Setelah dua hari Talita habiskan waktunya berhari-hari di kamar. Karena memang David sama sekali tak membukakan pintunya kalau tidak bik Isah yang mengantarkan makanan barulah pintu dibuka, tapi saat bik Isah sudah memberikan makanan pada majikan kecilnya itu maka pintu akan kembali di kunci lagi dari luar sana.
Talita hanya bisa pasrah saja. Mencoba melawan sosok David itu juga percuma, karena itu akan terkesan sia-sia.
Sosok Ayahnya itu bukanlah bandingannya.
Sekarang Talita sudah berada di depan gerbang rumahnya. Ia berdiri di sana dari kurang lebih dua menit yang lalu.
Senyuman di wajah cantiknya itu terlukis, kala seseorang yang ia tunggu-tunggu sedari tadi itu sudah ada di hadapannya dengan motor kesayangan lelaki itu.
Saat itu juga, Saka melepaskan helm full face nya. Saka langsung turun dari motornya, lelaki itu langsung membawa gadis di hadapannya itu ke dalam pelukannya.
Gadis yang ia rindukan selama tiga hari ini, ia tidak melihat gadis ini.
Ia memeluk gadis itu erat, melepaskan rasa kerinduannya beberapa hari ini tak bertemu.
"Aku kangen Ta," ucap Saka sangat pelan, bahkan terdengar seperti berbisik saja di telinga Talita.
Gadis itu tersenyum. Ia mengusap punggung lelaki yang memeluknya ini.
"Aku juga kangen sama kamu, bahkan kangen bangeet," ucap Talita jujur. Gadis itu memejamkan matanya merasakan rasa nyaman berada di dekapan sang kekasih.
"Maafin aku ya gak ngabarin kamu beberapa hari ini, hp aku rusak dibanting Ayah," ucap Talita pelan, memberitahukan yang sebenarnya terjadi.
"Hm," hanya deheman yang menjadi balasan dari Saka.
Bahkan untuk saat ini, Saka benar-benar tak ingin mengatakan apa-apa. Ia benar-benar specchless, di antara ia masih tak percaya bahwa ia akhirnya bisa bertemu kembali dengan kekasihnya itu.
Ia benar-benar takut jika ia tidak bisa bertemu lagi dengan sosok gadis itu. Pasalnya ancaman David kala itu sedikit mengganggu pikirannya, ia menjadi was-was bahwa ia tidak akan bisa bertemu lagi dengan kekasihnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKATA
Teen FictionSaka dan Talita saling mencintai, namun semuanya seolah memaksa mereka untuk berpisah. "Kita bisa melawan mereka yang nggak suka kita, Ta. Tapi, kita nggak bisa melawan yang mana takdir, Tuhan." - Saka Rain Al Lesmana "Tapi kamu pernah janji sama...