Prolog

72 10 1
                                    

"Gak usah memaksakan keadaan, Ta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak usah memaksakan keadaan, Ta. Sudah jelas kalau kita gak akan bisa bersatu," ucap Saka sebisa mungkin menahan air matanya yang kapan saja bisa luruh.

"Banyak orang yang gak suka kita, dan kita kalah Ta," ucap Saka begitu lirih. Air matanya yang sudah ia tahan mati-matian dengan begitu saja lolos. Ia terlihat lemah di depan gadis yang di cintainya itu.

"Kita gak usah dengerin apa kata orang, Ka. Kita bisa anggap mereka angin lalu, Ka!" sentak Talita. Demi apapun, Talita tak ingin hubungan keduanya berakhir. Ia sangat mencintai lelaki di hadapannya itu.

Hanya Saka di dunia ini, yang satu-satunya yang menganggap kehadirannya itu ada. Di saat semua orang membenci dirinya, bahkan kedua orang tuanya pun yang tampak tak memperdulikannya. Hanya Saka yang selalu menemaninya, bahkan di saat ia sudah berada di titik terendahnya.

"Ta... Berhenti nyakitin diri kamu sendiri. Berhenti pura-pura gak peduli sama omongan mereka. Aku tau kamu sakit kan, Ta? Sama. Aku juga sakit, Ta."

Saka menarik tubuh yang lebih kecil, ia membawanya ke dalam pelukannya. Air matanya pun semakin deras membasahi pipinya, dan begitu pula dengan gadis itu yang sudah menangis tersedu-sedu.

SAKATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang