Benar saja apa yang dikatakan oleh Saka kekasihnya tadi pagi. Hari ini ia akan diantar jemput oleh Gery, sahabat dari kekasihnya.
Langit sore hari ini mendung. Bagaimana tidak mendung? Jika hujan baru saja berhenti beberapa menit yang lalu.
Hujan yang datang tiba-tiba, di saat tadi Talita dan Gery tengah diperjalanan menuju pulang ke rumah. Untung saja tak jauh dari posisi mereka yang kehujanan terdapat halte yang terletak sekitar sepuluh meter di depan sana.
Dengan terus menarik gas motornya, Gery tepat memberhentikan motornya tepat di depan halte.
Keduanya akhirnya harus menunggu di sana. Berteduh dan menunggu hujan berhenti. Dan keduanya sama-sama berharap agar hujan ini tak berangsur lama.
Karna jujur keduanya sudah tak sanggup dengan dinginnya cuaca yang menyerang sekujur tubuh mereka.
Talita dengan seragam sekolahnya yang rok hanya sebatas lutut dan baju seragam yang hanya sebatas lengan tangannya. Talita memejamkan matanya kala rasa dingin itu menerjang kulitnya. Kedua tangannya yang digerakannya untuk memeluk dirinya sendiri. Gadis itu menggigil kedinginan di sana.
Talita membuka matanya ketika ada sesuatu yang terasa hangat menyelimutinya. Talita menatap ke arah sampingnya di sana Gery duduk sedikit jauh darinya. Dan pemuda itu terlihat sedang sibuk memakai jaket ditubuhnya.
"Pake jaketnya Ta biar gak dingin." Gery sedikit berteriak karna suara derasnya hujan yang membuat suaranya tak akan terdengar jelas.
Talita menurunkan pandangannya dan benar saja jaket berwarna coklat muda tersampir dibahunya.
"Pake aja gak usah dibalikin, kalau pun lo mau balikin ya lo balikin aja ke cowok lo."
Talita selesai memakai jaketnya. Sedikit kebesaran ditubuhnya. Ia mengerutkan keningnya, punya kekasihnya? Jaket ini milik kekasihnya?
"Itu jaket punya Saka. Gue kemarin mampir ke rumah dia main. Waktu gue mau pulang, cuacanya mendung banget kayak mau hujan, sampe Saka kasih pinjem jaketnya-" seperti mengerti dengan kebingungan gadis itu, Gery bercerita tanpa dimintanya. Sedikit jeda sebelum ia melanjutkan kalimat ucapannya.
"Sebenarnya gue mau kasih balik jaketnya sih tadi di sekolah tapi tuh anak malah ngabarin kalau dia sakit terus gak masuk sekolah," lanjut pemuda itu. Ia menatap lurus arah depan sana ke arah jalan aspal yang basah karna air hujan yang turun tiada henti sejak beberapa menit yang lalu.
Talita hanya mengangguk saja. Bukannya malas untuk menanggapi cerita pemuda itu tapi ia hanya sudah terlalu lemas untuk berbicara sekalipun.
Hujan sudah berhenti sejak dua menit yang lalu. Namun langit masih terlihat mendung gelap. Setelah menunggu beberapa menit, takutnya hujan akan kembali turun dan akhirnya dua remaja berbeda jenis itu pada akhirnya melanjutkan perjalanan pulang mereka setelah hampir satu jam mereka harus menunggu hujan reda di halte itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKATA
Teen FictionSaka dan Talita saling mencintai, namun semuanya seolah memaksa mereka untuk berpisah. "Kita bisa melawan mereka yang nggak suka kita, Ta. Tapi, kita nggak bisa melawan yang mana takdir, Tuhan." - Saka Rain Al Lesmana "Tapi kamu pernah janji sama...