Chapter 24

7 1 0
                                    

Seperti biasanya, Saka akan menjemput kekasihnya itu untuk berangkat sekolah bersama. Dan tidak hanya menjemput saat pagi saja tetapi ia juga akan menjemput kekasihnya itu saat waktu pulang sekolah dan mengantarkannya pulang.

Menjemput dan mengantarkan. Setiap hari Saka melakukan itu. Namun, tidak pernah ia merasakan bosan atau lelah dan sebagainya. Ia benar-benar sangat senang ketika ia melakukan itu, terlebih lagi itu semua untuk kekasihnya. Saka selalu sangat berantusias ketika ingin menjemput kekasihnya itu.

****

Seorang gadis cantik dengan seragam khas sekolah elite dan ternama itu, gadis itu berdiri tegak di depan gerbang rumah mewahnya.

Dengan senyuman manis yang terpatri indah di wajahnya. Sepertinya hari ini ia sangat berbeda sekali. Pasalnya ia tak henti-hentinya tersenyum manis seperti itu sejak ia keluar dari kamarnya dan hingga ia sarapan bersama dengan keluarganya bahkan hingga kini ia sedang menunggu kekasihnya itu.

Tetapi Talita yang seperti inilah yang diharapkan oleh orang-orang yang menyayanginya. Talita yang selalu tersenyum, Talita yang selalu semangat, Talita yang selalu ceria, Talita yang seperti inilah yang diharapkan.

Talita menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dengan masih tersenyum-senyum dirinya. Ia tak tahan, ia sangat dibuat salah tingkah pagi ini.

Masih asyik dengan kegiatannya itu. Tanpa sadar, bahwa Saka sang kekasih sudah berada dihadapannya.

Saka merasa heran melihat tingkah gadis itu di pagi-pagi hari seperti ini. Kemudian Saka terkekeh ketika mengingat sesuatu. Lelaki itu dapat menebak jika kekasihnya itu sedang salah tingkah saat ini.

Tak heran lagi jika Saka sangat memahami Talita. Dua tahun bersama menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih, dua tahun itu tidak sebentar dan ada banyak kisah yang mereka ukir bersama-sama entah itu pahit atau manis. Dalam waktu dua tahun tentu Saka sudah sangat dapat memahami sosok Talita.

"Masih sama. Salting karena apa yaa kali ini?" Saka berbicara sendiri. Lelaki itu kemudian tertawa kecil, sembari ia melangkahkan kaki untuk mendekat pada gadis itu.

"Selamat pagi tuan putri," sapa Saka ketika sudah berada tepat di depan kekasihnya itu, sangat dekat sekali dan hanya menyisahkan jarak 5CM-an saja.

Namun Talita sama sekali belum menyadari itu. Entah, apa yang tengah dipikirkan olehnya saat ini. Gadis itu masih asyik sendiri, dengan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Senang banget kayaknya, karena apa sih sayang hmm?" Saka mengusap kepala gadis itu. Dan aksinya itulah yang membuat gadis itu sadar bahwa ternyata ada seseorang selain dirinya di sana.

Talita menurunkan tangannya. Ia membuka matanya dengan perlahan-lahan. Ia membulatkan matanya ketika melihat kekasihnya itu berada tepat di depannya. Dan yang membuat dirinya malu adalah kekasihnya itu sangat terlihat sekali sedang menahan tawanya agar tak meledak.

Talita menggaruk kepala belakangnya kikuk. Ingin sekali ia menghilang saat ini juga. Ia benar-benar sangat malu.

"Kenapa gitu hmm? Malu sama aku? Ngapain malu-malu kayak sama siapa aja," Saka yang mengerti ketika melihat gerak-gerik dari kekasihnya itu.

Talita mengangguk. Benar apa yang dikatakan oleh kekasihnya itu. Harusnya ia biasa-biasa saja karena yang dihadapannya ini adalah kekasihnya bukan orang lain atau orang asing.

SAKATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang