanya terdiam saja. Bahkan ketika pria tua itu mencaci maki mereka, tetapi dua pemuda itu tetap tak bisa melawan. Keduanya hanya bisa pasrah ketika mendapatkan marahan dari pria itu, karena memang kesalahan mereka sendiri yang tak bisa menyelesaikan tugas yang diperintahkan dengan benar.

"Iya Om, kita janji kali ini akan lebih berusaha lagi. Om tenang aja," ucap salah satu pemuda itu. Yang tidak dihiraukan oleh yang dipanggil Om itu.

Pria tua itu kemudian pergi meninggalkan keduanya tanpa kata apapun.

Salah satu dari pemuda itu menghempaskan tubuhnya di atas Sofa.

"Harus dengan cara gimana lagi? Gue udah kehabisan akal, El!" pemuda itu terlihat sudah sangat lelah. Ia memijitkan keningnya yang rasanya sangat teramat pening.

"Lo kira cuma lo doang! Kepala gue rasanya mau pecah! Bisa abis kita kalau kali ini ngecewain Om lagi!" ujar pemuda satunya prustasi. Ia menjambak rambutnya sendiri kuat. Ia kemudian ikut menghempaskan tubuhnya di sofa di samping temannya itu.

***

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan di pintu kamarnya terdengar. Talita yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya menghentikan kegiatannya itu, ia berjalan untuk membukakan pintu.

Ceklek...

Pintu kamarnya dibukanya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah seorang gadis cantik yang tingginya melebihi dirinya.

"Kak Vina," gumamnya. Ia dibuat terkejut dengan kedatangan saudara sepupunya itu ke kamarnya. Vina tersenyum manis di sana. Ia mencubit pipi chubby milik adik sepupunya itu.

"Emang Kak Vina setan gitu? Sampe kamu kaget banget liatin Kakak," ujar Vina terkekeh geli di sana. Adik sepupunya itu benar-benar sangat lucu baginya.

Talita tertegun di sana. Ia sedang tidak bermimpi kan, jika saudaranya itu mencubit pipinya tadi? Ia yang tak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu selama ini dari keluarganya, membuat perasaannya terasa sangat bahagia sekali saat ini.

"Nah kan malah jadi bengong lagi," lagi dan lagi Vina dengan perasaan gemasnya mencubit pipi chubby Talita lagi.

"Om David suruh Kak Vina buat jemput kamu ke kamar. Udah waktunya makan malam. Ayo kita makan, semua orang udah nungguin kita di bawah," ucap Vina memberitahu kan tujuannya menghampiri Talita tadi.

Talita mengangguk."Iya Kak, tapi Kak Vina duluan aja ya. Soalnya Tata mau beresin buku-buku Tata dulu."

"Nggak bisa. Kita harus barengan turunnya. Yaudah, ayo kita beresin sama-sama dulu bukunya!" tak menerima alasan apapun itu. Vina tetap akan turun bersama dengan Talita. Tiba-tiba Vina menarik tangan Talita untuk masuk ke dalam kamar milik Talita. Ia akan membantu adiknya itu membereskan buku-bukunya.

***

"Mama tadi masakin lauk kesukaan kamu loh. Ayam rendang sama ayam goreng makanan favorit kamu banget kan?" ucap Siyra kepada putranya itu.

"Mama benar banget, ayam rendang sama ayam goreng itu favoritnya Saka banget. Apalagi kalau yang masaknya itu Mama, Saka suka pake banget," sahut Saka.

SAKATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang