39

281 30 0
                                    

Hai hai haii guysss

      Balik lagi dengan saya hehehe.maaff guyss lama gak up soalnya lagi mager yak mumpung lagi libur yekan ,kita harus menggunakan libur sebaik mungkin seperti salah satunya rebahan dan menghalu punya suami spek wp aamiin.

       Ciakhhh tau aku mah kalian juga pada mau hahahahah.ok gas lah langsung baca Jan lupa vote ygy .

Happy reading guyssss
....

..
...
...

   Melihat mereka masih menatapnya khawatir ia memilih membiarkan mereka berada disana dengan syarat tak melewati lantai teras.



        Amara melirik Revan ,Revan yang sedari tadi menatap kearah gerbang seakan bisa melihat langsung apa yang terjadi menoleh kearah Amara saat Amara memanggilnya lewat batin mereka yang terhubung.



      "Berubah". ucap Amara tiba-tiba membuat mereka yang berada dibelakangnya yang sedari tadi menatap gerbang was was menoleh ke Amara dan kembali menoleh ke arah suara yang berasal dari gerbang ,mereka sempat mematung mengira gerbang akan terbuka dan mereka menerobos masuk padahal jelas Amara tak akan membiarkan itu terjadi .


    'heiiiii orang gila mana yang mau mengacau disini CK ,mana bentar lagi dirumah gue mau ada acara lagi ,awas aja tu orang buat gerbang gue lecet'.



     Gerbang yang tadinya seperti besi yang berat berubah seperti cermin .Mereka kembali cengo ,seberapa hebat rumah ini bahkan sepertinya rumah orang kaya sekalipun tak seperti ini namun dalam sekejap mereka menatap khawatir ke arah Amara.

     "Marr kok Lo ubah jadi kaca gerbang nya gimana klo mereka bisa rusakin gerbangny pasti mereka bakal bisa masuk kesini woii".Liza lebih dulu mendahului yang lain yang juga ingin berbicara.

     

       "Tenang aja ,karna yang mereka lihat pun bukan gerbang kaca tapi gerbang besi yang berlapis yang tak akan mampu mereka tembus hanya dengan senjata lemah mereka,lagi pun gerbang itu tetap besi yang sulit ditembus  namun berkamuflase menjadi kaca dengan teknologi yang baru ditemukan". Jawab Amara tenang kelewat tenang menurut mereka.

     

       Perkelahian terus terjadi banyak darah dimana mana ,namun sejauh ini belum ada korban sepertinya mereka semua orang yang terlatih ,mereka hanya mendapatkan luka tapi tak satupun terlihat ingin menyerah ,ia melirik ke belakang melihat ummi ,ibu dan Nia terlihat ingin menangis ,mungkin karna hati ketiga orang itu yang sangat lembut membuat mereka menjadi orang yang perasa.



       "Berubah".Amara memberi perintah agar gerbang kembali seperti biasa ,karna tidak tega dengan tiga orang yang sedang menangis lirih itu.




       Gerbang telah kembali seperti biasa ia beralih menatap Revan yang sedari tadi berdiri bak patung ,"selesaikan dan suruh mereka ke rumah sakit dan urus keperluan mereka Disana ,gue percaya Lo Van ". Ucap Amara sambil menatap Revan yakin dan tersenyum tipis.


     
     Tak lama Revan berjalan ke arah samping rumah dan menghilang ,hanya Amara yang tau sedangkan yang lain masihsaja menatap gerbang ,Amara menghela nafas sebelum berbicara .



        " Ayo semua kita masuk sebentar lagi mereka akan pergi " Amara berjalan kearah mereka yang ada diteras lalu menuntun ibu yang masih menangis sambil mengusap punggung yang sedikit gemetar .



     Disinilah mereka sekarang diruang tamu dengan duduk melingkar di atas karpet besar dengan hidangan minuman dan makanan yang Mia bawakan.


     Amara mengambil sebuah minuman dan menyodorkan ke arah ibu nya yang sudah berhenti menangis namun wajahnya masih terlihat sembab dibalas dengan senyuman .


      " Eumm aku ..........".



...............................

Yoooo gessss sampe sini dulu yak pan kapan lagi dah heheheh.


Cieeeee yang digantung udah kek sama sidia aja digantung Mulu .hahahah canda canda

Babayygesss



Salam halu
Fiza     

  

TRANSMIGRASI TO NOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang