Chapter 7

15 5 0
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya🤗❤

Selamat membaca....

Talita gadis itu meringkukkan tubuhnya di atas kasurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Talita gadis itu meringkukkan tubuhnya di atas kasurnya. Gadis itu berharap dengan ia meringkukkan tubuhnya seperti itu, dapat mengurangi rasa sakit pada perutnya.

Perutnya benar-benar sangat sakit. Dari kemarin siang hingga semalaman tadi dan hingga pagi ini, perutnya belum sama sekali di isi dengan makanan apa-apa.

Dirinya ingat terakhir makanan masuk di perutnya itu pagi hari kemarin, di saat dia sebelum berangkat sekolah dan itu pun ia hanya memakan dua potong roti saja.

Perkataan David yang mengucapkan bahwa ia akan mengurung sang putri itu ternyata bukan caranya untuk mengancam saja, namun David benar-benar melakukannya.

Setelah ia keluar dari kamar putrinya malam tadi, dan saat itu juga ia langsung mengunci pintu kamar itu dari luar.

Tanpa memikirkan keadaan sang putri di dalam sana yang sedang dalam keadaan perut kosong, dengan teganya David sama sekali tidak memberikan makanan pada sang putri semalaman itu.

"Argh... Sakit!" erangnya merasakan rasa sakit yang luar biasa pada perutnya.

Talita dengan bersusah payah berusaha untuk bangun dari keterbaringannya. Talita meringis berkali-kali kala rasa sakit di perutnya semakin menimbulkan rasa sakit yang teramat di saat ia melakukan pergerakan sedikit saja.

Talita menurunkan kakinya dari atas kasurnya. Talita dengan berpegangan pada nakasnya di samping tempat tidurnya itu mencoba untuk menjadikan nakas itu jadi pegangannya agar ia bisa berdiri.

Setelah berhasil untuk berdiri dengan berpegangan pada nakas itu, Talita dengan langkah yang tertatih-tatih mencoba berjalan menuju lemarinya.

Perlahan tapi pasti Talita berhasil untuk sampai ke depan lemari itu. Dengan tangan yang gemetar, gadis itu menarik pintu lemari itu hingga akhirnya lemari itu terbuka.

Matanya berbinar kala di dalam lemari sana ada satu bungkus roti yang terkapar di atas tumpukkan baju.

Tangan mungilnya mengambil roti bungkusan itu. Ia melihat tanggal exp pada bungkusan roti itu.

Ia tersenyum tipis kala roti itu ternyata masih bisa untuk di makan.

Tubuhnya ia jatuhkan begitu saja di lantai. Ia terduduk di lantai yang dingin itu dengan bersandar pada lemari itu.

Tangannya dengan gemetar menyobek bungkusan pada roti itu. Dan setelah bungkusan itu terbuka, ia dengan lahapnya langsung memakan roti itu gigitan demi gigitan.

Sepasang suami istri sedang menikmati acara sarapan pagi mereka di sana. Tanpa merasa bersalah atau memikirkan keadaan sang putri yang masih mereka kurung di dalam kamar.

"Yah, anak itu tidak diberi makanan?" ucap Ayla di sela-sela makannya.

Sepertinya wanita itu baru menyadari bahwa sang putri masih mereka kurung hingga sekarang.

SAKATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang